Minggu, 20 Desember 2020

Musikalisasi Puisi | Angin - A.A Widarta | Dinda Putri Dinata


Kadang hidup lebih seperti angin..

Datang dari belakang, membantumu melaju. 

Kadang dari depan, menghentikan langkahmu. 

Kadang dari samping, sekedar ingin menggoyahkan. 

Kadang dari atas ketika ingin buatmu tetap di tanah. 

Entah dingin ataupun hangat, entah kering ataupun lembab.
.
Seperti angin yang kau hadapi, jika ringan coba tuk dinikmati. 

Jika terlalu kencang, menepi sejenak. 

Sesekali dalam hidup membuat rencana ulang itu tak masalah.
.
@a.a.widarta

Jumat, 11 Desember 2020

Pilkada Usai, Kembali Urus Pandemi


Tahapan paling penting sekaligus paling ditunggu dalam Pilkada Serentak 2020, yakni pemungutan suara telah berlangsung. Kita patut bersyukur, tahapan itu terlaksana dengan lancar dan aman di tengah pandemi covid-19.

Kepada yang kalah, terima kekalahan dengan lapang dada. Tak perlu ada protes secara berlebihan, tak perlu melakukan unjuk rasa yang hanya akan membuka peluang tersebarnya virus korona. Kompetisi pilkada sudah selesai, saatnya kita semua kembali bersinergi menghadapi krisis multidimensi akibat pandemi.

Sabtu, 05 Desember 2020

Tak Sekadar Asa



Mengapa harus membayangkan sesuatu..

Jikalau asa hanya akan sekadar asa..

Ketika harap hanya tinggal harap..

Dan bermimpi hanya untuk sakit ketika tersadar..

Yang penting adalah menjadi..

Sejauh mana upaya berlaku..

Sebesar apa pengorbanan diri..

Agar mimpi berwujud nyata..

Jumat, 04 Desember 2020

Tawa dalam Kesempitan

"Manusia tertawa jika dia terjepit dalam situasi antara logika dan kenyataan yang berbenturan tanpa dia dapat menguasainya."

(Romo Mangun)

Ya. Hanya itu yang dapat dilakukan jika terjebak di antara dua keadaan kontras tanpa tahu harus berbuat apa untuk mengatasinya. Tertawa. Menertawakan diri dan keadaan. Sekadar penyembuhan diri dari kepeningan yang timbul atau ekspresi keputus-asaan karena tidak mampu mencarikan solusi penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.


Selasa, 01 Desember 2020

Musikalisasi Puisi | Penantian di Beranda Hati - Khairul F. Sean


PENANTIAN DI BERANDA HATI

 

Siang ini

Kulihat dirimu

Melintas di depan mataku

Menembus hantaran surya

Nan redup terhalang mendung

Aih...!

Selarik cahya membias di wajahmu

Menyeruak ke relung hatiku

Seketika kehangatan menjalari tubuh

Tetapi itu hanya sekilas

Selebihnya sungguh membuatku terpesona

Kala kerling bola matamu membias indah di benakku

Lantas engkaupun berlalu

Setelah menuliskan cerita cinta di hatiku

Sayup-sayup

kudengar suara dari balik gempita sukma

Tunggu aku

Di beranda hatimu

Begitu katamu

 

By

Khairul F. Sean Nasution

Panyabungan, 26 September 2020