Kamis, 16 Januari 2020

Kiat Paling Paten to Improve Your Skills and Competency Level


Anda semua pasti ingin agar skills dan level kompetensi yang Anda miliki bisa terus tumbuh dan berkembang. Sebab dengan itu, potensi yang menempel dalam sekujur raga Anda bisa terus menemukan taman subur untuk bermekaran. Sebab dengan itu, jejak kontribusi yang Anda pahatkan bisa terus tergambar dengan penuh keindahan.

Entah Anda seorang pekerja profesional ataupun insan pelaku bisnis, pada akhirnya level skills dan kompetensi-lah yang akan menjadi pembeda : apakah organisasi tempat Anda berkiprah akan terus melesat, atau termehek-mehek dalam kubangan kinerja yang buruk dan memilukan.

Lalu, cara apa yang paling ampuh untuk mengembangkan level skill dan kompetensi kita? Cara paling paten yang bisa kita anyam untuk merajut hamparan kinerja individu yang rancak nan menggetarkan?

Beruntung, arena untuk menempa kompetensi itu terus bertebaran dimana-mana. Setiap tahun, perusahaan mengeluarkan investasi hingga milyaran rupiah untuk melaksanakan pelatihan bagi karyawannya – entah dalam bentuk in house training ataupun via public workshop.

Sementara itu, beragam seminar untuk peningkatan kompetensi terus muncul dengan aneka tema : mulai dari cara memulai bisnis dengan modal kartu kredit, cara berkomunikasi dengan efektif hingga pelatihan teknik praktis untuk menyedot WC.

Tak ada yang salah dengan semua pelatihan dan seminar itu. Namun sejumlah riset menunjukkan bahwa class room training and seminar merupakan cara yang paling TIDAK efektif untuk meningkatkan kompetensi dan ketrampilan. Doh.

Kalau begitu, lalu cara apa yang lebih ampuh? Beragam studi dengan jelas menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk mengembangkan kompetensi adalah melalui ini : praktek yang berbasis pada pengalaman nyata. Practices – lots of practices — based on real experiences.

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Ah, kita suka lupa dengan pepatah klasik ini. Padahal, penelitian empirik membuktikan bahwa melalui serangkaian praktek berbasis pengalaman nyata-lah, maka proses pengembangan kompetensi bisa berjalan secara optimal.

Berangkat dari prinsip simpel dan fundamental itulah, kini kemudian dikenal apa yang disebut sebagai “action-based learning process”. Atau proses pembelajaran berbasis pengalaman dan tindakan nyata (action).

Cara konkritnya begini : proses pembelajaran biasanya dilakukan dalam rentang 3 hingga 6 bulan, dan dipecah dalam sesi-sesi pertemuan mingguan atau dua-mingguan (weekly atau bi-weekly meeting) selama dua hingga tiga jam.

Apa yang dipelajari dalam sesi-sesi pertemuan itu? Materinya bisa beragam – bisa tentang leadership skills, communication skills, creativity, atau tema teknis seperti project management, talent development system, dan business strategy.

Namun konten utamanya selalu berbasis pada pengalaman dan praktek nyata para pesertanya. Adakalanya, fasilitator memberikan tugas praktek (atau real project) yang harus dijalankan oleh para partisipan. Melalui penugasan dan real projects inilah, para peserta terus di-dorong untuk mempraktekkan langsung materi-materi yang di-jadikan tema pembelajaran.

Nah, dalam sesi-sesi pertemuan itu, fasilitator kemudian berperan untuk “men-struktur-kan pengalaman nyata para pesertanya” ke dalam poin-poin pembelajaran yang ampuh. Beragam tindakan nyata dan praktek langsung peserta digali dan di-eksplorasi. Dan kemudian di-refleksi-kan menjadi learning points yang bermakna dan menghujam di benak peserta (menghujam sebab benar-benar berbasis pada pengalaman nyata).

Dalam proses itu, fasilitator lebih berperan sebagai coach (dan bukan instruktur yang memberi kuliah bertele-tele). Sebagai coach, fasilitator berperan memberikan feedback serta insight kepada para peserta atas pengalaman nyata yang telah mereka praktekkan. Dan kemudian menyerap poin-poin pembalajaran yang bisa dipetik dari praktek/pengalaman riil itu.

Learning by doing. Learning based on real experiences. Inilah sejatinya cara paling paten untuk meningkatkan level kompetensi dan skills Anda semua.

Para pengelola SDM di semua organisasi/perusahaan harus segera menyusun rencana serius untuk mulai mempraktekkan pendekatan ini. Dan bukan hanya sekedar buang uang ratusan juta untuk mengirim karyawannya pergi ikut training, dan setelah tiga bulan, semua materi menguap tanpa bekas. Lenyap bersama angin. Gone with the wind.
___________________________


Dapatkan 10 Panduan Hebat untuk meningkatkan Kemampuan Manajemen HR Anda. Kunjungi link berikut http://edubisnis.net/dap/a/?a=2489&p=http://edubisnis.net/hr-management-masterclass/

Cara Ampuh Mendesain Human Capital Strategy Kelas Dunia



Great organization is always built by great people. Begitu sebuah kredo yang layak selalu kita kenang. Jim Collin dalam masterpiece-nya, Good to Great juga menulis, perusahaan-perusahaan legendaris selalu mengawali langkahnya dengan statement seperti ini : First Who, then What (cari dulu orang terbaik, baru berpikir tentang strategi.  Bukan sebaliknya).
Maka meracik human capital strategy yang mencorong merupakan sebuah keharusan.
Apa saja konten human capital strategy yang layak ditelisik? Sajian ini akan membedahnya untuk Anda semua.
Sejatinya, setiap human capital strategy yang solid harus selalu diberangkatkan dari keseluruhan fase dalam fungsi SDM : mulai dari fase rekrutmen, pengelolaan kinerja, hingga ke tahapan pengembangan karir dan motivasi setiap anggota organisasi.
Dalam fase rekrutmen, nyaris semua Manajer HRD di tanah air punya keluhan yang klasik : kini makin susah mendapatkan manajer-manajer (middle level managers) yang andal. Talent war – bajak membajak talenta terbaik – akhirnya menjadi sebuah fakta yang tak terelakkan.
Sebab seperti yang pernah diteliti oleh Boston Consulting Group, dalam kurun 15 tahun ke depan Indonesia memang akan sangat kekurangan manajer-manajer andal untuk menopang laju pertumbuhan bisnis yang kian kencang.
Pada sisi lain, karyawan baru dari level Fresh Graduates yang datang dari Generasi Y (atau Millenial Generation or Digital Generation) juga acap dipandang punya etos kerja yang lebih letoy dibanding generasi jaman pre-internet.
Mungkin kultur digital life yang serba bergegas, serba penuh distraksi ikut membentuk “budaya kerja baru” di kalangan para generasi Milenial.
Tantangan merekrut manajer-manajer andal ada baiknya diselesaikan dengan cara membangun Leadership Center yang berkelas (semacam GE Learning Academy, misalnya).
Membangun calon-calon manajer masa depan secara internal, meski butuh waktu dan energi yang tak sedikit, menjanjikan adanya supply manajer yang lebih konstan. Dan siap ditarik untuk menghela ekspansi bisnis yang kencang.
Generasi Milenial (fresh graduates) layak dikelola dengan cara-cara yang inovatif. Jika perusahaan mampu menyediakan platform mobile learning atau mobile work application (apps) yang keren dan multifungsi, mungkin itu bisa membuat generasi internet itu lebih terpacu produktivitasnya (sebab dunia mereka saat ini memang sudah bergerak ke arah “mobile digital life”).
Dalam fase pengelolaan kinerja, setiap organisasi bisnis kini sudah saatnya bergerak ke arah result yang terukur (dengan performance scorecard dan measurement yang obyektif). Strategi pengelolaan kinerja tak akan pernah bergerak kemana-mana saat organisasi itu tidak punya indikator kinerja yang jelas dan terukur untuk beragam posisi kunci dalam perusahaannya.
Pengelolaan kinerja berbasis KPI (key performance indicators) dengan kata lain menjadi sebuah kebutuhan yang layak segera diaplikasikan. Dan ini dia : hasilnya perlu terus direview secara tekun dan konsisten agar terbagun apa yang disebut sebagai “performance-based culture”.
Dalam fase training and development, mungkin sudah saatnya ditinggalkan pola hit and run : beri training kepada karyawan, setelah itu ditinggalkan begitu saja. Tidak ada pemantauan yang sistematis. Tidak ada ikhtiar untuk mengukur dampaknya terhadap kinerja bisnis. Manfaat training hanya akan “lalu bersama angin” – gone with the wind.
Pola action-based learning, atau pelatihan yang berbasis pada problem-problem nyata yang ada dalam pekerjaan terbukti lebih efektif. Dalam proses ini, kegiatan training berlangsung secara kontinyu, dalam sesi-sesi pertemuan pendek (2 jam setiap minggu, dalam periode enam bulan).
Dalam periode itu, terus dilakukan proses check and recheck : apakah materi pelatihan benar-benar berdampaknya nyata bagi peningkatan kinerja tim atau tidak.
Dalam fase talent management, sudah saatnya pengelola HRD menerapkan prinsip Pareto : fokuskan semua energi pada hanya posisi-posisi kunci dalam perusahaan (yang seringkali jumlahnya hanya 30%). Namun sejalan dengan prinsip Pareto : yang 30 % ini acapkali men-drive 80% kinerja bisnis perusahaan.
Agak aneh, jika perusahaan bernafsu untuk melakukan pengembangan Talent pada SEMUA POSISI. Pendekatan bergaya sosialis ini hanya akan menghabiskan terlalu banyak dana, energi dan tidak ada fokus.
Maka lakukan identifikasi pada 30% – 40% posisi-posisi yang krusial bagi hidup matinya perusahaan. Posisi-posisi yang jika tidak ada, segera akan membuat perusahaan mati dan gagal beroperasi. Lalu, alokasikan segenap energi dan pikiran untuk membuat yang 40% itu bisa memiliki kualitas setara kelas dunia.
Demikianlah beberapa poin dan fase yang layak dielaborasi saat kita hendak meracik strategi human capital yang solid dan mumpuni.
Great people will grow our business. Bad people will destroy our future.

__________________________________________________________

Dapatkan 10 Panduan Hebat untuk meningkatkan Kemampuan Manajemen HR Anda. Kunjungi link berikut http://edubisnis.net/dap/a/?a=2489&p=http://edubisnis.net/hr-management-masterclass/



Sabtu, 04 Januari 2020

Cemas

Sebagian besar kecemasan kita mungkin berasal dari perasaan berlebihan tentang pentingnya proyek dan perhatian kita sendiri. Kita tersiksa oleh cita-cita dan oleh rasa berat hati yang menghukum diri dari apa yang telah kita lakukan.

Pikiran negatif dapat berakar dalam pikiran kita dan menambah parah situasi. Salah satu caranya adalah dengan menantang ketakutan kita, bertanya apakah itu benar, dan melihat di mana kita dapat mengambil kembali kendali.

Senin, 16 Desember 2019

You Can If You Think You Can



You can if you think you can. Kalimat sakti yang pernah menjadi judul buku legendaris karangan Norman Vincent Peale ini sepertinya hendak memberikan satu pesan yang jelas : jika Anda senantiasa berpikir positif, selalu merajut “mentalitas bisa” (can do attitude), dan senantiasa membayangkan masa depan dengan gelegak optimisme, maka percayalah, hidup Anda pada akhirnya benar-benar akan basah kuyup dalam nirvana keberhasilan dan kebahagiaan.

Dan persis seperti itulah spirit yang dikandung oleh Law of Attraction (LOA) – sebuah aliran keyakinan yang kini tengah digandrungi dimana-mana. Maka simaklah petikan kalimat-kalimat berikut ini.

Rahasia besar kehidupan adalah hukum tarik menarik. Hukum tarik menarik mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Ketika Anda membayangkan pikiran-pikiran, maka pikiran-pikiran itu dikirim ke Semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal yang serupa, dan lalu dikembalikan pada sumbernya, yakni Anda. (dikutip secara bebas dari buku The Secret karangan Rhonda Byrne).

Dengan kata lain, jika Anda selalu membayangkan pikiran yang negatif – kecewa, gagal, marah, selalu menyalahkan orang lain, frustasi, ragu, merasa selalu kekurangan – maka gelombang pikiran itu akan memantul ke semesta, menarik pikiran-pikiran negatif yang serupa, dan lalu mengirim balik secara powerful kepada sumbernya, yakni Anda. Lingkaran kelam negativisme ini perlahan namun pasti akan membawa kita dalam lorong gelap tak berujung.

Dalam lorong gelap itulah, benih-benih spirit optimisme, raungan keyakinan untuk mencengkram keberhasilan, dan daya juang untuk merajut imajinasi positif, menjadi hilang tak berbekas. Hidup yang nyata pada akhirnya akan berujung pada nyanyi bisu keterpurukan.

Itulah mengapa sebagian orang lalu memberi saran agar kita menjaga jarak dari lingkungan yang hanya menerbarkan energi kelam negativisme. Toh sialnya, setiap hari rasanya kita selalu disergap dengan energi negatif ini.

Di jalanan tiap pagi kita disergap kemacetan yang melentik kita untuk segera mengeluarkan kemarahan dan umpatan menyalahkan pihak lain. Di kantor, kita acap menatap wajah-wajah sayu yang melakoni pekerjaannya dengan semangat yang kian sempoyongan. Di sudut lain kita juga tak jarang menemui sang complainer, yang kerjanya tiap hari hanya mengeluh : mengeluh bos-nya tidak adil-lah, mengeluh mengapa karirnya tak naik-naik-lah, atau mengeluh mengapa kopi yang disajikan office boy rasanya terlalu pahit……..

Dan aha, ketika kita pulang ke rumah, dan sejenak membaca berita di koran serta melihat acara talk show di televisi, duh mengapa isinya selalu sarat dengan negative news dan gambaran pesimisme yang kelam. Pengamat yang satu mengkritik ini, pengamat yang lain menyalahkan itu.

Pengamat yang lainnya lagi memberikan gambaran masa depan bangsa yang seolah-olah akan jatuh dalam kegelapan abadi. (Fakta ini membuat teman saya pernah memberi saran pada saya agar BERHENTI total untuk membaca koran dan menonton televisi. Kenapa, tanya saya. Jawabnya lugas : berita dan komentar-komentar kelam yang muncul di televisi dan koran hanya akan membunuh imajinasi dan harapan Anda tentang masa depan yang lebih baik !!).
Begitulah. Ketika segenap partikel udara telah dipenuhi dengan energi negative, dan ketika berderet narasi tentang masa depan yang muram selalu menari dihadapan kita, maka apa yang sesungguhnya mesti kita lakukan?

Kita tentu tak boleh membiarkan diri kita larut didalamnya, sebab itu artinya hanya akan membuat kita terpelanting dalam kubangan nasib yang penuh ratapan dan sembilu kepedihan yang tak berujung.

Anda tak dapat menolong dunia dengan berfokus pada hal-hal negatif. Ketika Anda berfokus pada peristiwa-peristiwa negatif, maka Anda bukan saja menambahnya, namun juga mendatangkan lebih banyak hal negatif ke dalam hidup Anda sendiri,” demikian mengutip kembali ungkapan Rhonda Byrne.

------------------------------------------------------------------------------------

Dapatkan 10 Panduan Hebat untuk Meningkatkan Skill dan Kompetensi Pribadi. Kunjungi link berikut http://edubisnis.net/dap/a/?a=2489&p=http://edubisnis.net/management-skills/


Senin, 09 Desember 2019

Kekuatan Paradigma


John Gardner pernah berkata, "Kebanyakan organisasi yang sakit-sakitan telah mengembangkan kebutaan fungsional terhadap berbagai kekurangan mereka sendiri. Mereka tidak menderita karena tidak dapat memecahkan masalah mereka, melainkan karena tidak bisa melihat masalah mereka." 

Sedangkan Einstein mengatakan, "Masalah penting yang kita hadapi tidak dapat dipecahkan pada aras pemikiran yang sama yang kita pakai ketika menciptakan masalah tersebut."

Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat diambil pelajaran bahwa apabila kita ingin membuat perubahan dan perbaikan kecil-kecilan, sedikit demi sedikit, lakukan sesuatu pada tataran praktik, tingkah laku, dan sikap. Tetapi, bila kita ingin membuat perbaikan besar yang amat berarti, lakukan sesuatu pada paradigma.

Kata paradigma berasal dari kata Yunani, paradeigma, yang aslinya adalah istilah ilmiah, tetapi secara umum kini digunakan untuk menyebut persepsi, asumsi, teori, kerangka acuan, atau "kacamata" yang kita gunakan untuk memandang dunia. 

Paradigma itu seperti peta kawasan atau kota. Bila tidak tepat, tak akan ada bedanya betapa kerasnya kita bekerja untuk menemukan tujuan kita atau betapa positifnya cara pikir kita; kita tetap saja akan tersesat. Jika petanya tepat, maka ketelitian dan sikap baru akan berguna.

Senin, 02 Desember 2019

Hidupku Berkelimpahan




Tuhan adalah Maha Pencipta Keberlimpahan hidup di alam semesta.
Saya menghargai dan bersyukur atas karunia Tuhan untuk semua keberlimpahan dalam hidup saya.
Saya layak memiliki kekayaan dan keberlimpahan, sekarang.

Saya terus bersyukur atas kehidupan dan semua yang saya miliki.
Saya bahagia mengijinkan diri saya menikmati uang yang berkelimpahan.
Kehidupan saya adalah berlian dan berkilauan dengan keberlimpahan.

Saya memilih memiliki hubungan yang sehat dengan uang.
Uang berbicara pada saya dan memandu saya menuju kebaikan yang bermakna.
Saya memutuskan dengan hati terbuka menyambut kemakmuran dalam keberlimpahan.
Saya membuka diri atas uang yang mengalir ke dalam kehidupan saya, sekarang.

Kebebasan financial mendukung saya menjalani kehidupan dengan lebih bermakna.
Kemakmuran saya untuk berbagi keberlimpahan sesama dan dunia.
Saya bebas mengekspresikan semua keunikan kreativitas saya.

Orang-orang senang memberi uang pada saya karena saya memberikan makna positif di dalam kehidupan mereka.
Saya mengijinkan diri saya mendapatkan yang lebih dari yang mampu saya impikan.
Saya mengikhlaskan diri saya untuk bebas dari segala penolakan saya untuk menjadi kaya raya.
Saya membebaskan pikiran saya dari keyakinan yangg tidak berdaya terhadap uang dan kekayaan.
Saya meningkatkan keyakinan saya yangg positif danbermanfaat untuk menarik uang.
Saya sadar bahwa bahagia dan perasaan positif adalah jalan masuk bagi kekayaan saya.
Saya mengijinkan bahagia mengalir dari diri saya dan berlipat ganda mengundang uang yang berdatangan.
Cinta tulus dan berkelimpahan dalam berbagi pada sesama semakin menarik uang mendatangi saya.

Jumat, 15 November 2019

10 Super Modules to Grow Your Personal Skills and Competencies





Apakah Anda ingin terus mengembangkan kompetensi manajerial Anda agar karir Anda bisa selalu melesat?

Apakah Anda ingin selalu meningkatkan kecakapan diri Anda agar kinerja dan produktivitas Anda kian maksimal?

Apakah Anda ingin menjadi pribadi yang makin kompeten dalam bidang pekerjaan yang Anda tekuni?

Jika Anda menjawab YES, YES and YES untuk seluruh pertanyaan tadi, maka SELAMAT, Anda telah menemukan tempat belajar terbaik untuk pengembangan kualitas diri Anda.

Melalui Management Skills Online Masterclass, Anda akan belajar secara komprehensif dan tuntas mengenai beragam kompetensi manajerial yang sangat dibutuhkan bagi sukses karir Anda.

Berikut overview materi kunci yang akan dibahas dalam Kursus Online Management Skills Masterclass :

Creative Problem Solving Skills : tentang bagaimana cara agar Anda makin kreatif dalam menyelesaikan beragam problem pekerjaan sehari-hari

Powerful Presentation Skills : tentang bagaimana agar Anda mampu menyusun dan menyampaikan presentasi secara memukau dan sistematis

Leadership Skills : tentang bagaimana Anda bisa menjadi team leader yang efektif dan mampu menginsipirasi anak buah Anda di kantor

Seven Habits of Highly Productive People : tentang bagaimana cara menerapkan 7 kebiasaan yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas Anda secara dramatis

Success Mindest : tentang bagaimana langkah kunci untuk membangun pribadi yang sukses – baik sukses profesional maupun sukses personal

And many more........

Seluruh materi ini disajikan secara renyah, komunikatif dandengan contoh-contoh yang aplikatif dan praktikal.

Daftar dengan klik:


Senin, 07 Oktober 2019

Diklat Internal Early Warning System (EWS) dan Simulasi Code Blue Tahun 2019

Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan metodologi keperawatan gawat darurat berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada pasien yang mempunyai masalah aktual atau resiko yang mengancam kehidupan terjadinya secara mendadak atau tidak dapat diperkirakan, dan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi. Asuhan keperawatan dan medis gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang berkompeten di ruang gawat darurat. Asuhan yang diberikan meliputi biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual yang timbul secara bertahap maupun mendadak. (Dep.Kes RI, 2005). Proses asuhan gawat darurat berbeda dengan asuhan keperawatan, asuhan medis  yang ada di ruangan lain, karena ketika perawat melakukan pengkajian faktor waktu dan informasi terbatas, Prioritasnya adalah mengkaji dan mengatasi masalah yang mengancam kehidupan. Intervensi yang dilakukan berdasarkan masalah yang ada , Sedangkan sifat evaluasi dalam menit, bukan jam atau hari.

Code blue adalah isyarat yang digunakan dalam rumah sakit yang menandakan adanya seorang pasien yang sedang mengalami henti jantung (Cardiac Arrest) atau mengalami situasi henti nafas (Respiratory Arrest) dan situasi darurat lainnya yang menyangkut dengan nyawa pasien. Sedangkan Tim code blue adalah kelompok tenaga medis yang ditujukan untuk menangani kejadian henti jantung atau henti nafas di area rumah sakit.

Early Warning Scoring System adalah sebuah sistem skoring fisiologis yang umumnya digunakan di unit medikal bedah sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan. Skoring EWSS disertai dengan algoritme tindakan berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien. (Duncan & McMullan, 2012). Penerapan EWSS di gawat darurat karena terjadinya over crowding,sehingga memperpanjang waktu tunggu rawat di IGD, Monitoring yang dilakukan tidak optimal menyebabkan pasien mengalami perburukan dari katagori kuning menjadi merah. Early warning scores lebih berfokus kepada mendeteksi kegawatan sebelum hal tersebut terjadi. Sehingga diharapkan dengan tatalaksana yang lebih dini, kondisi yang mengancam jiwa dapat tertangani lebih cepat atau bahkan dapat dihindari, sehingga output yang dihasilkan lebih baik (Firmansyah, 2013). Sistem dalam early warning scoring dikenal dengan sistem “Melacak dan Memicu’. Pendeteksian dini untuk melacak atau  menemukan pasien yang mengalami perburukan kondisi dengan hasil analisa tanda-tanda vital dalam parameter fisiologis sesuai hasil scoring. Dan Memicu panggilan team medik reaksi cepat untuk memberikan intervensi secara cepat pada pasien dengan status kondisi yang memburuk. (NHS, Report 2012).

Berdasarkan hal tersebut di atas untuk menunjang pengetahuan staf klinis dan tim code blue RSU Permata Madina Panyabungan khususnya bagi staf yang belum mengetahui dan memahami tentang early warning system, dan juga sebagai pelaksanaan program kerja di tahun 2019 maka dari unit Personalia dan Diklat RSU Permata Madina Panyabungan melaksanakan kegiatan, yaitu “DIKLAT INTERNAL EARLY WARNING SYSTEM (EWS) DAN SIMULASI CODE BLUE RSU PERMATA MADINA PANYABUNGAN”

Adapun tujuan dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah:

·    Memahami tentang prinsip EWS, komponen EWS Code Blue

·    Memahami tentang parameter fisiologi EWS code blue

·    Memahami tentang pelaksanaan EWS Code Blue

Kegiatan Diklat Internal ini diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal         : Senin, 07 Oktober 2019

Waktu                    : Pukul 14:00 – 18.00 WIB

Tempat                   : Aula Saung RSU Permata Madina Panyabungan

Peserta kegiatan pelatihan ini adalah seluruh staf klinis dan tenaga medis RSU Permata Madina Panyabungan dan sebagai pemateri diisi oleh dr. Sofian Hasibuan, Sp.An.  








Sabtu, 05 Oktober 2019

Diklat Bantuan Hidup Lanjutan untuk Staf Klinis RSU Permata Madina Panyabungan Tahun

Dalam rangka mengimplementasikan program kerja diklat RSU Permata Madina Panyabungan tahun 2019, maka Unit Personalia dan Diklat RSU Permata Madina Panyabungan menyelenggarakan Diklat Bantuan Hidup Lanjutan (BHL) bagi staf klinis yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 05 Oktober 2019 pada Pukul 10:00 WIB sd. selesai bertempat di Aula Saung RSU Permata Madina. Adapun yang berperan sebagai Pemateri pada pelatihan ini adalah dr. Sofian Hasibuan, Sp.An. 

Bantuan Hidup Lanjutan (Advanced Life Support) adalah usaha yang dilakukan setelah melakukan bantuan Hidup dasar dengan memberikan obat-obatan yang dapat memperpanjang hidup pasien. Bantuan Hidup Dasar ini dilakukan pada korban henti jantung atau henti nafas. Bantuan Hidup Dasar mengacu pada mempertahankan jalan nafas dan sirkulasi yang terdiri dari beberapa elemen yaitu penyelamatan pernafasan dan kompresi dada eksternal dan jika digabungkan maka dikenal dengan istilah Resusitasi Jantung Paru (RJP). 

Dalam standar nasional akreditasi Rumah Sakit Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar harus bisa dikuasai oleh seluruh staf rumah sakit baik yang terlibat langsung dengan asuhan pasien maupun tidak. Artinya, pengetahuan Bantuan Hidup Dasar sekarang ini sudah menjadi skiil yang harus dimiliki oleh setiap orang.

















Jumat, 04 Oktober 2019

Diklat Bantuan Hidup Dasar untuk Staf Non Klinis RSU Permata Madina Panyabungan Tahun

Dalam rangka mengimplementasikan program kerja diklat RSU Permata Madina Panyabungan tahun 2019, maka Unit Personalia dan Diklat RSU Permata Madina Panyabungan menyelenggarakan Diklat Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi staf non klinis yang dilaksanakan pada Hari Jumat, 04 Oktober 2019 pada Pukul 14:00 WIB sd. selesai bertempat di Aula Saung RSU Permata Madina. Adapun yang berperan sebagai Pemateri pada pelatihan ini adalah dr. Sofian Hasibuan, Sp.An.


















Kamis, 03 Oktober 2019

3 Cara Dahsyat untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kinerja SDM

https://hrdailyadvisor.blr.com/

Great companies are always built by great people. Kecemerlangan sebuah organisasi bisnis pada akhirnya memang dikibarkan oleh barisan SDM-nya yang bermutu unggul.

First who, then what. Begitu kata Jim Collins dalam buku terkenalnya, Good to Great. Untuk membangun bisnis yang legendaris, pertama-tama Anda harus memikirkan manusia-nya dulu (SDM). Baru kemudian berpikir “what” – strategi dan produknya.

Pertanyaannya : bagaimana cara mengukur dan meningkatkan kinerja diri Anda menuju kegemilangan? Kita akan lacak jawabannya di pagi yang cerah ini.

Saat ditanya peninggalan apa yang paling layak dikenang oleh dirinya, mendiang Steve Jobs (CEO yang dianggap paling inovatif dalam abad ini) berpikir sejenak. Apakah logo Apple yang legendaris itu? Apakah produk Macbook Air yang begitu memukau? Atau iPad dan iPhone yang merevolusi industri digital dunia?

Bukan, bukan itu semua, ia menjawab. Yang paling saya kenang adalah kemampun saya meng-hire dan mengumpulkan best people around the world yang membantu saya mewujudkan visi Apple.

Maka Jack Welch, mantan CEO paling hebat di General Elecetric pernah bilang : orang kedua paling penting di perusahaan kami setelah CEO adalah Chief of HR atau Direktur HRD (bukan direktur keuangan, pemasaran atau direktur produksi).

Jika elemen SDM atau people sedemikian menentukan kinerja dan masa depan bisnis, lalu cara apa yang layak dilakoni untuk membuat diri Anda menjadi SDM dan insan profesional yang unggul?

Ada tiga cara ampuh yang layak dicatat dalam proses perjalanan panjang membangun diri Anda untuk menjadi insan yang unggul.

People Driver # 1 : Create Strong Measurable Performance Indicators. You can not manage what you can not measure, begitu begawan manajemen Peter Drucker pernah menulis.

Kinerja Anda sebagai manajer atau pekerja profesional yang mencorong pada akhirnya memang diawali dengan penetapan serangkaian KPI (key performance indicators) yang solid, dan disertai dengan target yang terukur.

Sebab bagaimana mungkin Anda akan bisa melacak kinerja diri Anda sendiri jika ukurannya saja tidak punya. Bukankah ini seperti mau membeli nasi goreng tapi tidak tahu informasi harganya? Bukankah ini pertanda personal develeopment yang absurd?

Sayangnya, banyak pengelola SDM atau karyawan dan bahkan manajer di berbagai organisasi yang tidak tahu cara menyusun KPI yang benar. Banyak karyawan atau manajer sebuah departemen dalam perusaahaan yang mengalami kesulitan dalam menemukan KPI atau performance indicators yang terukur.

People Driver # 2 : Measure and Monitor and Improve. Setelah mampu merumuskan KPI dengan tepat (mungkin dengan bantuan contoh 300 KPI yang saya sebutkan diatas), maka step berikutnya adalah : ukur dan pantau pencapaian target KPI secara periodik (bulanan atau bahkan mingguan).
Salah satu sumber kegagalan penerapan manajemen kinerja berbasis KPI adalah ketiadaan mekanisme untuk melakukan pemantauan hasil KPI secara reguler.

Seharusnya, setiap manajer atau kepala departemen diwajibkan untuk menggunakan tabel KPI sebagai salah satu basis dalam monthly meeting yang mereka lakukan dengan tim-nya. Syukur, tabel KPI itu diukur dan dipantau melalui aplikasi performance management dashboard yang memudahkan proses pencatatan hasil kinerja.

Melalui proses review itu, kemudian dapat dilakukan continual improvement guna meningkatkan kinerja tim dan kinerja SDM organisasi secara berksenimbunga.
Measure. Monitor. Improve. Ini tiga elemen kunci yang akan membuat kinerja diri Anda bisa terus melesat. Dan bukan stagnan seperti jalan Sudirman pas pulang kerja :)

People Driver # 3 : Reward for Performance. Penetapan KPI sudah dilakukan. Pengukuran dan pemantauan hasil KPI juga sudah dilacak. Maka tahapan berikutnya adalah ini : memberikan reward yang cukup melimpah bagi mereka yang sudah achieve target KPI yang telah ditetapkan.
Sekali lagi kita perlu mengenang kalimat magis ini : if you pay peanuts, you will only get monkeys.

Jika kita menetapkan target KPI yang menantang, dan juga memberikan alokasi anggaran dan sumber daya untuk mencapainya; maka kita juga mesti memberikan bonus atau reward bagi mereka yang berhasil memenuhi target itu.

Sebab jika kita agak pelit memberikan reward, dan hanya kasih peanuts, maka barisan karyawan atau manajer bagus yang mampu achieve target KPI, akan pindah ke lain hati. Pindah ke perusahaan lain yang mampu memberikan more than just peanuts.

Jika penetapan KPI yang terukur sudah dilakukan, maka sebenarnya obyektivitas kinerja pegawai bisa dinilai dengan lebih optimal. Maka dengan proses ini, wajar jika bonus dan reward diberikan pada mereka yang mampu menembus target terukur yang telah ditetapkan.
Your numbers speak for themselves. Target angka KPI tercapai, maka bonus melimpah. Target KPI jeblok, zero bonus. Sesederhana itu.

Demikianlah, tiga cara ampuh untuk membuat kinerja Anda menjadi kian mencorong.

Driver 1 : Create Strong KPIs/
Driver 2 : Measure. Monitor. Improve.
Driver 3 : Show Me the Money, Boss !!