Aktifis Karang Taruna Madina menyodorkan kotak Koin Cinta Rizky kepada supir yang melintas di kawasan Dalan Lidang, Panyabungan. (foto: Mandailing Online/Dedi Hasibuan) |
PANYABUNGAN (Mandailing Online) :
Usai solat Jum’at (22/`1) aliansi enam lembaga melakukan Gerakan Koin
Cinta Untuk Rizky Wasiah, bayi 10 bulan yang mengalami usus keluar sejak
lahir.
Keenam lembaga itu meliputi Karang
Taruna Madina, media Mandailing Online, surat kabar Malintang Pos, surat
kabar Portibi DNP, surat kabar Metro Tabagsel dan DPC PDI Perjuangan
Madina.
Gerakan Koin Cinta Untuk Rizky Wasiah
itu berupa pengutipan sumbangan dana dari masyarakat luas yang
diperuntukkan bagi biaya operasi Rizki Wasiah.
Sejauh ini Rizky Wasiah warga Desa
Huraba II, Siabu, Mandailing Natal sejatinya dioperssi tim dokter RSU
Pringadi Medan pada November lalu, tetapi akibat kemiskinan keluarga
Rizky, operasi itu belum dilaksanakan.
Saiman Nasution, orang tua kandung Rizky
menyatakan bahwa dia memang memiliki asurasi BPJS, tetapi tak semua
item-item biya operasi tercantum di BPJS. Selain itu, biaya hidup Saiman
selam di Medan untuk menjaga Rizky selama dirawat di RSU Pringadi juga
tak ada.
“Jangankan biaya operasi dan biaya hidup
di Medan, ongkos ke Medan saja kami tak punya,” kata pria yang bekerja
sebagai petani penggarap sawah orang lain itu.
Moechtar Nasution penggagas Gerakan Koin
Cinta Untuk Rizky Wasiah didampingi Pemipin Redaksi Malintang Pos
Iskandar Hsibuan dan Pemipin Redaksi Mandailing Online dahlan Batubara
menyatakan gerakan koin ini diagendakan berlangsung selama seminggu.
“Hari ini kita di kawasan Dalan Lidang,
besok ke kawasan Pasar Baru Panyabungan, dan berlanjut ke berbagai titik
pada hari hari berikutnya,” kata Moechtar.
Sementara itu, Maradotang Pulungan ketua
panitia Gerakan Koin Cinta Untuk Rizky Wasiah, menyatakan, dana yang
berhasil dikumpul akan diserahkan langsung secara berkala kepada
keluarga Rizky Wasiah.
“Berapa yang terkumpul langsung kita
berikan, mungkin tiap hari atau dua hari sekali,” ujar Maradotang yang
juga penduduk Desa Huraba II.
Peliput : Dedi Hasibuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar