Kamis, 26 November 2020

Pembusukan Moral Negara


Pembusukan moral negara ini akan sempurna bilamana para pejabat dan institusi kenegaraan menyalahgunakan fungsinya dalam rangka melayani kepentingan para sindikat partikelir. Sekitar setengah abad lalu, Bung Hatta mewanti-wanti agar negara ini tidak jatuh ke tangan sindikalisme yang akan membuat republikanisme ini tersungkur di bawah kendali mafioso. Malangnya, drama demi drama yang dipertontonkan para pejabat publik dalam kaitan dengan masalah korupsi akhir-akhir ini mendekati kekhawatiran "bapak bangsa" itu, bahwa republik ini terjerembap oleh karena "merajalelanya sindikalisme". (Yudi Latif, Perspektif, Gatra Nomor 25 Beredar Kamis, 29 April 2010)

Senin, 16 November 2020

Melihat Cara Pandang Kelompok Pendukung Calon Bupati


Terkait dengan masa kampanye pilkada Madina, saya melihat pendukung petahana dan pendukung perubahan masih belum lepas dari kungkungan sudut pandang atau kacamata yg sama.. 

Masih sama-sama memiliki cara pandang yang mengutamakan kepentingan kelompok, bukan masyarakat secara luas..

Tidak adakah paradigma lain..?

Minggu, 15 November 2020

Pilih yang Terbaik di antara yang Baik


Saya membaca sebuah postingan seorang sahabat di media sosial berupa himbauan atu seruan terkait dengan Pilkada Madina. Sahabat ini menyeru agar masyarakat jangan memilih kandidat yang akan merusak Madina ke depan.

Pernyataan seperti tidak salah. Wajar saja mengingatkan masyarakat agar sadar bahayanya apabila salah pilih. 

Namun, pernyataan seperti itu juga dapat dinilai tendensius karena mengarahkan pikiran kita kepada pilihan-pilihan yg tersedia itu ada yg buruk dan bersifat merusak. Apakah benar kita berada dlm situasi seperti itu? Bukankah kita seharusnya saat ini sedang dalam keadaan harus memilih pilihan-pilihan yg merupakan para putra-putri terbaik di daerah?

Sabtu, 14 November 2020

Musikalisasi Puisi | Corona - Nur Hayati


Berikan aku sedikit ruang

Aku ingin bernafas

Atau Aku akan terdiam kaku sendiri

Jangan sekarang

Aku ingin menikmatinya lebih lama

Sedikit saja

Dua atau empat puluh tahun lagi

Sini Aku akan menggandengmu

Kau yang mampu memisahkan tangan yang selama ini terulur erat

dan mengabaikan pelukan-pelukan hangat

Sekarang?

Aku bahkan tidak bisa mencium baunya keringatku ini

Karena kau telah datang

Kusambut dengan riang

Aku akan tetap berjuang

Agar kau hilang

Corona


- Nur Hayati - 


Sabtu, 07 November 2020

Perang Pendukung Pragmatis

Bagaimana masyarakat bisa mempelajari dan memilih kandidat yg layak jika para pendukungnya lebih sibuk saling menyerang. Bukan dalam hal substansial yg berkaitan dengan visi dan program pula yg diperdebatkan, tapi malah saling menuding dengan berorientasi proyek. 

Apakah pertimbangan kita utk memilih hanya didasarkan pada keuntungan pragmatis kelompok semata?

Kamis, 05 November 2020

Indonesia Pulih dari Pandemi Covid-19 Tahun 2022?

Dari berbagai media massa baik cetak dan online beberapa hari lalu ada berita atau kabar yang cukup viral mengenai pandemi Covid-19, yakni Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla yang memperkirakan, butuh waktu hingga 2022 agar Indonesia pulih dari pandemi Covid-19.

Perkiraan kalkulatif Wakil Presiden RI dua Presiden itu didasarkan pada ketersediaan vaksin sekitar pertengahan 2021. Untuk keperluan vaksinasi, diperlukan waktu sekitar satu tahun untuk 70 persen populasi.

Mudah-mudah penyediaan vaksin ini berjalan lancar tanpa kendala apa pun. Agar kita segera pulih dari keadaan yang serba terbatas dan tak normal ini. 

Selasa, 03 November 2020

Toleransi yang Tidak Mudah

Dari luar negeri, dunia dibuat ramai karena pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron terkait kartun Nabi Muhammad SAW. 

Indonesia turut mengecam pernyataan Presiden Perancis yang melukai perasaan lebih dari dua miliar umat Islam di seluruh dunia.

Kebebasan berpikir dan kebebasan kultural memang adalah satu hal yang harus dijunjung dengan sikap saling menghargai, toleransi dan damai.

Namun, mengharapkan kebebasan berpikir dan kebebasan kultural berjalan seiring dengan sikap saling menghargai, toleransi dan damai, tampaknya bukan hal mudah di Perancis yang mengagung-agungkan sekularisme (laicite).

Fakta bahwa peristiwa ini berulang adalah bukti ketidakmudahan itu dan dunia dipaksa menerima akibatnya.