Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan
(Kemenkeu) Febrio Kacaribu memastikan Indonesia masuk ke jurang resesi tahun
ini.
Resesi ekonomi 2020 menjadi momok menakutkan bagi dunia. Resesi menjadi ancaman besar yang sulit dihindari Indonesia imbas dari pandemi virus covid-19.
Apa itu resesi?
Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan adalah kondisi
ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil
bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi dapat
mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti
lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi sering
diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau, kebalikannya,
meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal
sebagai stagflasi. Resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut depresi
ekonomi. Penurunan drastis tingkat ekonomi (biasanya akibat depresi parah, atau
akibat hiperinflasi) disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).
Dikutip dari laman Liputan6.com dan dari berbagai sumber,
inilah hal yang harus dilakukan saat resesi melanda, apa saja ya?
Singkirkan utang
Bagian utama dari melindungi diri jika terjadi resesi adalah
melunasi utang. Jika memungkinkan, segera lunasi semua utang. Namun jika tida,
lunasi sebanyak yang Anda bisa. Utang tersebut di antaranya berupa kartu
kredit, pinjaman, hutang medis atau jenis pembiayaan lainnya.
Saat resesi, tidak menutup kemungkinan akan kehilangan
pekerjaan dan nilai investasi yang turun. Tentu Anda akan disibukan dengan
pengelolaan keuang jika terjadi penurunan pendapatan. Oleh karenanya,
tanggungan utang saat resesi bisa memperburuk kondisi keuangan Anda.
Pantau pengeluaran dan kencangkan anggaran
Langkah yang perlu dilakukan selanjutnya adalah memisahkan
kebutuhan dari keinginan. Dengan cara ini, Anda akan lebih mudah menghemat uang
untuk hal yang tidak penting. Mereka yang memiliki kesempatan untuk memotong
pengeluaran akan lebih mampu menghindari kemunduran selama masa sulit.
Siapkan dana darurat berupa uang tunai
Saat resesi terjadi, mungkin akan lebih sulit mencari
pekerjaan baru untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga. Sehingga dana
darurat perlu disiapkan untuk meghadapi segala kemungkinan.
Dana darurat berbentuk uang tunai penting dipersiapkan guna mencegah masalah keuangan. Pentingnya dana darurat ini akan terasa apabila terjadi kejadian yang tidak diinginkan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Jadi mulailah untuk menjual barang yang sudah tidak
digunakan. Serta berhenti membeli barang atau berlangganan layanan yang dirasa
tidak terlalu dibutuhkan. Alihkan uang tersebut untuk dana darurat Anda.
Terus membangun jaringan
Untuk memastikan Anda terlindungi jika ekonomi turun, maka
jangan lupa untuk terus membuat koneksi profesional baru. Misalnya, suatu
ketika Anda datang ke sebuah acara dan memberi kartu nama ke seseorang. Bisa
jadi orang itulah yang bisa membantu Anda terkait pekerjaan saat masa resesi.
Bukankah kita tidak pernah tau siapa dan darimana bantuan akan datang? Oleh
karenanya, teruslah membangun jaringan baru dengan orang lain.
Bisnis sampingan
Bisnis sampingan baik online maupun offline bisa membantu
Anda untuk mendapat penghasilan tambahan atau bahkan tabungan. Kelebihan
lainnya, pemasukan dari bisnis sampingan tersebut akan sangat membantu jika
sewaktu-waktu harus kehilangan pekerjaan.
Mulai berinvestasi
Investasi merupakan tabungan jangka panjang. Investasi ini
sama pentingnya dengan dana darurat. Jika dana darurat nantinya tidak bisa
menutup kekurangan keuangan, tabungan investasi bisa digunakan. Daripada harus
menjual barang-barang saat membutuhkan biaya, baiknya mulai alihkan uang tunai
Anda untuk berinvestasi.
Anda tidak perlu panik ketika pasar saham mulai turun.
Sebaliknya mengambil beberapa saham lagi dengan harga yang lebih rendah untuk
mendapatkan keuntungan ketika segala sesuatunya mulai membaik lagi. Namun
ingat, perhatikan terlebih dahulu kabar ekonomi terkini dan lakukan riset
sederhana saat hendak memutuskan untuk berinvestasi.
Membangun aset intelektual
Selain mengelola keuangan, aset intelektual ini juga sangat berguna saat terjadi resesi. Saat Anda memiliki kemampuan lebih, baik dibidang yang sedang digeluti saat ini atau dibidang yang berbeda, akan sangat menguntungkan diri sendiri nantinya. Anda bisa memperoleh beragam kemampuan lebih dengan mengikuti kursus, pelatihan atau seminar.