Kumpulan aksara sebagai jejak perjalanan menembus ruang dan waktu dalam mengeksplorasi diri dan dunia.
Minggu, 20 Desember 2020
Musikalisasi Puisi | Angin - A.A Widarta | Dinda Putri Dinata
Jumat, 11 Desember 2020
Pilkada Usai, Kembali Urus Pandemi
Sabtu, 05 Desember 2020
Tak Sekadar Asa
Jumat, 04 Desember 2020
Tawa dalam Kesempitan
"Manusia tertawa jika dia terjepit dalam situasi antara logika dan kenyataan yang berbenturan tanpa dia dapat menguasainya."
(Romo Mangun)
Ya. Hanya itu yang dapat dilakukan jika terjebak di antara dua keadaan kontras tanpa tahu harus berbuat apa untuk mengatasinya. Tertawa. Menertawakan diri dan keadaan. Sekadar penyembuhan diri dari kepeningan yang timbul atau ekspresi keputus-asaan karena tidak mampu mencarikan solusi penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.
Selasa, 01 Desember 2020
Musikalisasi Puisi | Penantian di Beranda Hati - Khairul F. Sean
PENANTIAN DI BERANDA HATI
Siang ini
Kulihat dirimu
Melintas di depan mataku
Menembus hantaran surya
Nan redup terhalang mendung
Aih...!
Selarik cahya membias di wajahmu
Menyeruak ke relung hatiku
Seketika kehangatan menjalari tubuh
Tetapi itu hanya sekilas
Selebihnya sungguh membuatku terpesona
Kala kerling bola matamu membias indah di benakku
Lantas engkaupun berlalu
Setelah menuliskan cerita cinta di hatiku
Sayup-sayup
kudengar suara dari balik gempita sukma
Tunggu aku
Di beranda hatimu
Begitu katamu
By
Khairul F. Sean Nasution
Panyabungan, 26 September 2020
Kamis, 26 November 2020
Pembusukan Moral Negara
Senin, 16 November 2020
Melihat Cara Pandang Kelompok Pendukung Calon Bupati
Terkait dengan masa kampanye pilkada Madina, saya melihat pendukung petahana dan pendukung perubahan masih belum lepas dari kungkungan sudut pandang atau kacamata yg sama..
Masih sama-sama memiliki cara pandang yang mengutamakan kepentingan kelompok, bukan masyarakat secara luas..
Tidak adakah paradigma lain..?
Minggu, 15 November 2020
Pilih yang Terbaik di antara yang Baik
Saya membaca sebuah postingan seorang sahabat di media sosial berupa himbauan atu seruan terkait dengan Pilkada Madina. Sahabat ini menyeru agar masyarakat jangan memilih kandidat yang akan merusak Madina ke depan.
Pernyataan seperti tidak salah. Wajar saja mengingatkan masyarakat agar sadar bahayanya apabila salah pilih.
Namun, pernyataan seperti itu juga dapat dinilai tendensius karena mengarahkan pikiran kita kepada pilihan-pilihan yg tersedia itu ada yg buruk dan bersifat merusak. Apakah benar kita berada dlm situasi seperti itu? Bukankah kita seharusnya saat ini sedang dalam keadaan harus memilih pilihan-pilihan yg merupakan para putra-putri terbaik di daerah?
Sabtu, 14 November 2020
Musikalisasi Puisi | Corona - Nur Hayati
Sabtu, 07 November 2020
Perang Pendukung Pragmatis
Bagaimana masyarakat bisa mempelajari dan memilih kandidat yg layak jika para pendukungnya lebih sibuk saling menyerang. Bukan dalam hal substansial yg berkaitan dengan visi dan program pula yg diperdebatkan, tapi malah saling menuding dengan berorientasi proyek.
Apakah pertimbangan kita utk memilih hanya didasarkan pada keuntungan pragmatis kelompok semata?
Kamis, 05 November 2020
Indonesia Pulih dari Pandemi Covid-19 Tahun 2022?
Dari berbagai media massa baik cetak dan online beberapa hari lalu ada berita atau kabar yang cukup viral mengenai pandemi Covid-19, yakni Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla yang memperkirakan, butuh waktu hingga 2022 agar Indonesia pulih dari pandemi Covid-19.
Perkiraan kalkulatif Wakil Presiden RI dua Presiden itu didasarkan pada ketersediaan vaksin sekitar pertengahan 2021. Untuk keperluan vaksinasi, diperlukan waktu sekitar satu tahun untuk 70 persen populasi.
Mudah-mudah penyediaan vaksin ini berjalan lancar tanpa kendala apa pun. Agar kita segera pulih dari keadaan yang serba terbatas dan tak normal ini.
Selasa, 03 November 2020
Toleransi yang Tidak Mudah
Dari luar negeri, dunia dibuat ramai karena pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron terkait kartun Nabi Muhammad SAW.
Indonesia turut mengecam pernyataan Presiden Perancis yang melukai perasaan lebih dari dua miliar umat Islam di seluruh dunia.
Kebebasan berpikir dan kebebasan kultural memang adalah satu hal yang harus dijunjung dengan sikap saling menghargai, toleransi dan damai.
Namun, mengharapkan kebebasan berpikir dan kebebasan kultural berjalan seiring dengan sikap saling menghargai, toleransi dan damai, tampaknya bukan hal mudah di Perancis yang mengagung-agungkan sekularisme (laicite).
Fakta bahwa peristiwa ini berulang adalah bukti ketidakmudahan itu dan dunia dipaksa menerima akibatnya.
Selasa, 20 Oktober 2020
Kedamaian dalam Secarik Kertas
Entah mengapa kalau sedang iseng ingin corat-coret kertas, saya atau pun mungkin orang lain juga cenderung melukis suasana desa yang mencakup sawah, sungai, gunung, pepohonan rindang, dan udara sejuk permai? Apa mungkin karena pemandangan semacam itu memiliki daya tarik estetika yang kuat dan memberikan rasa kedamaian serta ketenangan bagi banyak orang?
Lukisan suasana desa memang biasanya mencerminkan keindahan alam dan sederhananya kehidupan pedesaan. Ini bisa menjadi pelarian dari kehidupan perkotaan yang sibuk dan stres. Selain itu, lukisan semacam itu juga sering kali mengingatkan orang pada kenangan indah atau menghadirkan perasaan nostalgia akan masa lalu atau pengalaman pribadi mereka yang menyenangkan.
Lukisan memang dapat menggambarkan suasana hati pelukisnya. Seni lukis sering kali menjadi bentuk ekspresi diri bagi pelukisnya. Saat melukis suasana desa atau pemandangan alam lainnya, pelukis dapat memindahkan perasaan dan emosi mereka ke dalam karya seni mereka. Perasaan gembira, kesedihan, ketenangan, atau bahkan kegelisahan dapat tercermin dalam pemilihan warna, goresan kuas, dan penggunaan elemen visual lainnya dalam lukisan. Sebaliknya, jika mereka memiliki suasana hati yang sedih atau cemas, mungkin karya seni mereka akan mencerminkan perasaan tersebut dengan menggunakan warna-warna yang lebih gelap atau elemen visual yang lebih dramatis.
Namun demikian, tidak selalu setiap lukisan mencerminkan secara langsung suasana hati pelukisnya. Beberapa lukisan mungkin dibuat dengan tujuan artistik tertentu, menggambarkan konsep atau ide tertentu, atau mungkin mencoba mengkomunikasikan perasaan atau pesan kepada penonton tanpa benar-benar mencerminkan perasaan pelukisnya. Atau.. hanya iseng aja sih.
Rabu, 14 Oktober 2020
Melipat Masa Lalu
Sabtu, 10 Oktober 2020
Pengesahan UU Cipta Kerja Mengejutkan
Pengesahan UU Cipta Kerja pada 5 Oktober tengah malam (midnight enactment) mengejutkan publik. Tidak saja karena dalam sejarah ketatanegaraan "pekerjaan politik" tengah malam selalu dekat dengan penyimpangan, tetapi juga pengesahan tengah malam UU Cipta Kerja menjungkir-balikan perspektif publik terhadap gambaran kinerja DPR dan Pemerintah dalam pembentukan undang-undang. Biasanya DPR dan Pemerintah lamban dalam membuat undang-undang. Bahkan undang-undang yang jelas-jelas dibutuhkan rakyat malah ditunda pembahasannya. Kenapa UU Cipta Kerja yang prosedur pembentukan dan materi pasal-pasalnya banyak bermasalah terburu-buru disahkan sampai menyita waktu istirahat anggota dewan dan menteri-menteri yang terhormat.
Begitu banyak telaah ilmiah yang mengeritik kehadiran UU Cipta Kerja tapi pembuat UU bergeming. Lalu dianggap apa sesungguhnya partisipasi publik yang diharuskan menurut Pasal 96 UU No. 12 Tahun 2011 jo UU No. 15 Tahun 2019 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Segitunya tidak ingin mendengar publik berperan. Untuk siapa UU Cipta Kerja ini kalau rakyat sendiri tidak didengarkan.
UU Cipta Kerja ini dahsyat sekali bahkan nilai-nilai konstitusional yang diatur UUD 1945 juga diabaikan. Kata Pasal 18 ayat (5) UUD 1945 menyatakan bahwa pemerintah daerah dijalankan dengan otonomi seluas-luasnya kecuali terhadap kewenangan yang ditentukan sebagai kewenangan pusat. Ternyata UU Cipta Kerja menarik semuanya ke pusat dengan ratusan Peraturan Pemerintah yang menjadi turunan UU Omnibus Law ini. Peran pemerintahan daerah dikerdilkan. Bahkan pendapatan asli daerah bisa berkurang sebab UU inisiatif Presiden Jokowi ini.
Berbagai kalangan juga melihat Hak-hak buruh pun diambil alih dengan menyerahkan melalui Peraturan Perusahaan. Bagaimana relasi buruh dan perusahaan bisa adil jika buruh diwajibkan mematuhi aturan perusahaan yang dibentuk oleh pebisnisnya. Jangankan hak manusia, hak lingkungan hidup pun diabaikan. Itu namanya makan tebu dengan akarnya. Habis semua manis hidup berepublik dihisap pembuat UU Cipta Kerja.
Hatta: Tanggung Jawab Moril Kaum Intelegensia “...karena semua dipandang mudah dengan semangat avonturir mengalahkan rasa tanggung jawab, timbullah anarki dalam politik dan ekonomi serta penghidupan sosial. Dengan akibatnya yang tidak dapat dielakkan: korupsi dan demoralisasi.”
Senin, 05 Oktober 2020
Resesi dan Cara Menghadapinya
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan
(Kemenkeu) Febrio Kacaribu memastikan Indonesia masuk ke jurang resesi tahun
ini.
Resesi ekonomi 2020 menjadi momok menakutkan bagi dunia. Resesi menjadi ancaman besar yang sulit dihindari Indonesia imbas dari pandemi virus covid-19.
Apa itu resesi?
Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan adalah kondisi
ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil
bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi dapat
mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti
lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi sering
diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau, kebalikannya,
meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal
sebagai stagflasi. Resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut depresi
ekonomi. Penurunan drastis tingkat ekonomi (biasanya akibat depresi parah, atau
akibat hiperinflasi) disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).
Dikutip dari laman Liputan6.com dan dari berbagai sumber,
inilah hal yang harus dilakukan saat resesi melanda, apa saja ya?
Singkirkan utang
Bagian utama dari melindungi diri jika terjadi resesi adalah
melunasi utang. Jika memungkinkan, segera lunasi semua utang. Namun jika tida,
lunasi sebanyak yang Anda bisa. Utang tersebut di antaranya berupa kartu
kredit, pinjaman, hutang medis atau jenis pembiayaan lainnya.
Saat resesi, tidak menutup kemungkinan akan kehilangan
pekerjaan dan nilai investasi yang turun. Tentu Anda akan disibukan dengan
pengelolaan keuang jika terjadi penurunan pendapatan. Oleh karenanya,
tanggungan utang saat resesi bisa memperburuk kondisi keuangan Anda.
Pantau pengeluaran dan kencangkan anggaran
Langkah yang perlu dilakukan selanjutnya adalah memisahkan
kebutuhan dari keinginan. Dengan cara ini, Anda akan lebih mudah menghemat uang
untuk hal yang tidak penting. Mereka yang memiliki kesempatan untuk memotong
pengeluaran akan lebih mampu menghindari kemunduran selama masa sulit.
Siapkan dana darurat berupa uang tunai
Saat resesi terjadi, mungkin akan lebih sulit mencari
pekerjaan baru untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga. Sehingga dana
darurat perlu disiapkan untuk meghadapi segala kemungkinan.
Dana darurat berbentuk uang tunai penting dipersiapkan guna mencegah masalah keuangan. Pentingnya dana darurat ini akan terasa apabila terjadi kejadian yang tidak diinginkan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Jadi mulailah untuk menjual barang yang sudah tidak
digunakan. Serta berhenti membeli barang atau berlangganan layanan yang dirasa
tidak terlalu dibutuhkan. Alihkan uang tersebut untuk dana darurat Anda.
Terus membangun jaringan
Untuk memastikan Anda terlindungi jika ekonomi turun, maka
jangan lupa untuk terus membuat koneksi profesional baru. Misalnya, suatu
ketika Anda datang ke sebuah acara dan memberi kartu nama ke seseorang. Bisa
jadi orang itulah yang bisa membantu Anda terkait pekerjaan saat masa resesi.
Bukankah kita tidak pernah tau siapa dan darimana bantuan akan datang? Oleh
karenanya, teruslah membangun jaringan baru dengan orang lain.
Bisnis sampingan
Bisnis sampingan baik online maupun offline bisa membantu
Anda untuk mendapat penghasilan tambahan atau bahkan tabungan. Kelebihan
lainnya, pemasukan dari bisnis sampingan tersebut akan sangat membantu jika
sewaktu-waktu harus kehilangan pekerjaan.
Mulai berinvestasi
Investasi merupakan tabungan jangka panjang. Investasi ini
sama pentingnya dengan dana darurat. Jika dana darurat nantinya tidak bisa
menutup kekurangan keuangan, tabungan investasi bisa digunakan. Daripada harus
menjual barang-barang saat membutuhkan biaya, baiknya mulai alihkan uang tunai
Anda untuk berinvestasi.
Anda tidak perlu panik ketika pasar saham mulai turun.
Sebaliknya mengambil beberapa saham lagi dengan harga yang lebih rendah untuk
mendapatkan keuntungan ketika segala sesuatunya mulai membaik lagi. Namun
ingat, perhatikan terlebih dahulu kabar ekonomi terkini dan lakukan riset
sederhana saat hendak memutuskan untuk berinvestasi.
Membangun aset intelektual
Selain mengelola keuangan, aset intelektual ini juga sangat berguna saat terjadi resesi. Saat Anda memiliki kemampuan lebih, baik dibidang yang sedang digeluti saat ini atau dibidang yang berbeda, akan sangat menguntungkan diri sendiri nantinya. Anda bisa memperoleh beragam kemampuan lebih dengan mengikuti kursus, pelatihan atau seminar.
Jumat, 25 September 2020
Kuyakin Kebahagiaanku Sendiri
Malamun Lasiak Rata
Kamis, 10 September 2020
Vaksin Lokal Covid-19 Diproduksi Massal Pertengahan 2021
Indonesia mengembangkan vaksin yang diprediksi akan tersedia
pada 2021 nanti. Saat ini terdapat beberapa jenis calon vaksin virus Corona
(Covid-19) yang mulai diujikan kepada manusia.
“Dari 15 tahapan yang harus dipenuhi, saat ini calon
vaksinasi Indonesia telah berhasil melalui delapan tahapan. Akan menuju ke
tujuh langkah berikutnya, dimana proses yang berikut ini membutuhkan waktu yang
lebih lama,” kata Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, di BNPB Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Menurut Reisa, setidaknya ada beberapa vaksin dalam tahap
uji klinis pada saat ini.
Selengkapnya : https://bit.ly/3fbFQ1s
Rabu, 09 September 2020
Kisruh APD Tenaga Kesehatan
KISRUH pengadaan alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan terjadi sejak awal pandemi. Sebanyak 2 juta alat pelindung menumpuk dan tak tersalurkan ke berbagai daerah. Di tengah kebutuhan yang mendesak, Kementerian Kesehatan malah menunjuk perusahaan yang tak punya pengalaman memproduksi peralatan itu. Disebut-sebut ikut menyebabkan tumbangnya tenaga kesehatan.
Minggu, 06 September 2020
New Normal tanpa Protokol
Satu per satu kantor pemerintahan ditutup karena karyawannya terpapar COVID-19. Hal ini dinilai ironis karena pemerintah mempromosikan new normal yang intinya adalah penerapan protokol.
Sabtu, 05 September 2020
Sense of Crisis, Pandemi Covid, Pilkada 2020
Selandia baru tunda pemilu. Lantaran ada lonjakan 49 kasus baru. Padahal, jumlah kasus di negeri ini relatif kecil: total 1782 kasus dan kematian 24 orang. Di Indonesia berapa kasus dan kematian, kok nekat Pilkada?
Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Presiden telah mengingatkan segenap jajaran pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 melalui tiga klaster, yakni klaster perkantoran, klaster keluarga, dan klaster Pilkada.
Pilkada serentak tidak boleh menjadi cluster baru penyebaran
Covid-19. Protokol kesehatan hrs diterapkan dengan ketat di setiap tahapan
pilkada. Panitia harus mengintensifkan koordinasi dg paslon, penegak hukum dan
masyarakat. Semua pihak harus mentaati demi keselamatan bersama.
Mengapa Pilkada di tengah bencana harus ditunda? Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan rakyat hrs fokus, butuh anggaran besar & sudah banyak yg berguguran. Doa untuk mereka yg sdh mendahului kita.
Jumat, 04 September 2020
Sistem Kesehatan Indonesia Kolaps?
Jika kondisi wabah yg terus meroket di Indonesia saat ini terus berlanjut. Maka sistem kesehatan kita akan segera kolaps. Ruang ICU dan kamar-kamar RS tidak akan mampu lagi menampung pasien baru. Ini bukan prediksi tapi konsekwensi logis dari sikap dan kebijakan Pemerintah.
Mari jaga diri baik-baik karena kondisi sedang tidak baik-baik saja. Usahakan jangan sampai tertular covid, sebab jika tertular saat ini kalian akan sangat sulit mendapatkan layanan kesehatan. Disiplinlah pakai masker dan jangan keluar jika tidak perlu!
Kamis, 03 September 2020
Kritik atas Revisi Undang-Undang MK
Revisi Undang-Undang Mahkamah Konstitusi memantik kritik dari kalangan akademikus pemantau lembaga peradilan dan masyarakat luas. Mereka menyoroti pembahasan yang supercepat dan tertutup di DPR. Mereka pun mempermasalahkan revisi yang menguntungkan sebagian besar hakim yang sedang menjabat, tapi tidak menyentuh hal-hal substansial untuk penguatan MK secara kelembagaan.
Senayan mengebut revisi Undang-Undang Mahkamah Konstitusi hanya untuk mengubah usia dan masa jabatan hakim. Mengabaikan hal yang lebih substansial, revisi dinilai sebagai hasil kompromi kedua lembaga.
Minggu, 30 Agustus 2020
Selasa, 25 Agustus 2020
Gedung Terbakar, Habis Perkara?
Gedung utama Kejaksaan Agung hangus terbakar ketika Korps Adhyaksa tengah menangani perkara besar, termasuk kasus dugaan suap Joko Tjandra untuk sejumlah jaksa. Spekulasi tentang nasib berkas perkara tetap mencuat, meski Kejaksaan menjamin keamanannya.
Minggu, 23 Agustus 2020
Target Ambisius Ekonomi 2021
PEMERINTAH mempertahankan kebijakan defisit anggaran di atas 3 persen dari produk domestik bruto pada 2021 sebagai kelanjutan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional. Belanja digenjot untuk mendorong target pertumbuhan ekonomi yang dipatok di kisaran 4,5-5,5 persen.
Apakah target ini tidak terlalu ambisiu di tengah masih lesunya konsumsi masyarakat, investasi, dan belanja negara saat ini?
Jumat, 14 Agustus 2020
Bantuan Subsidi untuk Pekerja Swasta
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan menapis data 15,72 juta pegawai swasta bergaji di bawah Rp 5 juta yang bakal menerima bantuan pemerintah. Tanpa data akurat, subsidi Rp 600 ribu per bulan untuk meningkatkan daya beli - agar mengungkit perekonomian nasional yang tengah lesu - itu berpotensi salah sasaran.
Selasa, 11 Agustus 2020
Pembelajaran Jarak Jauh yang tidak Efektif
Senin, 10 Agustus 2020
Riset dan Inovasi yang tertinggal
Indonesia masih tertinggal dalam urusan riset dan inovasi. Dibanding negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia, keberpihakan pemerintah berupa anggaran riset dan inovasi nasional terbilang kecil. Pemerintah juga belum terbiasa mendasarkan kebijakannya pada kajian lembaga penelitian. Melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional, pemerintah mencoba menyatukan kekuatan dengan dunia akademik dan industri serta membentuk ekosistem pengetahuan.
Rabu, 05 Agustus 2020
Hidup itu Tanpa Makna?
Ketika Anda bertemu lagi dengan seorang eksistensialis, tanyakan eksistensialis macam apa dia. Ada banyak jenis eksistensialisme seperti yang dikemukakan oleh para pemikir terkenal. Beberapa yang paling terkenal antara ian seperti Jean-Paul Sartre, Simone de Beauvoir, dan Albert Camus.
Albert Camus lahir di
Mondovi (sekarang Deraan), Aljazair, 7 November 1913 – meninggal di
Villeblevin, 5 Januari 1960 pada umur 46 tahun, adalah seorang penulis/filsuf
Prancis kelahiran Aljazair. Seringkali ia digolongkan sebagai seorang penulis
eksistensialis, tetapi kemungkinan ia lebih tepat disebut sebagai seorang
absurdis. Camus adalah seorang keturunan Spanyol.
Pada tahun 1957 ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Sastra. Ia teman Jean Paul Sartre, seorang sastrawan eksistensialis dan Simone de Beauvoir. Ia meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil di Villeblevin pada 5 Januari 1960.
Menurut Camus, hidup manusia itu absurd. Letak absurditasnya
adalah (1) di satu sisi manusia hidup mengarah/menuju pada masa depan sementara
(2) di sisi lain, masa depan itu makin mendekatkan manusia pada kematian.
Karena menghadapi absurditas itu, manusia sering kali melakukan
"salto", atau dengan kata lain melarikan diri, dengan (1)
menenggelamkan diri pada agama atau ideologi tertentu atau (2) bunuh diri.
Baik "salto" ke dalam agama atau ideologi maupun melakukan bunuh diri ditolak oleh Camus sebagai solusi dari absurditas hidup manusia. Solusi yang ditawarkannya adalah melakukan pemberontakan atas hidup (revolt). Maksudnya, menghadapi hidup dengan berani tanpa perlu takut pada bahaya kematian yang bisa datang setiap saat tanpa diketahui.
Pelajaran TED-Ed animasi di atas menjelaskan peristiwa sejarah dan pengalaman pribadi yang membawa Camus pada pandangan dunianya.
Sabtu, 01 Agustus 2020
12 Ilmu Penting Dalam Kehidupan
Dalam kehidupan kita, banyak hal-hal penting yang perlu kita
pelajari. video ini menjelaskan 12 ilmu penting dalam kehidupan menurut Tung
Desem Waringin.
Simak dan share video ini untuk keluarga dan kerabat Anda!
#TungDesemWaringin #TDW
Jumat, 31 Juli 2020
Kompatibilitas, Prasyarat Cinta?
Selektivitas seperti itu mungkin menjadi alasan kegagalan hubungan. Seperti yang pernah dikatakan oleh Armstrong, kompatibilitas tidak cukup untuk mendorong hubungan karena tidak akan pernah bisa dipenuhi. Kompatibilitas mesti harus dilihat sebagai pencapaian daripada prasyarat cinta (Armstrong, 36) sedangkan Kita menggunakan kompatibilitas justru sebagai kriteria seleksi dan penegasan.
Akan selalu terjadi adanya kesenjangan antara ekspektasi dan kenyataan, maka mari kembali ke poin Freud tentang idealisasi di mana kunci untuk menjaga hubungan atau cinta tetap bertahan membutuhkan elemen imajinasi.
Senin, 27 Juli 2020
Selamatkan PLN atau Regulasi Listrik Nasional?
Senin, 20 Juli 2020
Aku Tak Sempurna, Tapi Kumencintaimu
Aku ingin selalu ada di dalam hatimu..
Tapi aku sadar, aku tak sempurna..
Jumat, 17 Juli 2020
Lelah Merangkai Kata
Jumat, 10 Juli 2020
Musim Pilkada (Lagi)
Selasa, 07 Juli 2020
Mencintai Kopi
Rabu, 01 Juli 2020
Dalam Jarak Rindu Tercipta
Senin, 15 Juni 2020
Ikan Cucut di Kayu Laut
Keta dik e manjalai ikan cucut..
Manjalaina
sampe tu kayulaut..
Ulang
be adik dabo buncut..
Bope
baut tai nida les imut..
Pala
kehe tu kayulaut..
Mangan
ita dot ingkayu nairepus..
Ulang
ho adik be buncut..
Takok
usibit jolo upulos marpelus..
Aso
aso dapot di kayulaut..
Ima
ibaen jadi pangaronca..
Aso
pe antong ho angkon nabuncut..
Na
so do iba ison mambaca baca..
Nga
uboto sayurmatinggi..
Tu
sidimpuan ido boluson..
Nga
mangua be anggi i..
Buncut
maho abiskon sabornginon..
Bope
anggi naso marbaut..
Padati
i totop do marroda..
Bope
songon ikan cucut..
Les
totop doho imut uida..
(Panyabungan,
14/06/20 22.29)
Selasa, 09 Juni 2020
Mau jadi Apa?
“Nanti sepuluh tahun lagi, Aku jadi apa ya?” Begitu pertanyaanmu malam itu..
Tak
ada yang tahu kita seperti apa kedepannya.. Aku juga tak punya kemampuan
meramal.. Aku hanya ingat beberapa ajaran yang pernah kubaca atau kudengar:
Menurut
keyakinan Tao : biarkan hidupmu mengalir. Hidup ini
seperti aliran air atau sungai. Ikuti saja arusnya kemana membawamu pergi.
Menurut
keyakinan Buddha : hiduplah sepenuhnya
di momen detik ini. Tak perlu khawatir dgn momen lalu dan momen akan datang.
Menurut
keyakinan Barat : aktualisasikan dirimu sebagaimana yg kau inginkan. Dream it.
Kejar. Raih.
Menurut
keyakinan Timur : engkau hanya bagian kecil dr alam semesta. Pelajari peranmu sebegai
apa. Penuhi peranmu sebagaimana seharusnya.
Menurut
Darma/Karma/Reinkarnasi : kikis terus, hapus terus, sampai habis karmamu di
kehidupan sebelumnya. Agar semakin sempurna dan suci dirimu di kehidupan lebih
lanjut. Kehidupan sekarang adalah saat ujiannya, jadi hari demi hari haruslebih
baik dr hari sebelumnya.
Menurut
para Sufi : naiklah terus, tahap demi tahap, maqom demi maqom, stingkat lebih
tinggi dari sebelumnya sampai makrifat mengenal siapa kamu dan siapa Tuhanmu.
Jadi..
10 tahun lg jd apa? Kamu hanya harus memenuhi peranmu yg seharusnya dgn lebih
baik.
Jd
pribadi yg baik. Profesional yg hebat. Insan yg meraih mimpinya. Sesuai apa yang bisa diraih dalam rentang waktu itu.
(Panyabungan, 08/06/20 20.33)
Seperti Berdiri di atas Bola
Aku merasa seperti berdiri di atas bola bulat yang mengapung di atas air danau. Sungguh repot dan sukar berjuang berdiri tegak dan diam di batas bola pijakan itu. Bolanya terus bergoyang nakal. Dan aku harus merentangkan tangan ke kanan.. ke kiri.. tegak.. menunduk.. jongkok.. ntah ngapain lagi biar tetap seimbang. Kadang pengen berdiri tegak. Kadang malah pengen jongkok. Kadang bola itu diam baik baik. Tapi air danau itu beriak. Kadang bola bagus. Air tenang. Tapi angin tiba-tiba saja muncul angin kencang. Kadang semua baik baik saja tapi aku gatal dan pengen garuk-garuk di suatu tempat eh jadi goyang lagi..
(Panyabungan, 08/06/20 23.46)
Sabtu, 06 Juni 2020
Ketika Hati Dilanda Gerimis
Kamis, 04 Juni 2020
Gubuk di tengah Gerimis
“Yaahh hujan ya..!” Kataku begitu merasakan gerimis mulai melanda di sore kemarin itu..
“Disini
ngga bang..” Jawabmu.. mengherankan aku.
“Lho..
tapi deras ini lho. Emang kamu dimana?” tanyaku lagi penuh penasaran. Kok bisa
ga ada hujan disitu pikirku.
“Di
hati abang kan..?” Jawabmu lagi dengan lembut.
Duhh,
aku jadi kelepek-klepek mendengarnya. Tapi aku lagi kehujanan ini. Aku khawatir
hatiku juga turut kehujanan (halah).
Bagaimana kamu bisa ada disitu klo disitu juga hujan (heuheu).
Ah,
biar kupersilakan saja “Hehe tentu saja.. Bisakah dikau berteduh disitu.. Di hatiku
yang dilanda gerimis.. Bersabarlah.. Mungkin
sebentar lagi akan reda.. Maaf hanya ada gubuk lama yang sedikit reot
dan goyah tempat untukmu berteduh disitu.. Moga hujan segera berhenti.”
“No
problem. Everything will be better.” Jawabmu. Ucapan yang segera meredakan
hujan dan menumbuhkan bunga-bunga indah semerbak di taman hatiku..
(Panyabungan,
03/06/20 17.36)
-
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanju...
-
Ada dua istilah, yakni Logical Framework (LF atau Logframe) dan Logical Framework Approach (LFA) yang terkadang membingungkan. LogFr...
-
T ahapan keputusan adalah tahapan dalam manajemen rantai pasokan untuk mengambil tindakan atau keputusan yang terkait dengan beberapa pro...