Senin, 09 September 2013

Kala Fajar Menyingsing


Oleh : Khairul F. Sean Nasution

Ketika fajar menyingsing di ufuk, suasana alam mulailah terang. Bangunlah dari tidur lelapmu dan rasakan energi mengaliri tubuhmu mulai dari ubun-ubun sampai ke ujung kaki. Resapi dan yakini bahwa energi itu ada, memberi semangat, memberi daya untuk berfikir, memberi tenaga dan kekuatan untukmu agar engkau bisa menunaikan aktivitasmu sejak terbangun itu hingga tertidur kembali di malam hari nanti. Caranya cukup mudah, tak perlu bersusah payah mengkonsentrasikan fikiran, tak perlu berjingkrak-jingkrak tak menentu, tak perlu mengkonsumsi makanan tertentu. Cukup sebut nama Tuhanmu berulangkali dalam hatimu kemudian serahkan dirimu hanya kepadaNya dan berdoa dalam hati sambil terus mengingat nama Tuhan agar Dia menuntunmu ke jalan yang diridhoiNya. Ketika engkau menyebut dan mengingat nama Tuhan, resapi dan yakinilah bahwa daya untuk mengingat Tuhan itu kini mengaliri tubuhmu mulai dari bagian tubuhmu yang paling dalam sampai memancar keluar menembus lapisan auramu. Jika engkau melakukan hal demikian maka yakinlah pada dirimu sendiri bahwa engkau sedang bersama Tuhan dan akan selalu bersamaNya sepanjang engkau melaksanakan perintahNya dan meninggalkan segala bentuk laranganNya. Jika engkau bersama asma Tuhan maka tak ada yang memudharatkan bagimu baik di langit maupun di bumi

Kemudian duduklah dalam posisi bersila. Tarik udara di sekitarmu dengan helaan nafas panjang dan lembut. Rasakan udara segar atau oksigen masuk ke dalam paru-paru. Ingat dan camkan baik-baik. Di dalam oksigen terkandung inti hawa yang turut masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru inti hawa diproses dan ditransfer ke jantung untuk disalurkan ke seluruh tubuh bersama aliran darah. Inti hawa merupakan energi tersembunyi yang apabila sudah merata mengisi bagian tubuh akan membuat fikiranmu selalu cemerlang, mampu mendeteksi benda gaib di sekitarmu, menjadi perisai bagi dirimu sehingga dapat menangkis marabahaya dan paling penting lagi membantumu mencari kesejahteraan hidup dengan menuntunmu menciptakan lapangan pekerjaan ataupun memiliki pekerjaan dan membuat daya kreasi dengan membangkitkan bakatmu sendiri sehingga apabila engkau berbakat sebagai penulis maka engkau akan bisa mengarang buku, atau bila engkau berbakat menjadi seniman maka engkau akan bisa mencipta lagu, melukis dan lain sebagainya.

Setelah menghela nafas, tahanlah nafasmu itu sebentar. Biarkan berdiam di rongga perut atau rongga dada. Kemudian keluarkan nafasmu dengan lembut dan panjang pula. Lakukan beberapa kali. Rasakanlah hasilnya! Insya Allah engkau akan mengalami kemajuan dibanding hari-hari sebelumnya. Tentu ritual pernafasan ini harus dilakukan secara rutin setiap fajar menyingsing atau sebelum terdengar azan shubuh. 

Apabila engkau seorang muslim, setelah melakukan ritual pernafasan, segeralah bersyukur kepada Allah SWT. Caranya, tunaikan segera shalat shubuh. Setelah itu bertahlil sambil menekankan kepada diri sendiri bahwa tiada Tuhan selain Allah. Tekankan terus dalam fikiranmu hingga hati dan fikiranmu benar-benar menyatu dalam mengenang Allah SWT.

Setelah selesai shalat shubuh mari berolah raga kira-kira setengah jam. Bisa dengan berjalan kaki, jogging dan lain-lain. Selesai berolah raga, menulislah sebentar. Tuliskan apa saja yang engkau dengar, engkau ketahui, engkau rasakan dan engkau fikirkan sejak melaksanakan ritual pernafasan sampai selesai berolah raga tadi. Kumpulkan catatan harian ini setiap hari. Suatu saat akan berguna bagi dirimu (baca di buku Energi di atas Catatan Harian). Kegunaannya jelas yaitu menuntun hidupmu menjadi lebih sejahtera dan lebih sukses dari sekarang. 

Minggu, 08 September 2013

Kekuatan Pikiran

https://images.app.goo.gl/PKNi5JR3Nnd4c6sk9

Dalam Aladdin Factor karya Jack Canfield dan Mark Viktor Hansen dapat ditemukan suatu informasi penting yang menyebutkan bahwa setiap hari manusia menghadapi lebih dari 60.000 pikiran. Satu-satunya yang dibutuhkan sejumlah besar pikiran ini adalah pengarahan. Jika arah yang ditentukan bersifat negatif, maka sekitar 60.000 pikiran akan keluar dari memori ke arah negatif. Sebaliknya, jika pengarahannya positif maka sejumlah pikiran yang sama juga akan keluar dari ruang memori ke arah yang positif.

Jika manusia benar-benar tidak ingin meletakkan sesuatu yang berbahaya dalam tubuhnya, mengapa ia mengisi pikirannya dengan hal-hal yang berpengaruh negatif pada setiap aspek hidupnya, termasuk kesehatan jiwa dan raganya? Tentu kita tidak ingin memberi gizi pikiran kita dari keranjang sampah bukan?