https://hrdailyadvisor.blr.com/ |
Great companies are always built by great people. Kecemerlangan sebuah organisasi bisnis pada akhirnya memang dikibarkan oleh barisan SDM-nya yang bermutu unggul.
First who, then what.
Begitu kata Jim Collins dalam buku terkenalnya, Good to Great. Untuk membangun
bisnis yang legendaris, pertama-tama Anda harus memikirkan manusia-nya dulu
(SDM). Baru kemudian berpikir “what” – strategi dan produknya.
Pertanyaannya : bagaimana cara mengukur
dan meningkatkan kinerja diri Anda menuju kegemilangan? Kita akan lacak
jawabannya di pagi yang cerah ini.
Saat ditanya peninggalan apa yang paling
layak dikenang oleh dirinya, mendiang Steve Jobs (CEO yang dianggap paling
inovatif dalam abad ini) berpikir sejenak. Apakah logo Apple yang legendaris
itu? Apakah produk Macbook Air yang begitu memukau? Atau iPad dan iPhone yang
merevolusi industri digital dunia?
Bukan, bukan itu semua, ia menjawab.
Yang paling saya kenang adalah kemampun saya meng-hire dan mengumpulkan best
people around the world yang membantu saya mewujudkan visi Apple.
Maka Jack Welch, mantan CEO paling hebat
di General Elecetric pernah bilang : orang kedua paling penting di perusahaan
kami setelah CEO adalah Chief of HR atau Direktur HRD (bukan direktur keuangan,
pemasaran atau direktur produksi).
Jika elemen SDM atau people sedemikian
menentukan kinerja dan masa depan bisnis, lalu cara apa yang layak dilakoni
untuk membuat diri Anda menjadi SDM dan insan profesional yang unggul?
Ada tiga cara ampuh yang layak dicatat
dalam proses perjalanan panjang membangun diri Anda untuk menjadi insan yang
unggul.
People Driver # 1 :
Create Strong Measurable Performance Indicators.
You can not manage what you can not measure, begitu begawan manajemen Peter
Drucker pernah menulis.
Kinerja Anda sebagai manajer atau
pekerja profesional yang mencorong pada akhirnya memang diawali dengan
penetapan serangkaian KPI (key performance indicators) yang solid, dan disertai
dengan target yang terukur.
Sebab bagaimana mungkin Anda akan bisa
melacak kinerja diri Anda sendiri jika ukurannya saja tidak punya. Bukankah ini
seperti mau membeli nasi goreng tapi tidak tahu informasi harganya? Bukankah
ini pertanda personal develeopment yang absurd?
Sayangnya, banyak pengelola SDM atau
karyawan dan bahkan manajer di berbagai organisasi yang tidak tahu cara
menyusun KPI yang benar. Banyak karyawan atau manajer sebuah departemen dalam
perusaahaan yang mengalami kesulitan dalam menemukan KPI atau performance
indicators yang terukur.
People Driver # 2 :
Measure and Monitor and Improve. Setelah mampu
merumuskan KPI dengan tepat (mungkin dengan bantuan contoh 300 KPI yang saya
sebutkan diatas), maka step berikutnya adalah : ukur dan pantau pencapaian
target KPI secara periodik (bulanan atau bahkan mingguan).
Salah satu sumber kegagalan penerapan
manajemen kinerja berbasis KPI adalah ketiadaan mekanisme untuk melakukan
pemantauan hasil KPI secara reguler.
Seharusnya, setiap manajer atau kepala
departemen diwajibkan untuk menggunakan tabel KPI sebagai salah satu basis
dalam monthly meeting yang mereka lakukan dengan tim-nya. Syukur, tabel KPI itu
diukur dan dipantau melalui aplikasi performance management dashboard yang
memudahkan proses pencatatan hasil kinerja.
Melalui proses review itu, kemudian
dapat dilakukan continual improvement guna meningkatkan kinerja tim dan kinerja
SDM organisasi secara berksenimbunga.
Measure. Monitor. Improve. Ini tiga
elemen kunci yang akan membuat kinerja diri Anda bisa terus melesat. Dan bukan
stagnan seperti jalan Sudirman pas pulang kerja
People Driver # 3 :
Reward for Performance. Penetapan KPI sudah dilakukan.
Pengukuran dan pemantauan hasil KPI juga sudah dilacak. Maka tahapan berikutnya
adalah ini : memberikan reward yang cukup melimpah bagi mereka yang sudah
achieve target KPI yang telah ditetapkan.
Sekali lagi kita perlu mengenang kalimat
magis ini : if you pay peanuts, you will only get monkeys.
Jika kita menetapkan target KPI yang
menantang, dan juga memberikan alokasi anggaran dan sumber daya untuk
mencapainya; maka kita juga mesti memberikan bonus atau reward bagi mereka yang
berhasil memenuhi target itu.
Sebab jika kita agak pelit memberikan
reward, dan hanya kasih peanuts, maka barisan karyawan atau manajer bagus yang
mampu achieve target KPI, akan pindah ke lain hati. Pindah ke perusahaan lain
yang mampu memberikan more than just peanuts.
Jika penetapan KPI yang terukur sudah
dilakukan, maka sebenarnya obyektivitas kinerja pegawai bisa dinilai dengan
lebih optimal. Maka dengan proses ini, wajar jika bonus dan reward diberikan
pada mereka yang mampu menembus target terukur yang telah ditetapkan.
Your numbers speak for themselves.
Target angka KPI tercapai, maka bonus melimpah. Target KPI jeblok, zero bonus.
Sesederhana itu.
Demikianlah, tiga cara ampuh untuk
membuat kinerja Anda menjadi kian mencorong.
Driver 1 : Create Strong KPIs/
Driver 2 : Measure. Monitor. Improve.
Driver 3 : Show Me the Money, Boss !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar