Kumpulan aksara sebagai jejak perjalanan menembus ruang dan waktu dalam mengeksplorasi diri dan dunia.
Rabu, 28 Februari 2018
Senin, 26 Februari 2018
Sabtu, 17 Februari 2018
Kecil itu Penting
Saya selalu mencoba untuk mengingatkan diri untuk jangan mengabaikan detail kecil. Sesungguhnya alam semesta pun dan semua yang ada di dalamnya terbuat dari atom kecil. Ada ungkapan lama yang mengatakan, "Jika Anda mengurus hal-hal kecil, hal-hal besar akan menjaga diri mereka sendiri." Ini adalah cara lain untuk mengatakan bahwa setiap pekerjaan terdiri dari banyak detail kecil, yang jika salah satunya diabaikan, maka bisa menciptakan masalah besar nanti.
Terkadang saya mengalami masalah dalam menangani rincian atau detail tertentu yang menjengkelkan dalam menangani sesuatu tugas yang tidak menyenangkan. Saya coba siapkan mental untuk menangani tugas-tugas tersebut, dan hasilnya kadang bisa selesai dengan cepat dan efisien. Dan ternyata tidak separah yang dibayangkan.
Kamis, 15 Februari 2018
Senin, 12 Februari 2018
Pengetahuan dan Uang
Menurut Napoleon Hill, pengetahuan tidak akan menarik uang kecuali jika diorganisasikan, dan diarahkan secara cerdas, melalui rencana tindakan praktis, sampai pada akhirnya dapat diakumulasikan sejumlah uang yang pasti.
Mungkin, kitalah yang tidak pandai menggunakan pengetahuan itu menjadi suatu tindakan terencana dan terorganisir dengan baik dengan tujuan akhir dapat memperoleh uang sejumlah yang diinginkan.
Sebenarnya kita perlu belajar dan belajar terus bagaimana membuat suatu rencana yang rapi, sistematis, dan terarah.
......................................
......................................
Selasa, 06 Februari 2018
Kunci Meraih Sukses Sejati dalam Kehidupan Kita
Ada lima kunci untuk menguak
rahasia sukses sejati dalam hidup Kita......
Kunci # 1 : The Power of Positive Mindset
Positive mindset adalah sikap
yang mencoba melihat arah masa depan dengan spirit optimisme : dengan sebuah
keyakinan bahwa keberhasilan pada akhirnya bisa direngkuh.
Positive mindset adalah juga
sebuah sikap yang selalu berikhtiar melihat sisi positif dari beragam tantangan
hidup, apapun jenis tantangan itu.
Positive mindset adalah sejenis
watak yang senantiasa berfokus pada bright
spots – dan bukan selalu mengeluh atas beragam keadaan.
Pada akhirnya, positive mindset
adalah soal belief, soal mentalitas, soal keyakinan bahwa saya memiliki
kekuatan untuk berubah ke arah yang lebih baik. Belief that sucess is my right.
Kunci # 2 :
Fighting Spirit. Persistence. Endurance.
Kejarlah impian Kita dengan
persisten : dengan kegigihan, dengan keuletan dan dengan ketekunan.
Kita tahu, banyak orang membentur kisah kegagalan bukan karena mereka
bodoh atau tak punya bakat.
Bukan itu. Mereka gagal karena menyerah di tengah jalan. Quit. Berhenti
dan tak mau meneruskan lagi upayanya dengan gigih.
Orang bijak belajar dari kesalahan dan kegagalan yang mereka lakukan,
dan kemudian berproses untuk kembali menemukan jalur pencapaian tujuan hidup
mereka.
Ditengah tantangan yang terusmengerang dan jalankehidupan yang terjal
penuh tikungan, mereka terus menderapkan kaki : sebab mereka percaya pada akhirnya,
cahaya kesuksesan itu pelan-pelan bias dinyalakan. Mereka terus berjuangdengan
persisten. Dengan penuh passion.
“And we’ll keep on fighting till
the end……”.
Kunci # 3 :
Learning Spirit. Everyone is teacher. Everyplace is school.
Learning Spirit. Sebuah spirit untuk terus belajar mengembangkan
kompetensi diri. Sebab selalu ada celah untuk terus memekarkan potensi dan
kapasitas diri. Sebab selalu ada jalan untuk merekahkan pengetahuan, mengasah
ilmu dan merajut ketrampilan. Aliran ilmu terus mengalun, dan kemajuan
pengetahuan terus bergerak. Lalu kalau kita tidak memiliki kegairahan untuk
terus memetik sejumput ilmu, bukankah kita hanya akan menjadi manusia- manusia
rongsokan, yang out of date?
Kunci # 4 :
Do GOOD Things in Your Life. Tebarkan Benih Kemuliaan. Hamparkan
bibit kebajikan.
Bentangkan selalu benih-benih kebajikan dalam hidup : jujur dalam
bekerja, mencari rezeki yang halal dan barokah, menjadi teladan perilaku yang
baik bagi anak-anak, menebar salam dan senyum pada sesama........ and on and on .......
Hamparkan pula benih -benih kemuliaan dalam hidup : tekun bersedekah
pada anak yatim, membantu sanak saudara dengan hati lapang, dan selalu ringan
tangan dalam menolong sesama.
The more you give. The more you
get.
Dan selalu layangkan doa dengan penuh khidmat demi keselamatan ayah dan ibu : yang selama ini
telah membesarkan Kita. Dengan gigih. Tanpa kenal lelah. Bersujudlah. Lantunkan
doa agar mereka berdua selalu berada dalam lindungan-NYA.
Kunci # 5 : Rajutlah kedekatan
spiritual dengan Sang Ilahi
Pada akhirnya, sukses yang paling hakiki hanya, dan hanya bisa
direngkuh melalui kedekatan kita pada Sang Ilahi, Sang Maha Pemberi Rezeki.
Karena itu, mari membangun kebiasaan untuk dekat dengan Allah SWT dengan
cara:
• Rajin membaca Al
Quran
• Selalu berupaya
shalat berjema’ah di mesjid dengan tepat waktu
• Tekun membaca dzikir
• Istiqomah dalam
menjalankan ritual shalat tahajud
Demikian 5 Kunci meraih Sukses Sejati :
1. Build Positive Mindset
2. Be Persistence
3. Develop Learning Spirit
4. Do Good Things in Your Life
5. Be Closer to Allah SWT
Mari merenungkan kembali lima kunci itu dengan seksama.
Lalu, mengamalkannya dengan penuh kesungguhan......
Jika kita semua mempraktekkan lima kunci itu dengan istiqomah, Insya
Allah kita semua akan meraih sukses yang hakiki.
(Sumber : www.strategimanajemen.net
)
Minggu, 04 Februari 2018
Karyawan sebagai Sasaran Diklat di RSU Permata Madina Panyabungan
RSU Permata Madina Panyabungan adalah sebuah institusi
pelayanan jasa yang mengedepankan kepuasan pelanggan dan ketepatan serta
kecepatan dalam bertindak. Untuk itu
diperlukan adanya pengelolaan manajemen
yang professional dalam menghadapi perkembangan pesat di industri pelayanan
kesehatan serta upaya untuk memenuhi berbagai tuntutan dalam bidang pelayanan
kesehatan. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan melakukan
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di RSU Permata Madina
Panyabungan.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen organisasi yang
sangat penting. Sumber daya manusia (SDM) merupakan pilar utama sekaligus
penggerak roda organisasi RSU Permata Madina Panyabungan dalam upaya mewujudkan
visi dan misi. Karenanya harus dipastikan sumber daya ini dikelola dengan
sebaik mungkin agar mampu memberi kontribusi secara optimal. Salah satu upaya
dalam meningkatkan kualitas SDM Rumah sakit, maka dibutuhkan adanya pendidikan
dan pelatihan (diklat) untuk karyawan yang dapat dijadikan sebuah langkah dalam
peningkatan kualitas SDM di RSU Permata Madina Panyabungan.
Jumat, 02 Februari 2018
Kita Tidak Akan Pernah Lebih Besar dari Apa yang Kita Pikirkan
Kita hanya akan menjadi seperti
apa yang paling sering kita pikirkan. Sebesar dan sehebat apa pun kesuksesan
yang akan kita capai, sesungguhnya sebanding dengan ukuran pemikiran kita. Jika
kita membiarkan pikiran kita didominasi oleh hal-hal sepele, mungkin kita tidak
akan mencapai apa pun. Mari berdisiplin diri untuk hanya memikirkan hal yang penting-penting saja, mempertahankan hal-hal baik yang telah diperoleh, dan berusaha mencari dan menemukan ide-ide
bagus yang bisa kita gunakan kapan saja sebagai solusi kreatif untuk berbagai
masalah yang kita hadapi. Sesungguhnya pikiran yang kecil itu hanya untuk memikirkan hal-hal kecil pula. Pikiran yang besar itu untuk memikirkan
gagasan-gagasan yang besar.
Selasa, 30 Januari 2018
Apa itu LFA, ZOPP, dan OOPP?
Ada dua istilah, yakni Logical Framework (LF atau Logframe)
dan Logical Framework Approach (LFA)
yang terkadang membingungkan. LogFrame adalah sebuah dokumen, Logical Framework
Approach adalah metodologi perancangan proyek.
Ketiga istilah itu di atas;
Pendekatan Kerangka Logika, ZOPP dan OOPP adalah istilah untuk metodologi atau
proses perancangan proyek yang sama. Istilah OOPP dan ZOPP berarti
masing-masing; Objectives Oriented Project Planning (Perencanaan Proyek
Berorientasi Tujuan) dan dalam bahasa Jerman Ziel Orientierte Projek Planung.
Ketiga istilah tersebut mengacu pada proses pertemuan terstruktur yang akan disebut
sebagai LFA.
Dokumen kerangka logis adalah
matriks 4 kolom dengan 4 baris. Sel-sel matriks mengandung teks yang ringkas
menggambarkan fitur yang paling penting dari suatu proyek. Jika proses yang
benar (LFA) digunakan untuk mengembangkan isi logframe, dokumen akan
mengungkapkan kualitas desain dan membuat kekurangannya dengan mudah terlihat.
Metodologi desain adalah proses
yang ketat, yang jika digunakan sebagaimana dimaksud oleh penggagas konsep ini
akan menerapkan disiplin logis pada tim perancangan proyek. Jika prosesnya
digunakan secara berintegritas hasilnya akan menjadi desain proyek berkualitas
tinggi. Metode ini bukan tanpa keterbatasan, namun sebagian besar bisa
dihindari dengan menggunakan teknik yang hati-hati. Banyak hal yang bisa salah
dalam tahap implementasi sebuah proyek, namun jika desainnya cacat,
implementasi dimulai dengan cacat yang parah. Diagram peta pikiran sebagaimana di
atas menunjukkan langkah-langkah khas dalam proses perancangan. Beberapa
langkah tersebut adalah:
·
analisis situasi
·
analisis stakeholder
·
analisis masalah
Perlu dicatat bahwa salah satu
penyalahgunaan logframe yang umum adalah merancang proyek terlebih dahulu dan
mencoba untuk "mengisi" matriks kerangka logis sebagai sebuah
pemikiran setelahnya. Ini akan mengalahkan keseluruhan tujuan kerangka logis
dan metodologi perancangan.
Dimana
logikanya?
Ada hubungan logis antara
sel-sel matriks. Logika yang menghubungkan sel di kolom paling kiri, disebut
sebagai logika vertikal; logika yang menghubungkan tiga kolom yang tersisa
disebut sebagai logika horizontal.
Logika vertikal adalah hirarki
tujuan proyek.
Logika horisontal menjelaskan:
· bagaimana pencapaian tujuan akan diukur atau
diverifikasi
· bagaimana informasi ini
· apa faktor eksternal yang dapat mencegah manajer
proyek dan staf mencapai tujuan tingkat berikutnya.
Analisis
Situasi
Ini adalah dokumen yang
menggambarkan situasi seputar masalah. Sumbernya bisa berupa studi kelayakan,
laporan pra-penilaian, atau kompilasi yang dilakukan khusus untuk lokakarya
desain proyek. Biasanya dokumen tersebut menggambarkan situasi masalah secara
rinci, mengidentifikasi pemangku kepentingan dan menjelaskan dampak dari
masalah terhadapnya.
Analisis
Pemangku Kepentingan atau Partisipasi
Tahap ini merupakan analisis
terhadap orang, kelompok, atau organisasi yang mungkin mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh masalah atau solusi potensial terhadap masalah tersebut. Ini
adalah langkah awal untuk memahami masalahnya. Kita bisa mengatakan, tanpa
orang atau kelompok kepentingan tidak akan ada masalah. Jadi untuk memahami
masalahnya, pertama kita harus mengerti para pemangku kepentingan. Tujuan dari
langkah ini adalah untuk mengungkapkan dan mendiskusikan kepentingan dan
harapan orang dan kelompok yang penting bagi keberhasilan proyek.
Analisa
masalah
Jika tidak ada kesepakatan
antara peserta mengenai pernyataan masalah, tidak mungkin akan ada kesepakatan
mengenai solusinya. Oleh karena itu, tahap ini berusaha mendapatkan konsensus
mengenai aspek-aspek terperinci dari masalah tersebut.
Prosedur pertama dalam analisis
masalah adalah brainstorming. Salah
satu contoh sederhana caranya adalah: semua peserta diundang untuk menuliskan
ide masalah mereka pada kartu kecil. Peserta dapat menulis sebanyak mungkin
kartu sesuai keinginannya. Para peserta kemudian mengelompokkan kartu atau
mencari hubungan sebab-akibat antara tema pada kartu dengan mengatur kartu
untuk membentuk pohon masalah. Maka masalah akan terurai lebih rinci dan
terlihat hubungannya.
Analisis
Tujuan
Pada langkah ini, pernyataan
masalah diubah menjadi pernyataan objektif dan jika memungkinkan ke dalam pohon
yang obyektif. Sama seperti pohon masalah menunjukkan cause-effect
relationships, pohon tujuan menunjukkan means-end relationships. Hubungan akhir
berarti menunjukkan cara dimana proyek dapat mencapai tujuan yang diinginkan
atau kondisi yang diinginkan di masa depan. Seringkali ada banyak kemungkinan
wilayah yang bisa menjadi fokus sebuah "intervensi" atau proyek
pembangunan.
Analisis
Alternatif
Pohon tujuan biasanya
menunjukkan sejumlah besar strategi atau tautan akhir yang mungkin dapat
berkontribusi pada pemecahan masalah. Karena akan ada batasan untuk sumber daya
yang dapat diterapkan pada proyek, maka penting untuk memeriksa alternatif ini
dan memilih strategi yang paling menjanjikan. Setelah memilih kriteria
keputusan, ini diterapkan untuk memilih satu atau beberapa rantai tujuan akhir
untuk menjadi serangkaian tujuan yang akan membentuk strategi proyek.
Perencanaan
Kegiatan
Setelah menentukan tujuan, dan
menentukan bagaimana mereka akan diukur dan di mana dan bagaimana informasi
tersebut akan ditemukan kita sampai pada tahap perencanaan terperinci. Kami
sekarang menentukan kegiatan apa yang dibutuhkan untuk mencapai setiap tujuan.
Dari
mana Memulai?
Ini sedikit seperti masalah
ayam dan telur. Sangat menggoda untuk dikatakan; Selalu mulai pada tahap
analisis situasi, dan dari situlah menentukan siapa pemangku kepentingan.
Argumen lain adalah bahwa para pemangku kepentingan menentukan masalahnya
sehingga perlu dimulai dengan mengidentifikasi pemangku kepentingan. Setiap
situasi masalah akan membutuhkan pendekatan yang berbeda.
Ke
mana selanjutnya?
Langkah selanjutnya adalah
perencanaan dan pelaksanaan implementasi.
...
Nikmati ratusan video
tutorial dalam bidang manajemen bisnis
dan internet marketing yang powerful secara online, langsung melalui laptop
atau smartphone Anda. Cara belajar baru di era digital! Kunjungi link berikut http://edubisnis.net/dap/a/?a=2489
Minggu, 28 Januari 2018
Cara Pelaksanaan Diklat di RSU Permata Madina Panyabungan
Penyelenggaraan pelatihan diusahakan sebisa mungkin
mengikuti dasar-dasar umum pelatihan agar dapat bermanfaat bagi peserta dan
dapat mencapai tujuan secara optimal. Dale Yoder, dalam bukunya Personal
Principles and Policies, menyebutkan sembilan dasar yang berlaku umum dalam
kegiatan pelatihan yaitu (1) Individual differences, (2) relation to job
analysis, (3) motivation, (4) active participation, (5) selection of trainees,
(6) Selection of trainers, (7) trainer’s of training, (8) training method’s dan
(9) principles of learning (1962:235).
1. Persiapan
peralatan dan perlengkapan diklat internal.
a. Proposal
diklat,
b. Daftar
hadir peserta,
c. Materi
dan narasumber diklat,
d. Tempat
atau ruangan diklat,
e. Perlengkapan,
Transportasi, Konsumsi, dll.
2. Koordinasi
untuk pelaksanaan diklat yang tidak bisa dilakukan dengan diklat internal RSU Permata Madina Panyabungan.
a. Nama atau
materi diklat,
b. Jadwal
pelaksanaan,
c. Biaya
diklat,
d. Persyaratan
dan jumlah peserta yang dikirim diklat.
3. Koordinasi
dengan unit/instalasi untuk peserta yang akan dikirim diklat (baik diklat
internal maupun eksternal).
4. Koordinasi
dengan bagian keuangan untuk biaya diklat.
Minggu, 21 Januari 2018
Tahapan Program Pendidikan dan Pelatihan di RSU Permata Madina Panyabungan
Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh Unit Personalia
dan Diklat sepanjang tahun adalah penyusunan dan pelaksanaan program pendidikan
dan pelatihan bagi karyawan RSU Permata Madina Panyabungan. Tahapan penyusunan
dan pelaksanaan program pelatihan ini dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. Identifikasi
Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis)
Tahapan identifikasi kebutuhan untuk perencanaan program
pelatihan merupakan tahapan paling awal yang dianggap paling penting karena
menjadi penentu isi dari pelatihan. Dalam proses ini, perencanaan program
pendidikan dan pelatihan (diklat) karyawan RSU Permata Madina Panyabungan menuju
rumah sakit dengan fasilitas dan pelayanan terbaik dilakukan dengan beberapa
cara.
Penilaian kebutuhan (need assessment) pelatihan merupakan
langkah yang paling penting dalam pengembangan program pelatihan. Langkah
penilaian kebutuhan ini merupakan landasan yang sangat menentukan pada
langkah-langkah berikutnya. Dalam penilaian kebutuhan dapat digunakan tiga
tingkat analisis yaitu analisis pada tingkat organisasi, analisis pada tingkat
program atau operasi dan analisis pada tingkat individu. Sedangkan teknik
penilaian kebutuhan dapat digunakan analisis kinerja, analisis kemampuan,
analisis tugas maupun survey kebutuhan (need survey).
Informasi analisis kebutuhan yang dilakukan di tingkat
organisasi didasarkan pada pertimbangan di tingkat manajemen yang kemudian
diinstruksikan kepada Kepala Unit Personalia dan Diklat untuk ditampung dalam
rencana program yang disusun. Sementara untuk analisis kebutuhan pelatihan di
tingkat jabatan atau posisi, semua kebutuhan diklat terpusat pada Kepala
Bagian/Bidang/Unit. Kabag/Kabid/Kanit melakukan observasi sendiri terhadap
tugas-tugas yang dilakukan oleh staf pelaksana. Kebutuhan tersebut seperti
mengajukan kegiatan diklat tahunan sehingga tidak berbeda pada program diklat
karyawan menuju rumah sakit dengan pelayanan terbaik. Analisis kebutuhan yang
terakhir adalah analisis kebutuhan pelatihan individu. Untuk kebutuhan
individu, ada yang berupa pengembangan karir. Ada pula yang memang dilihat
berdasarkan kebutuhan individu untuk menunjang pekerjaannya.
b. Penetapan
Tujuan Pelatihan
Menurut Cut Zurnali (2004), the goal of training is for
employees to master knowledge, skills, and behaviors emphasized in training
programs and to apply them to their day-to-day activities. Hal ini berarti
bahwa tujuan pelatihan adalah agar para pegawai dapat menguasai pengetahuan,
keahlian dan perilaku yang ditekankan dalam program-program pelatihan dan untuk
diterapkan dalam aktivitas sehari-hari para karyawan. Pelatihan juga mempunyai
pengaruh yang besar bagi pengembangan perusahaan.
Dalam tahap penetapan tujuan pendidikan dan pelatihan ini
dilakukan oleh masing-masing unit maupun koordinator diklat, pada saat yang
sama dengan mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan. Penetapan tujuan pelatihan dapat dilakukan sekaligus karena ketika
menemukan suatu kebutuhan maka tujuannya dapat langsung ditentukan dari
kebutuhan tersebut.
Tujuan sangat penting karena berfungsi sebagai pemandu arah
dari seluruh kegiatan diklat. Dalam hal ini ditetapkan tujuan diklat baik tujuan
umum maupun tujuan khusus bagi setiap pelaksanaan diklat.
c. Pemilihan
dan Perancangan Program
Pemilihan dan perancangan program pendidikan dan pelatihan
langsung dilaksanakan oleh Koordinator Diklat setelah menerima kebutuhan
pelatihan melalui usul dari masing-masing unit. Setelah kebutuhan pelatihan
sudah Koordinator Diklat rangkum dan kumpulkan, maka Koordinator Diklat akan
memfasilitasi menyampaikan atau mengajukan usulan ke manajemen RS agar
pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan segera dapat disetujui untuk dilaksanakan.
Mendesain atau merancang adalah faktor terpenting dalam
membuat program diklat. Perencanaan diusahakan sebaik dan setepat mungkin agar
menghasilkan program diklat yang optimal dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia rumah sakit.
Merancang program diklat memang seharusnya mengacu pada
sebuah model untuk memberikan langkah-langkah sistematik dan spesifik untuk
kegiatan pelatihannya. Sistematik berarti metode pengidentifikasian,
pengembangan, dan evaluasi teratur, mengatur target strategi untuk mencapai
tujuan proyek. Spesifik berarti setiap elemen dari rencana perancangan
instruksional perlu dilaksanakan dengan memperhatikan rinciannya. Model-model
pelatihan tersebut proses dan langkah-langkahnya disesuaikan dengan kompetensi yang
ingin dicapai, masalah-masalah yang ingin dipecahkan, metode atau strategi yang
ingin digunakan.
d. Pengembangan
Kriteria Evaluasi
Perancangan evaluasi dari program pelatihan dilakukan dengan
melihat efek apa yang terjadi setelah dilaksanakan pelatihan-pelatihan yang
telah diprogramkan ini. Salah satu bentuk konkrit evaluasi yang dilakukan pada
program pelatihan ini adalah adanya transfer knowledge oleh peserta pelatihan
kepada rekan sekerja.
Minggu, 14 Januari 2018
Pentingnya Rencana Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat) di RSU Permata Madina Panyabungan
RSU Permata Madina Panyabungan
merupakan salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Mandailing Natal dengan
visi menjadi RS dengan fasilitas dan pelayanan terbaik di daerah Tapanuli
Bagian Selatan yang memiliki keunggulan dalam memberikan pelayanan yang
paripurna dengan didukung oleh teknologi kesehatan terkini, SDM profesional,
informatif, ramah, dan bersahabat. Dengan adanya visi ini sebagai pencapaian
yang ingin diraih rumah sakit, maka SDM RSU Permata Madina Panyabungan perlu
memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan karakteristik tertentu yang
menunjang. Pelayanan kesehatan paripurna yang berusaha diwujudkan oleh RSU
Permata Madina Panyabungan.
Berangkat dari hal tersebut maka
disimpulkan ada banyak hal yang perlu dioptimalkan dalam hal pelayanan yang
baik itu, dalam hal pelayanan medis maupun non-medis. Untuk itu guna
meningkatkan kualitas pelayanan, manajemen RSU Permata Madina Panyabungan
dipandang perlu mencari pemecahannya salah satunya dengan mengadakan pelatihan
yang programnya disusun oleh Unit Personalia dan Diklat RSU Permata Madina
Panyabungan. Walaupun tidak semua permasalahan di rumah sakit dapat ditangani
dengan mengadakan pelatihan sebagaimana menurut Wickens (2004), tetapi
pelatihan dapat dianggap sebagai suatu langkah efektif dilihat dari sisi
psikologis untuk terus belajar melakukan pekerjaan pada tingkatan yang ingin
dicapai. Maka dari itu, Unit Personalia dan Diklat RSU Permata Madina
Panyabungan membuat rencana program pendidikan dan pelatihan (diklat) setiap
tahun guna menjawab tantangan pelayanan prima sebagai rumah sakit berkelas yang
ada di wilayah Tapanuli Bagian Selatan.
Minggu, 07 Januari 2018
Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Karyawan di RSU Permata Madina Panyabungan
Rumah sakit merupakan salah satu organisasi pelayanan
kesehatan yang merupakan lembaga non-profit dengan 3 ciri khasnya yaitu padat
modal, padat karya dan padat teknologi. Saat ini rumah sakit sebagai pelayanan
kesehatan masyarakat terus berlomba untuk memberikan pelayanan yang terbaik
bagi pasien yang datang sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Rumah sakit sebagai organisasi yang padat karya yang
melibatkan tenaga kerja dalam jumlah besar harus mampu memperlakukan tenaga
kerja sebagai aset dari rumah sakit. Tenaga medis maupun non-medis di rumah
sakit yang bekerja dengan kompetensinya masing-masing merupakan bentuk
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Pynes dan Lombardi (2011)
mengemukakan bahwa seluruh sumber daya manusia yang ada di rumah sakit
merupakan lini terdepan yang membangun hubungan dengan pasien serta berperan
untuk membentuk persepsi masyarakat terhadap rumah sakit sebagai pelayanan
kesehatan untuk masyarakat.
Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal, tenaga
kesehatan perlu memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang keahliannya.
Kompetensi adalah karakteristik dan kualitas yang dibutuhkan oleh seseorang
agar dapat berhasil dalam melaksanakan suatu pekerjaan (Pynes, 2011). Setiap
bidang keahlian di rumah sakit memiliki kompetensi masing-masing yang telah
disesuaikan dengan deskripsi kerja yang harus dijalankan. Salah satu wujud
pengembangan kompetensi dapat dilakukan melalui program pendidikan dan
pelatihan SDM. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
mendefinisikan pelatihan kerja sebagai keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan serta mengembangakan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap, etos kerja pada tingkat keahlian dan keterampilan tertentu
sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Untuk mendukung kegiatan pengembangan kompetensi SDM,
terutama pada organisasi pelayanan kesehatan, yang dalam hal ini adalah rumah
sakit, diperlukan suatu sistem manajemen pelatihan dan pengembangan karyawan.
Fungsi manajemen yang mengelola pelatihan dan pengembangan karyawan di RSU
Permata Madina Panyabungan berada di lingkup tugas dari Unit Personalia dan
Diklat RSU Permata Madina Panyabungan.
Selasa, 02 Januari 2018
Sabtu, 30 Desember 2017
Muhasabah 2017
Wahai diriku, jangan malas.
Mungkin kamu punya sifat alami yang malas, jangan turuti itu!
Semua bakat dan kreativitas yang kamu punya akan sia-sia kalau kamu malas..
Mengapa rencana tahun lalu ada yang tidak tercapai.
Jangan ulangi lagi tahun depan.
Kali ini, kamu harus memastikan kalau resolusimu harus tercapai.
Bukan sekadar angan-angan saja.
Minggu, 17 Desember 2017
Satu Kata Ajaib yang Mengubah Hidup
Ada satu kata yang ajaib simpel dan sederhana : syukur (atau
gratitude dalam bahasa Inggrisnya). Ya, rasa syukur yang terus mengalir. Never
ending gratitude for life.
Ada hukum resonansi yang mau dihadirkan disini : semakin
sering Anda bersyukur, maka biasanya yang Anda syukuri itu akan makin sering
menghampiri Anda.
Sungguh, syukur adalah sebuah habit yang begitu mudah
dilakoni, namun begitu dramatis manfaatnya bagi hidup kita.
Landasan spiritual tentang syukur atas segenap anugerah Sang
Pencipta juga begitu kuat. Begitulah, kita ingat akan firman ini : Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu (QS 14 : 7).
Sebaliknya, ingat ini : semakin Anda sering mengeluh, maka
biasanya yang Anda keluhkan itu justru akan makin sering menghampiri Anda.
Ada hukum tarik menarik disini. Begitulah, jika Anda sering
mengeluh mengenai bos atau kerjaan di kantor Anda, maka yang Anda keluhkan itu
malah makin akan sering mendatangi Anda.
Kalau Anda sering mengeluh mengenai kekurangan gaji, maka
biasanya yang Anda keluhkan ini justru akan terus menghampiri Anda. Begitu
seterusnya. Alam semesta sekedar mengirim balik persis apa yang ada dalam
pikiranmu.
Sebaliknya, limpahan rasa syukur yang terus Anda lantunkan
akan membuka tabir Kebesaran Ilahi, dan "Invisible Hand" pelan-pelan
akan mengirimkan paket kejutan pada Anda : apa yang terus Anda sukuri itu akan
makin rajin menghampiri Anda.
Selasa, 12 Desember 2017
ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT (TRAINING NEED ANALYSIS)
Analisis kebutuhan pelatihan secara umum dapat diartikan sebagai suatu
proses pengumpulan dan analisis data dalam rangka mengidentifikasi
bidang-bidang atau faktor-faktor apa saja yang ada di dalam instansi, lembaga, atau
perusahaan yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki agar kinerja pegawai dan
produktivitas instansi menjadi meningkat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
memperoleh data akurat tentang apakah ada kebutuhan untuk menyelenggarakan pelatihan.
Pelatihan pada dasarnya diselenggarakan sebagai sarana untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi kesenjangan antara kinerja yang ada saat ini dengan kinerja standard atau yang diharapkan untuk dilakukan oleh si pegawai. Analisis kebutuhan pelatihan merupakan alat untuk mengidentifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada tersebut dan melakukan analisis apakah kesenjangan-kesenjangan tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan melalui suatu pelatihan. Melalui analisis kebutuhan pelatihan maka pihak penyelenggara pelatihan juga dapat memperkirakan manfaat-manfaat apa saja yang bisa didapatkan dari suatu pelatihan, baik bagi partisipan sebagai individu maupun bagi perusahaan.
Dalam mengidentifikasi atau menganalisis kebutuhan diklat banyak teknik atau metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menghimpun informasi dan data untuk keperluan identifikasi kebutuhan diklat. Metode dan teknik tersebut antara lain metode wawancara atau interview, metode kuisioner atau angket dan metode skala.
Beberapa faktor penentu yang yang harus dikumpulkan atau diketahui dalam melakukan analisis kebutuhan diklat dapat diuraikan sebagai berikut:
Alasan. Alasan mengapa sebuah pelatihan perlu diadakan merupakan faktor yang penting untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dalam pelatihan nantinya. Oleh karena itu, pada tahapan ini perancang program pelatihan dituntut untuk benar-benar jeli dalam melihat kebutuhan yang ada.
Peserta. Harus dapat ditentukan siapa yang akan menjadi peserta pelatihan tersebut. Peserta yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah mencakup partisipan pada pelatihan tersebut.
Pekerjaan. Data atau informasi yang harus dikumpulkan dan dianalisis mencakup hal-hal seperti jenis pekerjaan (jabatan) apa yang sedang di review dan apa fungsi utama pekerjaan (jabatan) tersebut, apa saja kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara optimal, apa standard kinerja yang harus dipenuhi oleh pegawai, dan apakah pegawai sudah memenuhi standard kinerja yang diharapkan.
Materi. Hal yang mendasar untuk diketahui dalam menentukan materi yang akan dirancang dalam sebuah program pelatihan adalah apakah materi yang akan diberikan merupakan suatu hal yang bersifat essential atau tidak.
Dukungan. Dukungan tersebut adalah berupa komitmen dari para manager atau supervisor untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi para partisipan untuk dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam pelatihan.
Biaya. Sekecil apapun kegiatan pelatihan pasti membutuhkan dana. Oleh karena itu amat penting untuk menghitung untung rugi dari pelaksanaan suatu pelatihan.
Memilih Metode. Sebelum menentukan metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data, maka perlu dipikirkan sumber-sumber data yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan.
Daftar Pustaka:
Lynton, Rolf R. & Pareek, Udai, (1994), Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja (Terjemahan), Jakarta : PT. Prenhalindo.
Sabtu, 09 Desember 2017
Senin, 13 November 2017
Pengertian, Dasar, dan Manajemen Pelatihan
Pengertian Pelatihan
Sikula dalam Sumantri
(2000:2) mengartikan pelatihan sebagai: “proses pendidikan jangka
pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan
terorganisir. Para peserta pelatihan akan mempelajari
pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu”.
Veithzal Rivai (2004: 226) menegaskan bahwa “pelatihan adalah proses
sistematis mengubah tingkah laku pekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pekerja dalam melaksanakan
pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu pegawai
untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil melaksanakan
pekerjaan”.
Dari
pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan pelatihan dalam hal ini adalah proses pendidikan yang di dalamnya ada
proses pembelajaran dilaksanakan dalam jangka pendek, bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga mampu meningkatkan
kompetensi individu untuk menghadapi tugasnya di dalam organisasi sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai. Dengan demikian dapat simpulkan
bahwa “pelatihan sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan kinerja saat
ini dan kinerja mendatang” (Veithzal Rifai: 2004: 226).
Dasar Pelatihan
Dalam penyelenggaraan
pelatihan, agar dapat bermanfaat bagi peserta dan dapat mencapai tujuan secara
optimal, hendaknya penyelenggaraannya mengikuti dasar-dasar umum pelatihan.
Menurut Dale Yoder dalam bukunya Personal Principles and
Policies, menyebutkan sembilan dasar yang berlaku umum dalam kegiatan
pelatihan yaitu (1) Individual differences; (2) relation to job
analysis; (3) motivation (4) active participation, (5) selection of trainees,
(6). Selection of trainers; (7) trainer’s of training (8) training method’s dan
(9) principles of learning (1962:235).
Ada lima persyaratan
minimal yang perlu diperhatikan pelatih dalam memilih metode pelatihan, yaitu:
sesuai dengan keadaan dan jumlah sasaran; cukup dalam jumlah dan mutu materi;
tepat menuju tujuan pada waktunya; amanat hendaknya mudah diterima, dipahami dan
diterapkan; dan biaya ringan (Depdikbud, 1983: 97). Dalam pemilihan metode juga
dapat mempertimbangkan beberapa faktor, sebagai berikut: tujuan instruksional
khusus yang hendak- dicapai dalam proses penyampaian pesan atau
bahan belajar, keadaan warga belajar yang akan menerima pesan,
karakteristik metode yang akan digunakan dan sumber atau fasilitas yang
tersedia untuk menunjang penggunaan metode tertentu yang hendak kita pilih
(Direktorat Dikmas, 1985 : 18).
Pelatihan yang berhasil
adalah pelatihan yang menerapkan dasar-dasar pelatihan di atas dalam formulasi
pelatihan yang akan diberikan pada peserta pelatihan.
Penilaian kebutuhan (need assessment) pelatihan merupakan langkah yang paling penting dalam pengembangan program pelatihan. Langkah penilaian kebutuhan ini merupakan landasan yang sangat menentukan pada langkah-langkah berikutnya. Dalam penilaian kebutuhan dapat digunakan tiga tingkat analisis yaitu analisis pada tingkat organisasi, analisis pada tingkat program atau operasi dan analisis pada tingkat individu. Sedangkan teknik penilaian kebutuhan dapat digunakan analisis kinerja, analisis kemampuan, analisis tugas maupun survey kebutuhan (need survey).
Manajemen pelatihan
memiliki dimensi tentang bagaimana hal pengelolaan pelatihan. Pengelolaan ini
dilakukan agar pelatihan bisa berjalan dengan baik dan berhasil secara efektif
dan efisien. Manajemen pelatihan secara konsep bisa diartikan “Proses perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan dan pengevaluasian terhadap kegiatan pelatihan
dengan memanfaatkan aspek-aspek pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan
secara efektif dan efisien”. Dalam konteks yang lain, manajemen pelatihan
atau pengelolaan pelatihan identik dengan manajemen proyek atau pada istilah
lain sama dengan mengelola proyek.
Proses manajemen
pelatihan dimulai dengan analisis, yaitu analisis kebutuhan (need
analysis) terhadap hal-hal yang akan menjadi objek pelatihan, kemudian
dilanjutkan dengan desain program pelatihan, yaitu langkah mendesain
program-program pelatihan. Tahapan berikutnya adalah pelaksanaan dan
penerapan, yaitu proses pelaksanaan dan Penerapan program-program pelatihan.
Kemudian diakhiri dengan evaluasi yaitu tahap untuk memberikan penilaian
dan analisa pengembangan. Pada setiap tahapan tersebut akan ada proses umpan
balik, yang bertujuan untuk mengontrol efektivitas pelaksanaan dan proses
pelatihan.
Perencanaan pelatihan
pada hakekatnya adalah proses menyusun rancangan program pelatihan, yaitu
proses menyiapkan berbagai hal mengenai persiapan pelatihan. Secara umum
menurut Faustino Cardoso Gomes (2000:204), ada tiga tahapan atau fase pada
pelatihan yaitu tahap penilaian kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap
evaluasi. Atau dengan istilah lain ada fase perencanaan pelatihan, fase
pelaksanaan pelatihan dan fase pasca pelatihan.
Sebagaimana dikemukakan
oleh Simamora (1997: 360), delapan langkah-kangkah umum dalam pelatihan,
yaitu:
(1) Tahap penilaian kebutuhan dan sumber daya untuk pelatihan;
(2) Mengidentifikasi sasaran-sasaran pelatihan;
(3) Menyusun kriteria;
(4) Pre tes terhadap para peserta
(5) Memilih teknik pelatihan dan prinsip-prinsip proses belajar;
(6) Melaksanakan pelatihan;
(7) Memantau pelatihan;
(8) Membandingkan hasil pelatihan terhadap kriteria yang telah
ditentukan.
Isi program (program content) merupakan
perwujudan dari hasil penilaian kebutuhan dan materi atau bahan guna mencapai
tujuan pelatihan. Isi program ini berisi keahlian (keterampilan), pengetahuan
dan sikap yang merupakan pengalaman belajar pada pelatihan yang diharapkan
dapat menciptakan perubahan tingkah laku. Pengalaman belajar dan atau materi
pada pelatihan harus relevan dengan kebutuhan peserta maupun lembaga tempat
kerja.
Prinsip-prinsip belajar (learning principles) yang efektif
adalah yang memiliki kesesuaian antara metode dengan gaya belajar peserta
pelatihan dan tipe-tipe pekerjaan, yang membutuhkan. Pada dasarnya prinsip
belajar yang layak dipertimbangkan untuk diterapkan berkisar lima hal yaitu
partisipasi, reputasi, relevansi, pengalihan, dan umpan balik (Sondang P.
Siagian, 1994 :190).
Pelaksanaan program (actual
program) pelatihan pada prinsipnya sangat situasional sifatnya. Artinya
dengan penekanan pada perhitungan kebutuhan organisasi dan peserta pelatihan,
penggunaan prinsip-prinsip belajar dapat berbeda intensitasnya, sehingga
tercermin pada penggunaan pendekatan, metode dan teknik tertentu dalam
pelaksanaan proses pelatihan.
Dan langkah terakhir
dari pengembangan program pelatihan adalah evaluasi (evaluation) pelatihan.
Pelaksanaan program pelatihan dikatakan berhasil apabila dalam diri peserta
pelatihan terjadi suatu proses transformasi pengalaman belajar pada bidang
pekerjaan dengan materi yang telah diterimanya. Sondang P. Siagian menegaskan
proses transformasi dinyatakan berlangsung dengan baik apabila terjadi paling
sedikit dua hal, yaitu: peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas dan
perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, serta disiplin dan etos
kerja (1994: 202).
Sabtu, 04 November 2017
Ethos, Pathos, dan Logos
Ethos, Pathos, dan Logos adalah
konsep dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan tiga pilar komunikasi sebagai mode
mode persuasi yang digunakan untuk meyakinkan khalayak.
Ethos adalah karakter
(kredibilitas) dari seorang pembicara.
Logos adalah bukti logis yang
disampaikan oleh pembicara.
Pathos adalah hubungan
emosional antara presenter dengan audiens.
Bagaimana menerapkan tiga pilar
tersebut dalam dalam presentasi?
Ethos
Sebelum Anda melakukan
presentasi atau pidato maka pertanyaan ini perlu Anda ajukan.
Mengapa audiens harus percaya
pada diri saya?
Hal ini untuk memastikan bahwa
Anda benar-benar orang yang tepat dan dapat dipercaya untuk menyampaikan sebuah
topik presentasi. Ini bukan hanya masalah penguasaan materi belaka, namun
terkait dengan tingkat kredibilitas (keyakinan, karakter, pengetahuan dan
keahlian) Anda sebagai seorang presenter di hadapan audiens.
Bagaimana mengembangkan ethos?
Membangun ethos bisa Anda
lakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan menjadi ahli, membangun
merek pribadi, memperhatikan penampilan dan lain-lain.
Pathos
Pikirkan bagaimana Anda akan
menyampaikan presentasi Anda. Pikirkan bagaimana Anda akan menciptakan
pengalaman emosional bersama audiens Anda.
Ini penting dan harus Anda
lakukan. Sebuah presentasi yang kuat akan selalu melibatkan emosi audiens.
Sebuah pernyataan yang Anda
sampaikan harus bisa membuat audiens merasa bukan hanya berpikir.
Menggunakan pathos dalam
presentasi akan membantu audiens lebih mudah memahami perspektif Anda, lebih
mudah menerima pernyataan yang Anda sampaikan dan lebih mudah menindaklanjuti
call to action yang Anda sarankan.
Bagaimana mengembangkan pathos?
Ada banyak hal yang bisa Anda
lakukan untuk mengembangkan pathos dalam presentasi Anda.
Seperti dengan menggunakan
cerita, menggunakan humor, menggunakan visual, menggunakan body language,
penekanan kata, atau pun jeda.
Logos
Logos adalah sesuatu yang berhubungan dengan argumen yang logis.
Ajukan pertanyaan ini kepada
diri Anda.
Apakah pesan yang saya katakan masuk akal?
Apakah pesan saya berdasarkan fakta, statistik dan bukti?
Jika benar, maka Anda tidak
perlu khawatir terhadap kepercayaan audiens. Namun jika pesan Anda tidak
mengandung itu semua, maka akan cukup sulit membuat audiens percaya dengan apa
yang Anda sampaikan.
Bagaimana mengembangkan logos
untuk presentasi Anda?
Ada tiga prinsip dasar yang
harus Anda pegang untuk mengembangkan logos
yang kuat.
Butlah mudah Dimengerti
Apapun argumen yang Anda
sampaikan, mereka harus mudah dipahami oleh audiens. Gunakan bahasa yang
sederhana. Jika Anda menggunakan data berupa angka-angka pastikan bahwa Anda
tidak membuat audiens pusing dengan banyaknya angka yang Anda sebutkan. Cukup
fokus pada angka yang menurut Anda penting untuk diketahui oleh audiens. Akan
lebih bagus lagi jika Anda menggunakan tampilan visual untuk mendukung argumen
dan data-data yang Anda sampaikan.
Buatlah Logis
Pastikan argumen yang Anda
sampaikan, mudah dinalar oleh audiens. Jangan pernah memberikan sebuah
pernyataan yang sulit, apalagi yang susah diterima oleh logika. Perlu Anda
ingat setiap argumen yang Anda sampaikan akan dipikirkan oleh audiens jika itu
masuk akal, maka mereka akan mempercayainya. Jika tidak masuk akal mereka akan
menolaknya.
Buatlah Nyata
Sebuah argumen yang didasarkan
pada fakta dan contoh-contoh konkret cenderung
lebih mudah diterima oleh audiens. Semakin baik fakta yang Anda
tunjukkan maka semakin besar pula kepercayaan audiens terhadap diri Anda.
...
Melalui HR Management Online Masterclass, Anda dapat mempelajari secara komprehensif dan tuntas mengenai beragam kompetensi manajemen SDM yang sangat dibutuhkan bagi sukses karir Anda.
Anda bisa mendapatkan 10 Panduan Hebat untuk meningkatkan Kemampuan Manajemen HR Anda dengan mengunjungi link berikut http://edubisnis.net/dap/a/?a=2489&p=http://edubisnis.net/hr-management-masterclass/
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanju...
-
Ada dua istilah, yakni Logical Framework (LF atau Logframe) dan Logical Framework Approach (LFA) yang terkadang membingungkan. LogFr...
-
T ahapan keputusan adalah tahapan dalam manajemen rantai pasokan untuk mengambil tindakan atau keputusan yang terkait dengan beberapa pro...