Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 September 2022

Mencoba Hal Baru

Kemakmuran adalah milik orang yang paling cepat mempelajari hal-hal yang baru. Terbuka pada perubahan, mempelajari hal baru dan melakukan lebih dari sekedar peran. Begitu isi diskusi kami malam ini bersama teman-teman pecinta kopi malam.

Aku tahu, jika kekeuh mempertahankan ego dan tidak mau mempelajari hal baru, maka pola pikir hanya seperti itu-itu saja. Kelak suatu saat akan tertinggal dan tergerus habis.

Kejumudan mencuri rasa
Kucoba tuang sedikit sensasi
Dengan mencoba cara baru
Untuk selesaikan stagnasi hidup

Walau dalam kerangka
Adrenalin telah membuncah
Dopamin membanjiri otak
Capaian kebahagiaan coba kurengkuh

-Panyabungan, 19 September 2022-

Minggu, 28 Agustus 2022

Pandang Matamu


Entah mengapa, pandang matamu menenggelamkanku dalam rindu, seakan-akan aku terjatuh ke dalam lautan emosi yang tak tergambarkan. Setiap kali mata kita bertemu, getaran perasaan yang tak terbendung mengalir begitu deras. Rasanya seolah-olah aku terhanyut dalam pesona dan kehangatan yang ditawarkan pandangan itu. Dalam keheningan, hati ini berbicara dalam bahasa rindu yang tak terucapkan. Bagaimana mungkin sebuah pandangan bisa menyimpan begitu banyak makna, menyampaikan pesan-pesan tersembunyi yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata? Kecupan lembut rindumu menyentuh jiwaku, dan dalam keadaan ini, aku merasa seolah-olah hidup dan mati tergantung pada pandangan yang begitu indah itu.


Saat pandangan matamu menyapaku, dunia seolah-olah berputar lebih lambat dan menjadi satu-satunya hal yang ada di pikiranku. Tak ada yang lebih indah daripada merasakan sentuhan rindu di setiap tatapannya. Meskipun dalam keheningan, kita saling memahami tanpa perlu berkata apa-apa. Ketika kita terpisah, kurasakan kerinduan itu semakin mendalam, seolah-olah pandangan itu menjadi benang pengikat antara hati kita. Setiap hari menjadi perjuangan untuk menahan rindu yang semakin dalam, tapi pandangan itu juga menjadi sumber kekuatan untuk terus berjuang dan bersabar menunggu waktu bersama. Hingga suatu saat, aku tahu, pandangan itu akan berujung pada kebahagiaan yang tak terhingga, karena di dalamnya terdapat sepenuhnya makna cinta yang tulus dan abadi.

...

Pandang matamu tenggelamkanku dalam lautan rindu. Hingga kini, kedalaman deritaku tak kunjung terangkat ke daratan cintamu, Kasih.

Kala kutenggelamkan mataku ke dalam kedua matamu, aku melihat fajar yang dalam dan hari esok yang merdeka.

Aku juga melihat sesuatu yang tak kuketahui dan aku merasa semesta seperti berjalan antara kedua matamu dan mataku

Sabtu, 28 Mei 2022

Guyur Hujan Menghunjam Rindu


Tanpa rintik, hujan terus mengguyur..

Tanpa berniat untuk undur...

Menghunjam rindu yang tersadur..

Dalam bait sebelum tidur...

Selasa, 16 Februari 2021

Adamu Bahagia Buatku


Terkadang secangkir kopi suka menggodaku utk mengungkapkan isi hati yg bergejolak dan menyeruak keluar menyingkap gelap dan suramnya malam..


Tahukah engkau betapa pentingnya engkau ada..

Aku bagaikan kegelapan malam..

Betapa engkau laksana bulan yang ada utk meneranginya..

Aku bagaikan api yang membara..

Betapa engkau laksana air yang mendinginkannya

Aku bagaikan siang yang menyibukkan..

Betapa engkau laksana malam yg menenangkan..

Adamu adalah bahagia buatku..

Dan tiadamu hanya akan menjadi duka bagiku..


Minggu, 20 Desember 2020

Musikalisasi Puisi | Angin - A.A Widarta | Dinda Putri Dinata


Kadang hidup lebih seperti angin..

Datang dari belakang, membantumu melaju. 

Kadang dari depan, menghentikan langkahmu. 

Kadang dari samping, sekedar ingin menggoyahkan. 

Kadang dari atas ketika ingin buatmu tetap di tanah. 

Entah dingin ataupun hangat, entah kering ataupun lembab.
.
Seperti angin yang kau hadapi, jika ringan coba tuk dinikmati. 

Jika terlalu kencang, menepi sejenak. 

Sesekali dalam hidup membuat rencana ulang itu tak masalah.
.
@a.a.widarta

Sabtu, 05 Desember 2020

Tak Sekadar Asa



Mengapa harus membayangkan sesuatu..

Jikalau asa hanya akan sekadar asa..

Ketika harap hanya tinggal harap..

Dan bermimpi hanya untuk sakit ketika tersadar..

Yang penting adalah menjadi..

Sejauh mana upaya berlaku..

Sebesar apa pengorbanan diri..

Agar mimpi berwujud nyata..

Selasa, 01 Desember 2020

Musikalisasi Puisi | Penantian di Beranda Hati - Khairul F. Sean


PENANTIAN DI BERANDA HATI

 

Siang ini

Kulihat dirimu

Melintas di depan mataku

Menembus hantaran surya

Nan redup terhalang mendung

Aih...!

Selarik cahya membias di wajahmu

Menyeruak ke relung hatiku

Seketika kehangatan menjalari tubuh

Tetapi itu hanya sekilas

Selebihnya sungguh membuatku terpesona

Kala kerling bola matamu membias indah di benakku

Lantas engkaupun berlalu

Setelah menuliskan cerita cinta di hatiku

Sayup-sayup

kudengar suara dari balik gempita sukma

Tunggu aku

Di beranda hatimu

Begitu katamu

 

By

Khairul F. Sean Nasution

Panyabungan, 26 September 2020


Sabtu, 14 November 2020

Musikalisasi Puisi | Corona - Nur Hayati


Berikan aku sedikit ruang

Aku ingin bernafas

Atau Aku akan terdiam kaku sendiri

Jangan sekarang

Aku ingin menikmatinya lebih lama

Sedikit saja

Dua atau empat puluh tahun lagi

Sini Aku akan menggandengmu

Kau yang mampu memisahkan tangan yang selama ini terulur erat

dan mengabaikan pelukan-pelukan hangat

Sekarang?

Aku bahkan tidak bisa mencium baunya keringatku ini

Karena kau telah datang

Kusambut dengan riang

Aku akan tetap berjuang

Agar kau hilang

Corona


- Nur Hayati - 


Rabu, 14 Oktober 2020

Melipat Masa Lalu



jika masa lalu kerap diingat
itu bisa membunuh semangat
kegagalan yang pernah menyendat
itu bisa memutuskan tekad

berkas masa lalu hanya patut dilipat
disimpan dan ditutup rapat
ikat dengan tali yang kuat
Usah lagi diganggu gugat 

jangan menyimpan dendam kesumat
jangan biarkan ia berkarat
semuanya harus dibabat
walau terasa sulit dan berat

jangan hidup dalam mimpi buruk yang lewat
jangan berada dalam payung gelap, suram, dan pekat
ingat alam ini berhukum sebab akibat
siapa berbuat dia akan mendapat

jaga pikiran jernih dengan penuh niat
moga semua laku memberi manfaat
sadar diri akan hakikat
mendapat bahagia sepanjang hayat

Panyabungan, 13 Oktober 2020

Jumat, 25 September 2020

Kuyakin Kebahagiaanku Sendiri

Aku memang tidak bisa banyak bicara..

Tapi kuyakin diam dan refleksi diri adalah sumber pencerahan batin.. 

Aku memang tidak punya kecerdasan dan kepintaran lebih..

Tapi kuyakin kemauan utk belajar teruslah yg akan akan meningkatkan level hidup.. 

Aku memang bukan orang berada..

Tapi kuyakin kemauan berbagi dan memberi sesuai kemampuan akan membawa rasa tenang di hati.. 

Aku memang bukan orang tanpa kesedihan..

Tapi aku tapi kuyakin dengan tertawa ku bisa mencipta kebahagiaanku sendiri.. 

Aku memang bukanlah penyair dan orang bijak..

Tapi kuyakin dengan dengan mengabaikan omong kosong org lain kubisa hidup tenang dan damai..


Senin, 20 Juli 2020

Aku Tak Sempurna, Tapi Kumencintaimu




Aku ingin selalu ada di dalam hatimu..

Tapi aku sadar, aku tak sempurna..

Aku juga tau, aku sering salah..

Aku tidak akan memaksamu untuk menyayangiku..

Tapi aku akan selalu mencintaimu..

Rabu, 01 Juli 2020

Dalam Jarak Rindu Tercipta



Tak apa menjaga jarak

Dalam jarak rindu tercipta 

Saat jarak menjadi pemisah

Itulah saat kita menanam rindu

Semakin lama waktu berjalan

Tunas rindu pun bertumbuh

Akar kasih sayang menghunjam tanah

Bercabang kepercayaan dan berdaun asmara

Beri ia pupuk perhatian

Jaga ia dari hama-hama jahat

Biarkan rindu semakin membesar

Serahkan seluruh ruang hati

Untuk rindu ini yang semakin membesar

Hingga akhirnya nanti

Kita bertemu menuai pertemuan cinta

Menikmati buah-buah kebahagiaan


Panyabungan, 30 Juni 2020




Sabtu, 06 Juni 2020

Ketika Hati Dilanda Gerimis

"Bagaimanakah perasaanmu kelak jika aku menikah? Akankah kau datang menghadiri undangan pernikahanku?" Begitu pertanyaanmu di akhir obrolan kita kemarin malam.

"Ya. Aku akan datang." Jawabku singkat dan yakin. Tapi sungguh aku tak kan bisa membohongi perasaan.


Aku tak kan sekadar duduk manis.

Melihatmu disana duduk di pelaminan.

Walau hati dilanda gerimis.

Doaku untukmu bahagia perkawinan.

Dikau tinggalkan sudah masa gadis.

Hidup sejahtera bahagia tujuan.



"Hah?" Mestikah dijawab dengan puisi?" Katamu.


"Ya. kita bercengkrama dengan berpuisi." Jawabku.

"Aku tak bisa berpuisi. Paling Hanya sekedar coret-coret saja. Aku cuma bisa mengkhayal." Katamu lagi.

"Ya. Aku jg membuatnya dengan berkhayal kok. Maka sudikah engkau membantu aku dengan dirimu menjadi khayalanku..? Mungkin itulah yang membuat semua kata kata muncul bertaburan tanpa ku tahu darimana datangnya." Begitu kataku. Dan kau merespon dengan kaget.

"Astaga. Kenapa berkhayal tentang aku? Kan aku nyata ada di depanmu?"

"Ya. Karena muatan air haru yang dikandung awan jiwa sudah tak tertampung lagi. Maka berjatuhanlah ia menjadi gerimis di hati yang gersang." Jawabku.


Karena kutahu..

Pabila dikau nyata di depanku..

Kuhanya bisa diam terpaku..

Namun jika dikau di alam khayalku..

Alam pikir dan lisanku serasa menjadi buku..



(Panyabungan 4 Juni 2020)

Rabu, 03 Juni 2020

Sebait Puisi Menunggu Kantuk

"Kenapa berpuisi lagi? Tidurlah. Istirahat." Begitu komentarmu melihat postinganku malam tadi.

"Iya. Ga pa2. Sebentar lagi ku akan tidur." kubalas pesanmu singkat sembari pikiranku terus berputar, mengkhayal, bergoncang ingin membuncahkan isinya.

Kutulis sebait puisi untuk menunggu kantuk..

Menguras kata kata keluar dari bak pikiranku yg sudah melimpah menggenangi akal..

Mengosongkan pikiran barangkali meringankan beban akal..

Agar ku terlelap dengan isi pikiran yang baru..

Bak pikiran akan kuisi dengan tetesan air akal yang segar..

bagai telaga berisi mimpi dan angan masa depan yang lebih baik..


(Panyabungan, 02/06/20 00.12)

Jumat, 22 Mei 2020

Mengenalimu

Aku tak terlalu mengenalmu...

Yang kuketahui hanyalah namamu..

Sebutanmu.. Panggilanmu..

Kuketahui taklah berarti kukenali..

Kukenali pun tak pula terkait urgensi..

Untuk apa dikenali kalaulah tak dipahami..

Cukuplah diketahui tapi bisa memahami..

Kamu yang selalu tampil dengan anggun dan kemayu..

Kamu yang senantiasa sigap, siaga, dan waspada terhadap rasa takut..

Kamu yang selalu enak dan santuy diajak berbagi pendapat..

Aku mungkin tak terlalu mengenalmu..

Kuingat kata Weber..

Dunia sosial tak harus seperti ilmu alam yang harus menjelaskan obyek..

Tapi dunia yang penuh relasi dengan tujuan mencoba memahami..

Aku mungkin tak mengenalmu..

Tapi aku kan selalu mencoba memahamimu..


 (Panyabungan 22/05/20)

Sabtu, 22 Februari 2020

Terjebak Penjara Rasa

sesaat kita bersama
ada rasa yang terbersit di hatiku
aku tak tahu apa yang terjadi padaku
binar matamu bagaikan penjara

alam pun terasa berbeda
ketika dunia punya cita rasa baru 
aku benar benar terjebak tanpa daya
namun tak ingin keindahan ini berlalu

sungai itu telah menghanyutkanku
dalam aliran gairah penuh suka
samudera itu telah menenggelamkanku
dalam pelukan harapan tanpa duka

Selasa, 15 Mei 2018

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1439 H



Pala kehe tu tano ranto
Ulang lupa tano hasorangan
Pangidoan nami pe songoni juo
Mangido maaf sala dot hahurangan

Pala mancit ninna baya ulu
pandoit ni porkis pe ngadabe taraso
Songoni juo nian pangidoanku
Rap torkis nian iras sude napuaso

Pala malua ma sada orbo
Panjalakanna di saba rodang
Pala donok ma naron ari rayo
Ulang lupa mambagi lomang

Inda nida be indalu nami
losung nai pe madung do mago
saima hata sian ami
tu sudena selamat ma marpuaso

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1439 H 

Rabu, 20 September 2017

Bagai Malam Tiada Rembulan


Kilau permata bagai dadu

Berjalan merunduk tika meniti

Disini ada cinta dan juga rindu

Hanya teruntuk kekasih hati

 

Bulan muharram telah datang

Tahun lalu tinggal kenangan

Lama merindu yang tersayang

Bagaikan pungguk tiada teman

 

Malam ini ikut pengajian

Betapa banyak teman bertemu

Tapi malam bagai tiada rembulan

Pabila tiada kabar darimu