Jumat, 04 Januari 2008

Sebuah Persembahan

Hari ini aku terinspirasi oleh sebuah puisi indah yang mengalirkan makna mendalam tentang hidup. Membacanya membuatku merenung tentang bagaimana aku menjalani hari-hari ini, apakah sudah cukup menghargai anugerah yang telah diberikan.

Aku mencoba mempraktikkan makna di balik bait-baitnya. Saat menarik napas, aku bayangkan itu bukan sekadar udara, tetapi doa yang mengalir dari dalam diriku ke langit tinggi. Setiap hembusan napas adalah bentuk terima kasihku kepada Sang Pencipta atas hidup ini, meskipun kadang aku lupa menghargainya di tengah kesibukan dan rutinitas.

Ada saat ketika aku merasa tubuhku begitu kecil dibandingkan semesta, tetapi anehnya aku juga merasa menjadi bagian darinya. Rasanya seperti ada energi tak kasat mata yang menghubungkan aku dengan sesuatu yang lebih besar—Daya Kosmis, seperti yang disebutkan dalam puisi itu.

Ketika aku sadar akan hal itu, hatiku terasa lebih ringan, pikiranku lebih tenang, dan tubuhku seperti diisi ulang dengan kekuatan baru. Aku merasa lebih kuat untuk menghadapi apa pun yang datang, lebih sehat untuk menjalani tanggung jawabku, dan yang paling penting, lebih bahagia.

Hari ini aku belajar, kebahagiaan tidak selalu datang dari luar, tetapi dari kesadaran akan anugerah yang sudah ada dalam hidupku. Aku ingin menjadikan napas ini tidak hanya sebagai sarana hidup, tetapi juga pengingat untuk selalu bersyukur.

Terima kasih, Tuhan, untuk segalanya.

Tidak ada komentar: