Tampilkan postingan dengan label buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buku. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 April 2020

Negara dan Kutu Buku


Bangsa ini didirikan oleh para kutu buku, kemudian seiring berjalannya waktu bukunya hilang dan hanya menyisakan kutu..

Jumat, 16 September 2016

Menulis Catatan Harian Dapat Mengubah Hidup



Jika ingin mencapai tujuan yang lebih tinggi, memicu kreativitas, atau membuat hidup lebih teratur, catatan harian (jurnal) dapat membantu Anda mencapai semua itu.

Selembar kertas kosong bisa demikian membebaskan. Catatan harian dapat berperan sebagai terapis atau sahabat dengan yang memberi ruang untuk Anda mengekspresikan diri dengan cara menggambar kartun, sekadar coret-coret, atau mencurahkan hati.

Conner Habib, penulis dan pelatih penulisan yang berbasis di Los Angeles, menyarankan agar Anda punya satu pulpen dan satu buku jurnal khusus untuk tujuan ini.

Aturannya adalah: tak ada aturan, kecuali tip dan teknik untuk membantu memulai perjalanan Anda menulis jurnal. Bagaimana mengakrabi jurnal dapat membantu membentuk kehidupan yang Anda inginkan, ikuti bimbingan dari Live Strong berikut:

1. Informasi dapat bertahan lama di kepala

Pernahkah Anda membaca buku, lalu ketika berusaha menceritakan isinya kepada teman, Anda bingung apa poin kuncinya? Akhirnya, obrolan itu ditutup dengan, “Sudah, baca saja bukunya!”

Menulis jurnal sambil membaca dapat membantu Anda mempertahankan informasi dan benar-benar memanfaatkannya.

“Sebuah buku yang sangat bagus (kadang buku buruk) dapat mengantar angan ke mana-mana. Menulis jurnal membantu mengantar saya ke arah yang saya mau. Tanpa jurnal di tangan, saya kerap melewatkan hal-hal yang biasanya ingin saya pikirkan.”

Menurut penelitian di Intech, “Tulisan tangan meninggalkan memori di bagian sensorimotor di otak, yang membantu seseorang mengenali surat dan menciptakan hubungan antara membaca dan menulis.”

Dalam studi tahun 2014, sekelompok mahasiswa UCLA mendengarkan kuliah yang sama dan dites tentang informasi tersebut. Peneliti menemukan bahwa mereka yang mencatat dengan tulisan tangan hasilnya lebih baik secara signifikan.

2. Meningkatkan produktivitas

Pengalaman adalah guru terbaik. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa menulis akan lebih efektif jika disertai dengan refleksi. Sisihkan waktu 15 menit untuk berefleski dan menulis di akhir hari kerja Anda. Upaya ini terbukti meningkatkan kinerja.

Dalam sebuah penelitian, partisipan menulis apa yang berlangsung lancar pada hari itu dan apa yang tidak. Para karyawan yang mencatat pemikiran mereka, ternyata melaporkan bahwa kinerja mereka 23 persen lebih tinggi.

Sebelum tidur, rekam apa yang berjalan lancar pada hari itu dan di mana ada ruang untuk berkembang. Rekamlah beberapa langkah yang ingin Anda terapkan pada hari berikutnya dan lihatlah apakah Anda mendapat hasil berbeda.

3. Menyalakan kreativitas

Proses kreatif bisa lumayan rumit. Terkadang mengalir, kadang tidak. Kabar baiknya adalah Anda dapat memunculkan kembali kreativitas dengan teknik mencatat jurnal, misalnya menulis menggunakan tangan yang tidak dominan.

Menggunakan tangan yang non-dominan mengaktifkan otak kanan yang dikenal sebagai tempat bagi pengolahan visual, imajinasi, dan kreativitas. Tentu saja, kemampuan menulis indah Anda tidak istimewa, tapi pemikiran, emosi, dan kata-kata yang tertuang bisa menjadi karya seni.

Untuk membawa ke tingkat yang lebih tinggi, bawalah aktivitas menulis jurnal ini ke luar rumah dan bergeraklah. Bawalah pulpen dan buku catatan kecil di saku saat berjalan-jalan di alam terbuka. Beberapa ide terbaik muncul ketika Anda bergerak, mendapatkan oksigen untuk otak, dan memberi ruang bagi pikiran untuk mengalir lebih bebas.

Satu cara lain untuk memicu inspirasi ketika kreativitas mentok adalah menulis morning pages (tulisan panjang, sekitar tiga halaman).


4. Mengurangi gelisah dan stres

Tekanan emosi bisa sangat berbahaya secara psikologis maupun fisikal. Anda dapat terjebak dalam pengalaman traumatis masa lalu atau jadi takut akan masa depan.

Jika ini terjadi, Anda cenderung menghidupkan kembali pengalaman dan bayangan tersebut, yang menyebabkan tubuh melepaskan zat-zat kimia, misalnya adrenalin dan kortisol, seakan ini benar-benar terjadi. Zat tersebut dapat mengurangi rasa sakit dan penyakit yang berhubungan dengan stres.

Ketika Anda mulai merasa stres, penting untuk punya outlet; tempat aman untuk membagi dan melepaskan emosi.

Neuropsikolog olahraga Douglas Polster menggunakan teknik yang disebut “jangan khawatir”. Dia menyarankan pasiennya menerapkan teknik itu 30 menit sehari untuk menekan/stres (jika diperlukan).

“Tuliskan, gambarkan pikiran negatif yang keluar dari kepala Anda, melalui pulpen, tuangkan ke atas kertas,” ujarnya. Ketika 30 menit Anda habis, cukup! Waktunya pergi dari kecemasan dan stres.

5. Urutkan prioritas Anda

Kita kadang direpotkan antara kerja, olahraga, kewajiban sosial, dan urusan keluarga. Menurut Psychology Today, “Terlalu banyak informasi membekukan kapasitas lobus frontal dinamik otak kita untuk terlibat memikirkan dan membuat keputusan cerdas.”

Sempatkan diri di tengah jadwal sibuk Anda untuk menganalisis jadwal harian dan rencanakanlah untuk mengatasi masalahnya.

“Tanyakan pada diri sendiri, 'Saya ingin pagi saya berjalan seperti apa? Sore seperti apa? Apa yang ingin saya capai dalam sehari ini?'” kata Polster.

Pada pagi hari, tuliskan jadwal Anda, harus ada di mana pada pukul berapa, tiga dari lima prioritas dan apa yang yang harus diselesaikan pada hari ini agar merasa puas. Contohnya, menelepon seseorang, menyelesaikan deadline, atau berolahraga.

(sil/sil)


Lihat tulisan lain tentang buku dan catatan harian disini:

Rabu, 10 Desember 2014

Buku harian

Catatan harian Franz Kafka

Buku Harian (bahasa Inggris: diary) adalah catatan kejadian yang kita alami sehari-hari. Kita menulis kejadian yang mengesankan pada hari ini pada buku diary. Fungsi diary adalah sebagai kenangan masa-masa yang pernah kita alami. Bisa juga sebagai momento/sejarah kehidupan kita. Seiring dengan perubahan zaman yang terlalu cepat sehingga perubahan tersebut membuat individu semakin stress entah dengan kariernya atau keluarganya, Diary atau buku harian pun berubah fungsi dari sekadar menyimpan kenangan menjadi sebuah media untuk mencurahkan perasaan seseorang atas masalah yang dihadapinya. Menurut Alice D. Domar, menulis buku harian adalah sebuah langkah untuk mengungkapkan emosi dan perasaan kita dan membantu kita untuk merawat pikiran kita. Juga dengan berkembangnya teknologi, buku harian sekarang tidak hanya ditulis pada secarik kertas namun juga bisa berupa data di komputer atau notebook bahkan ada yang berupa fasilitas daring untuk menulis buku harian di Internet.

Banyak buku harian tokoh-tokoh terkenal telah diterbitkan dan membentuk elemen penting dari literatur otobiografi. Sebagian kecil di antaranya:

Buku harian Franz Kafka, sastrawan dalam bahasa Jerman

Buku harian Hellen Keller, aktivis dan pejuang HAM Amerika Serikat

Buku harian Andi Warhol, seniman Amerika Serikat

Contoh di Indonesia:

Catatan Seorang Demonstran, buku harian Soe Hok Gie

    Senin, 07 Oktober 2013

    Membangkitkan Energi Melalui Catatan Harian, Mungkinkah?




    Buku ini mengungkap hubungan antara energi diri dengan kegiatan menulis catatan harian (diary). Selama ini banyak orang yang beranggapan menulis catatan harian adalah pekerjaan iseng atau hanya sekedar pengisi waktu belaka. Ternyata setelah diperhatikan dan diteliti selama bertahun-tahun, catatan harian atau yang lebih dikenal dengan istilah diary memiliki fungsi dan manfaat selain sebagai potret perjalanan diri pribadi dan menjadi semacam jurnal yang merekam berbagai macam interaksi, aktifitas, rutinitas serta kesibukan-kesibukan lainnya juga berguna sebagai pengundang energi yang menuntun penulisnya mewujudkan impian dan meraih kesuksesan hidup.


    Senin, 09 September 2013

    Kala Fajar Menyingsing


    Oleh : Khairul F. Sean Nasution

    Ketika fajar menyingsing di ufuk, suasana alam mulailah terang. Bangunlah dari tidur lelapmu dan rasakan energi mengaliri tubuhmu mulai dari ubun-ubun sampai ke ujung kaki. Resapi dan yakini bahwa energi itu ada, memberi semangat, memberi daya untuk berfikir, memberi tenaga dan kekuatan untukmu agar engkau bisa menunaikan aktivitasmu sejak terbangun itu hingga tertidur kembali di malam hari nanti. Caranya cukup mudah, tak perlu bersusah payah mengkonsentrasikan fikiran, tak perlu berjingkrak-jingkrak tak menentu, tak perlu mengkonsumsi makanan tertentu. Cukup sebut nama Tuhanmu berulangkali dalam hatimu kemudian serahkan dirimu hanya kepadaNya dan berdoa dalam hati sambil terus mengingat nama Tuhan agar Dia menuntunmu ke jalan yang diridhoiNya. Ketika engkau menyebut dan mengingat nama Tuhan, resapi dan yakinilah bahwa daya untuk mengingat Tuhan itu kini mengaliri tubuhmu mulai dari bagian tubuhmu yang paling dalam sampai memancar keluar menembus lapisan auramu. Jika engkau melakukan hal demikian maka yakinlah pada dirimu sendiri bahwa engkau sedang bersama Tuhan dan akan selalu bersamaNya sepanjang engkau melaksanakan perintahNya dan meninggalkan segala bentuk laranganNya. Jika engkau bersama asma Tuhan maka tak ada yang memudharatkan bagimu baik di langit maupun di bumi

    Kemudian duduklah dalam posisi bersila. Tarik udara di sekitarmu dengan helaan nafas panjang dan lembut. Rasakan udara segar atau oksigen masuk ke dalam paru-paru. Ingat dan camkan baik-baik. Di dalam oksigen terkandung inti hawa yang turut masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru inti hawa diproses dan ditransfer ke jantung untuk disalurkan ke seluruh tubuh bersama aliran darah. Inti hawa merupakan energi tersembunyi yang apabila sudah merata mengisi bagian tubuh akan membuat fikiranmu selalu cemerlang, mampu mendeteksi benda gaib di sekitarmu, menjadi perisai bagi dirimu sehingga dapat menangkis marabahaya dan paling penting lagi membantumu mencari kesejahteraan hidup dengan menuntunmu menciptakan lapangan pekerjaan ataupun memiliki pekerjaan dan membuat daya kreasi dengan membangkitkan bakatmu sendiri sehingga apabila engkau berbakat sebagai penulis maka engkau akan bisa mengarang buku, atau bila engkau berbakat menjadi seniman maka engkau akan bisa mencipta lagu, melukis dan lain sebagainya.

    Setelah menghela nafas, tahanlah nafasmu itu sebentar. Biarkan berdiam di rongga perut atau rongga dada. Kemudian keluarkan nafasmu dengan lembut dan panjang pula. Lakukan beberapa kali. Rasakanlah hasilnya! Insya Allah engkau akan mengalami kemajuan dibanding hari-hari sebelumnya. Tentu ritual pernafasan ini harus dilakukan secara rutin setiap fajar menyingsing atau sebelum terdengar azan shubuh. 

    Apabila engkau seorang muslim, setelah melakukan ritual pernafasan, segeralah bersyukur kepada Allah SWT. Caranya, tunaikan segera shalat shubuh. Setelah itu bertahlil sambil menekankan kepada diri sendiri bahwa tiada Tuhan selain Allah. Tekankan terus dalam fikiranmu hingga hati dan fikiranmu benar-benar menyatu dalam mengenang Allah SWT.

    Setelah selesai shalat shubuh mari berolah raga kira-kira setengah jam. Bisa dengan berjalan kaki, jogging dan lain-lain. Selesai berolah raga, menulislah sebentar. Tuliskan apa saja yang engkau dengar, engkau ketahui, engkau rasakan dan engkau fikirkan sejak melaksanakan ritual pernafasan sampai selesai berolah raga tadi. Kumpulkan catatan harian ini setiap hari. Suatu saat akan berguna bagi dirimu (baca di buku Energi di atas Catatan Harian). Kegunaannya jelas yaitu menuntun hidupmu menjadi lebih sejahtera dan lebih sukses dari sekarang. 

    Kamis, 08 Agustus 2013

    Kilas Balik Energi di Atas Catatan Harian


    Oleh: Khairul F. Sean Nasution



    Aku tak tahu darimana harus memulai tulisan ini. Kucoba menyusun outline, tak bisa. Persoalannya terlalu banyak yang ingin kutulis dan kusampaikan. Akhirnya kutulis saja apa yang ada dalam fikiranku hingga jadinya seperti ini.

    Aku hanya ingin bercerita dan berbagi pengalaman tentang apa yang kulihat, kudengar, kuketahui dan kurasakan beberapa tahun silam kala hati, fikiran dan badan melanglang buana hingga sampai ke Pelabuhan Ratu, tempat orang berwisata itu. Kala itu aku memperhatikan seorang gadis yang duduk menyendiri di atas tumpukan karang. Kakinya terjulur ke laut hingga telapaknya dijilati oleh ombak yang meyapa ramah. Sama sekali ia tak peduli dengan kehadiranku. Tatap matanya nampak mengarah jauh ke laut lepas. Seperti sedang menanti kapal tiba. Tetapi ...ah! Bukan. Ia tidak sedang menanti sesuatu. Sebab tatap matanya begitu hampa. Kosong. Tak ada gejolak meski gulungan ombak berderai di kakinya. Kudekati dia perlahan dan dengan sepenuh hormat kuucapkan salam. Ia menjawab dengan senyuman lalu kemudian tatap matanya beralih lagi ke laut lepas.

    Dengan caraku sendiri, gadis itu kupancing bercerita tentang dirinya dan semua apa yang terjadi dengannya. Ia lalu menjelaskan padaku siapa dirinya sebenarnya. Namanya Isma. Lahir dan tinggal di Bandung. Setamat sekolah bekerja di sebuah perusahaan tekstil dan berkenalan dengan seorang karyawan bernama Bono, yang juga bekerja di perusahaan itu. Dari perkenalan itu timbullah bait-bait cinta di hati Isma, mengalun indah dan menyenandungkan asmara hingga tiada lagi hari tanpa cinta. Akibatnya dia tak berkonsentrasi dengan pekerjaan hingga akhirnya dipecat.

    Walaupun begitu, Isma tak menyesali nasibnya. “Ngapain lagi bekerja sebab Bono sudah mempersiapkan lamaran,” katanya. Rupanya Bono berjanji bakal melamarnya menjadi isteri bulan ini juga.

    Namun apa mau dikata, langkah, rezeki, jodoh dan maut sudah ditentukan oleh Tuhan Sang Khaliq penguasa alam. Bono tak bisa menepati janjinya sebab rupanya selama ini diam-diam ia menjalin hubungan kasih dengan gadis lain. Kasih mereka berbuah aib,yakni gadis itu hamil di luar nikah. Terpaksa Bono meninggalkan Isma dan menikah dengan gadis itu untuk menutupi aib dan sebagai bukti pertanggung jawaban. Tinggallah Isma seorang diri, merenung di kala sunyi, menangis di kala sepi, menahan duka melawan pilu hingga hidupnya tiada menentu bagaikan sekeping papan di tengah lautan yang terombang-ambing ke sana-kemari lalu hancur diterpa badai.

    Alangkah malang nasibmu,Isma,ucapku dalam hati.Kupandang sejenak wajahnya. Ada butir-butir air bening di bawah matanya. Entah air mata atau hempasan air laut, aku tak tahu. Dan aku memang tidak perlu tahu. Karena menurutku, wajarlah ia menangis agar pilu tidak merasuk kalbu. Wajarlah ia mengungkapkan kesedihan agar hati sedikit terobati. Wajarlah ia berkeluh kesah pada ombak yang tiada berhenti mengusik, pada matahari yang bersinar damai, pada angin yang membelai gerai rambutnya jika semua itu bisa membuat jiwanya tenteram.Akan tetapi lebih pas rasanya bila ia menuliskan keluh kesahnya ini pada catatan harian atau diary agar ada petunjuk yang menyinari hati. Bukankah Karen Baikie,seorang clinical psychologist dari University of New South Wales pernah meneliti lalu menganjurkan agar menulis peristiwa yang menimpa diri terutama peristiwa traumatik yang membangkitkan emosi. Sengaja penulisan hal-hal demikian dianjurkannya karena menulis peristiwa yang menggugah emosi dapat memperbaiki kesehatan tubuh fisik dan mental. Bukankah hasil-hasil penelitian para ahli termasuk James Pennebaker, Kiecolt-Glaser,dan G.Wallas yang pada prinsipnya juga menyimpulkan bahwa menulis hal-hal traumatik dapat memperbaiki fungsi paru dan mengalami penurunan rasa sakit rematik serta dapat memahami beragam hal sehingga fikirannya menjadi semakin cerdas. Dengan demikian daya kreatif dan inovatif lebih cepat termunculkan.

    Kelihatannya Isma mengerti apa yang kumaksud. Raut wajahnya cerah kembali. Dia tersenyum kemudian berkata : ”Ajarilah aku cara menulis catatan harian agar fikiran tenang dan bisa melupakan masa lalu!”

    Kuberikan kepadanya salinan naskah yang isinya memaparkan cara mengolah catatan harian  agar dapat mengungkap fikiran bawah sadar. Senyumnya semakin mengembang saat menerima salinan naskah itu. Tatap matanya berbinar seolah mengucapkan terima kasih.

    oOo

    Setahun yang lalu, kuterima sepucuk surat dari Isma. Dalam surat itu ia bercerita tentang usaha garmennya yang semakin maju. Katanya sejak dirinya rajin menulis catatan harian, berbagai ilham masuk ke dalam fikirannya. Daya kreatifnya pun tumbuh dan berkembang.”Kapan naskah itu kita terbitkan,Rul?”Tanyanya dalam surat itu.

      Aneh. Surat itu memang sampai sekarang tak pernah kubalas. Padahal sewaktu suratnya itu kuterima, fikiranku sedang berkecamuk memikirkan apa kira-kira judul yang cocok untuk naskah yang dimaksudnya itu apabila diterbitkan nanti. Akujuga tidak tinggal diam. Berbagai macam kalimat kutulis sebagai pertimbangan untuk mendapatkan judul. Namun tak ada yang cocok menurutku. Akhirnya sewaktu melaksanakan ibadah shalat Jum’at, dan pada waktu khatib sedang membaca khutbah, kupanjatkan doa kepada Allah agar diberikan petunjuk sehingga aku bisa menentukan judul naskah buku yang kutulis. Alhamdulillah, begitu muazzin membacakan iqomat,judul buku itu segera terlintas di dalam hatiku yaitu: Energi Di atas Catatan Harian.

    Selepas shalat Jum’at, aku pun segera menuliskan judul buku tersebut. Sekarang buku Energi Diatas Catatan Harian telah terbit. Apakah Isma sudah mengetahui atau belum jika buku itu telah terbit? Entahlah!


    Kamis, 11 Juli 2013

    Buku "Energi di atas Catatan Harian"

    Atas partisipasi dan support dari berbagai kalangan :
    Telah terbit buku

            ENERGI DI ATAS CATATAN HARIAN

                                        Penulis  : Khairul F Sean Nasution
                                        Ukuran  : 21 cm x 14 cm
                                                    Tebal     : 270 halaman
                                                    Penerbit : Wahana Ide Pro
                                                    E- mail   : wahanaku@rocketmail.com


    Buku ini mengungkap hubungan antara energi diri dengan kegiatan  menulis catatan harian (diary) Selama ini banyak orang yang beranggapan menulis catatan harian adalah pekerjaan iseng atau hanya sekedar pengisi waktu belaka. Ternyata setelah diperhatikan dan diteliti selama bertahun-tahun, catatan harian atau yang lebih dikenal dengan istilah diary memiliki fungsi dan manfaat selain sebagai potret perjalanan diri pribadi dan menjadi semacam jurnal yang merekam berbagai macam interaksi, aktifitas, rutinitas serta kesibukan-kesibukan lainnya juga berguna sebagai pengundang energi yang menuntun penulisnya mewujudkan impian dan meraih kesuksesan hidup.

    Buku ini secara gamblang dan transparan memaparkan bagaimana cara mengundang energi masuk ke pikiran serta meneliti dan menelaah catatan harian agar tuntunan barupa petunjuk, ilham, pikiran bawah sadar dapat diketahui dan terbaca lewat catatan harian tersebut. Selain itu juga menjelaskan kiat mengatasi masalah dengan mengandalkan catatan harian.

    Dapatkan segera buku ini dengan menghubungi wahanaku@rocketmail.com, ech.wip@gmail.com, http://energicatatanharian.blogspot.com, atau  https://www.facebook.com/EnergiDiAtasCatatanHarian

    Sabtu, 17 Maret 2012

    Membaca

    Enggak masalah mau baca novel, buku puisi, kumpulan cerpen, esai, buku filsafat, buku sejarah ... yang penting kita membaca.

    Sekecil apapun, selalu ada hal baru yang kita dapatkan dari sebuah bacaan. 

    Rabu, 28 Oktober 2009

    Buku Bulan Ini

    Buku-buku yang kubaca bulan ini: 

    Justice Not For All (FX. Adji Samekto), Muhammad Marx Marhaen (Jeanne S. Mintz), Biarkan Hukum Mengalir (Satjipto Rahardjo), Shaidul Khatir (Ibnu Al Jauzy), Islam Itu Agama Perlawanan (Eko Prasetyo), Siyathul Qulub (Aidh Al Qarni), NU Dan Neoliberalisme (Nur Kholik Ridwan), Teori Hukum Kritis (Roberto M. Unger), Cita Humanisme Islam (G. A. Mahdisi).