Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh Unit Personalia
dan Diklat sepanjang tahun adalah penyusunan dan pelaksanaan program pendidikan
dan pelatihan bagi karyawan RSU Permata Madina Panyabungan. Tahapan penyusunan
dan pelaksanaan program pelatihan ini dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. Identifikasi
Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis)
Tahapan identifikasi kebutuhan untuk perencanaan program
pelatihan merupakan tahapan paling awal yang dianggap paling penting karena
menjadi penentu isi dari pelatihan. Dalam proses ini, perencanaan program
pendidikan dan pelatihan (diklat) karyawan RSU Permata Madina Panyabungan menuju
rumah sakit dengan fasilitas dan pelayanan terbaik dilakukan dengan beberapa
cara.
Penilaian kebutuhan (need assessment) pelatihan merupakan
langkah yang paling penting dalam pengembangan program pelatihan. Langkah
penilaian kebutuhan ini merupakan landasan yang sangat menentukan pada
langkah-langkah berikutnya. Dalam penilaian kebutuhan dapat digunakan tiga
tingkat analisis yaitu analisis pada tingkat organisasi, analisis pada tingkat
program atau operasi dan analisis pada tingkat individu. Sedangkan teknik
penilaian kebutuhan dapat digunakan analisis kinerja, analisis kemampuan,
analisis tugas maupun survey kebutuhan (need survey).
Informasi analisis kebutuhan yang dilakukan di tingkat
organisasi didasarkan pada pertimbangan di tingkat manajemen yang kemudian
diinstruksikan kepada Kepala Unit Personalia dan Diklat untuk ditampung dalam
rencana program yang disusun. Sementara untuk analisis kebutuhan pelatihan di
tingkat jabatan atau posisi, semua kebutuhan diklat terpusat pada Kepala
Bagian/Bidang/Unit. Kabag/Kabid/Kanit melakukan observasi sendiri terhadap
tugas-tugas yang dilakukan oleh staf pelaksana. Kebutuhan tersebut seperti
mengajukan kegiatan diklat tahunan sehingga tidak berbeda pada program diklat
karyawan menuju rumah sakit dengan pelayanan terbaik. Analisis kebutuhan yang
terakhir adalah analisis kebutuhan pelatihan individu. Untuk kebutuhan
individu, ada yang berupa pengembangan karir. Ada pula yang memang dilihat
berdasarkan kebutuhan individu untuk menunjang pekerjaannya.
b. Penetapan
Tujuan Pelatihan
Menurut Cut Zurnali (2004), the goal of training is for
employees to master knowledge, skills, and behaviors emphasized in training
programs and to apply them to their day-to-day activities. Hal ini berarti
bahwa tujuan pelatihan adalah agar para pegawai dapat menguasai pengetahuan,
keahlian dan perilaku yang ditekankan dalam program-program pelatihan dan untuk
diterapkan dalam aktivitas sehari-hari para karyawan. Pelatihan juga mempunyai
pengaruh yang besar bagi pengembangan perusahaan.
Dalam tahap penetapan tujuan pendidikan dan pelatihan ini
dilakukan oleh masing-masing unit maupun koordinator diklat, pada saat yang
sama dengan mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan. Penetapan tujuan pelatihan dapat dilakukan sekaligus karena ketika
menemukan suatu kebutuhan maka tujuannya dapat langsung ditentukan dari
kebutuhan tersebut.
Tujuan sangat penting karena berfungsi sebagai pemandu arah
dari seluruh kegiatan diklat. Dalam hal ini ditetapkan tujuan diklat baik tujuan
umum maupun tujuan khusus bagi setiap pelaksanaan diklat.
c. Pemilihan
dan Perancangan Program
Pemilihan dan perancangan program pendidikan dan pelatihan
langsung dilaksanakan oleh Koordinator Diklat setelah menerima kebutuhan
pelatihan melalui usul dari masing-masing unit. Setelah kebutuhan pelatihan
sudah Koordinator Diklat rangkum dan kumpulkan, maka Koordinator Diklat akan
memfasilitasi menyampaikan atau mengajukan usulan ke manajemen RS agar
pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan segera dapat disetujui untuk dilaksanakan.
Mendesain atau merancang adalah faktor terpenting dalam
membuat program diklat. Perencanaan diusahakan sebaik dan setepat mungkin agar
menghasilkan program diklat yang optimal dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia rumah sakit.
Merancang program diklat memang seharusnya mengacu pada
sebuah model untuk memberikan langkah-langkah sistematik dan spesifik untuk
kegiatan pelatihannya. Sistematik berarti metode pengidentifikasian,
pengembangan, dan evaluasi teratur, mengatur target strategi untuk mencapai
tujuan proyek. Spesifik berarti setiap elemen dari rencana perancangan
instruksional perlu dilaksanakan dengan memperhatikan rinciannya. Model-model
pelatihan tersebut proses dan langkah-langkahnya disesuaikan dengan kompetensi yang
ingin dicapai, masalah-masalah yang ingin dipecahkan, metode atau strategi yang
ingin digunakan.
d. Pengembangan
Kriteria Evaluasi
Perancangan evaluasi dari program pelatihan dilakukan dengan
melihat efek apa yang terjadi setelah dilaksanakan pelatihan-pelatihan yang
telah diprogramkan ini. Salah satu bentuk konkrit evaluasi yang dilakukan pada
program pelatihan ini adalah adanya transfer knowledge oleh peserta pelatihan
kepada rekan sekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar