Selasa, 20 Agustus 2013

Merah Putih Berkibar Di Puncak Sorik Marapi




MADINA– Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk memperingati dan merayakan HUT ke- 68 Kemerdekaan Republik Indonesia. Tak terkecuali sejumlah organisasi di Kabupaten Mandailing Natal yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Merah Putih.

Dan, sebagai wujud kecintaan dan nasionalisme, mereka mendaki puncak gunung Sorik Marapi di Desa Sibanggor Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Madina untuk mengibarkan bendera merah putih berukuran 3 x 5 meter pada Sabtu (17/8).

“Ini adalah tim gabungan terdiri 49 personil; dari Alfa Adventure Tim, For Jungle Madina, Karang Taruna Madina, TNT Madina, dan KSR PMI BLU STAIM,” sebut  Ketua Alfa Adventure, Ahmadi Anwar dan Ketua Karang Taruna Madina M Alhasan Nasution, kepada wartawan, Minggu (18/8).

Dikatakan Al-Hasan, lima tim itu telah berhasil melakukan pendakian hingga ke puncak gunung, lalu tim mengadakan upacara penaikan bendera di puncak gunung berketinggian 2.145 meter itu. Butuh waktu tujuh jam untuk sampai ke puncak gunung tersebut.

Tim berangkat dari Desa Sibanggor Julu sekitar pukul 07.00 WIB dan sampai di puncak sekitar pukul 14.00 WIB.

Dijelaskan Al-Hasan, kegiatan ini adalah salah satu bentuk akumulasi dan eksperesi kreatif generasi muda Madina dalam menjiwai makna yang lebih esensial dari pelaksanaan HUT RI tahun ini.

Ekspedisi merah putih diharapkan menjadi bentuk cerminan dari simbol kegigihan, perjuangan dengan pantang mundur, heroisme, patriotisme, nasionalisme dan keringat yang dipersembahkan para pejuang untuk negeri.

“Ekspedisi merah putih ini baru pertama kali dilaksanakan dalam sejarah perjalanan Kabupaten Madina. Ajang Ekspedisi Merah Putih ke Puncak Gunung Sorik Marapi adalah murni sebagai ekspresi unik dari generasi muda Madina dalam memaknai hari kemerdekaan RI.

Kegiatan ini mengambil tajuk ‘Karena Alam Kami Menyatu, untuk Merah Putih Kami Bersatu,” pungkas Al-Hasan. (wan)


Kamis, 08 Agustus 2013

Kilas Balik Energi di Atas Catatan Harian


Oleh: Khairul F. Sean Nasution



Aku tak tahu darimana harus memulai tulisan ini. Kucoba menyusun outline, tak bisa. Persoalannya terlalu banyak yang ingin kutulis dan kusampaikan. Akhirnya kutulis saja apa yang ada dalam fikiranku hingga jadinya seperti ini.

Aku hanya ingin bercerita dan berbagi pengalaman tentang apa yang kulihat, kudengar, kuketahui dan kurasakan beberapa tahun silam kala hati, fikiran dan badan melanglang buana hingga sampai ke Pelabuhan Ratu, tempat orang berwisata itu. Kala itu aku memperhatikan seorang gadis yang duduk menyendiri di atas tumpukan karang. Kakinya terjulur ke laut hingga telapaknya dijilati oleh ombak yang meyapa ramah. Sama sekali ia tak peduli dengan kehadiranku. Tatap matanya nampak mengarah jauh ke laut lepas. Seperti sedang menanti kapal tiba. Tetapi ...ah! Bukan. Ia tidak sedang menanti sesuatu. Sebab tatap matanya begitu hampa. Kosong. Tak ada gejolak meski gulungan ombak berderai di kakinya. Kudekati dia perlahan dan dengan sepenuh hormat kuucapkan salam. Ia menjawab dengan senyuman lalu kemudian tatap matanya beralih lagi ke laut lepas.

Dengan caraku sendiri, gadis itu kupancing bercerita tentang dirinya dan semua apa yang terjadi dengannya. Ia lalu menjelaskan padaku siapa dirinya sebenarnya. Namanya Isma. Lahir dan tinggal di Bandung. Setamat sekolah bekerja di sebuah perusahaan tekstil dan berkenalan dengan seorang karyawan bernama Bono, yang juga bekerja di perusahaan itu. Dari perkenalan itu timbullah bait-bait cinta di hati Isma, mengalun indah dan menyenandungkan asmara hingga tiada lagi hari tanpa cinta. Akibatnya dia tak berkonsentrasi dengan pekerjaan hingga akhirnya dipecat.

Walaupun begitu, Isma tak menyesali nasibnya. “Ngapain lagi bekerja sebab Bono sudah mempersiapkan lamaran,” katanya. Rupanya Bono berjanji bakal melamarnya menjadi isteri bulan ini juga.

Namun apa mau dikata, langkah, rezeki, jodoh dan maut sudah ditentukan oleh Tuhan Sang Khaliq penguasa alam. Bono tak bisa menepati janjinya sebab rupanya selama ini diam-diam ia menjalin hubungan kasih dengan gadis lain. Kasih mereka berbuah aib,yakni gadis itu hamil di luar nikah. Terpaksa Bono meninggalkan Isma dan menikah dengan gadis itu untuk menutupi aib dan sebagai bukti pertanggung jawaban. Tinggallah Isma seorang diri, merenung di kala sunyi, menangis di kala sepi, menahan duka melawan pilu hingga hidupnya tiada menentu bagaikan sekeping papan di tengah lautan yang terombang-ambing ke sana-kemari lalu hancur diterpa badai.

Alangkah malang nasibmu,Isma,ucapku dalam hati.Kupandang sejenak wajahnya. Ada butir-butir air bening di bawah matanya. Entah air mata atau hempasan air laut, aku tak tahu. Dan aku memang tidak perlu tahu. Karena menurutku, wajarlah ia menangis agar pilu tidak merasuk kalbu. Wajarlah ia mengungkapkan kesedihan agar hati sedikit terobati. Wajarlah ia berkeluh kesah pada ombak yang tiada berhenti mengusik, pada matahari yang bersinar damai, pada angin yang membelai gerai rambutnya jika semua itu bisa membuat jiwanya tenteram.Akan tetapi lebih pas rasanya bila ia menuliskan keluh kesahnya ini pada catatan harian atau diary agar ada petunjuk yang menyinari hati. Bukankah Karen Baikie,seorang clinical psychologist dari University of New South Wales pernah meneliti lalu menganjurkan agar menulis peristiwa yang menimpa diri terutama peristiwa traumatik yang membangkitkan emosi. Sengaja penulisan hal-hal demikian dianjurkannya karena menulis peristiwa yang menggugah emosi dapat memperbaiki kesehatan tubuh fisik dan mental. Bukankah hasil-hasil penelitian para ahli termasuk James Pennebaker, Kiecolt-Glaser,dan G.Wallas yang pada prinsipnya juga menyimpulkan bahwa menulis hal-hal traumatik dapat memperbaiki fungsi paru dan mengalami penurunan rasa sakit rematik serta dapat memahami beragam hal sehingga fikirannya menjadi semakin cerdas. Dengan demikian daya kreatif dan inovatif lebih cepat termunculkan.

Kelihatannya Isma mengerti apa yang kumaksud. Raut wajahnya cerah kembali. Dia tersenyum kemudian berkata : ”Ajarilah aku cara menulis catatan harian agar fikiran tenang dan bisa melupakan masa lalu!”

Kuberikan kepadanya salinan naskah yang isinya memaparkan cara mengolah catatan harian  agar dapat mengungkap fikiran bawah sadar. Senyumnya semakin mengembang saat menerima salinan naskah itu. Tatap matanya berbinar seolah mengucapkan terima kasih.

oOo

Setahun yang lalu, kuterima sepucuk surat dari Isma. Dalam surat itu ia bercerita tentang usaha garmennya yang semakin maju. Katanya sejak dirinya rajin menulis catatan harian, berbagai ilham masuk ke dalam fikirannya. Daya kreatifnya pun tumbuh dan berkembang.”Kapan naskah itu kita terbitkan,Rul?”Tanyanya dalam surat itu.

  Aneh. Surat itu memang sampai sekarang tak pernah kubalas. Padahal sewaktu suratnya itu kuterima, fikiranku sedang berkecamuk memikirkan apa kira-kira judul yang cocok untuk naskah yang dimaksudnya itu apabila diterbitkan nanti. Akujuga tidak tinggal diam. Berbagai macam kalimat kutulis sebagai pertimbangan untuk mendapatkan judul. Namun tak ada yang cocok menurutku. Akhirnya sewaktu melaksanakan ibadah shalat Jum’at, dan pada waktu khatib sedang membaca khutbah, kupanjatkan doa kepada Allah agar diberikan petunjuk sehingga aku bisa menentukan judul naskah buku yang kutulis. Alhamdulillah, begitu muazzin membacakan iqomat,judul buku itu segera terlintas di dalam hatiku yaitu: Energi Di atas Catatan Harian.

Selepas shalat Jum’at, aku pun segera menuliskan judul buku tersebut. Sekarang buku Energi Diatas Catatan Harian telah terbit. Apakah Isma sudah mengetahui atau belum jika buku itu telah terbit? Entahlah!


Senin, 22 Juli 2013

Kesabaran Berpencar


Hati ini terbakar dan airmata berlinang..

Penderitaan berkumpul, sementara kesabaran berpencar..

Bagaimana bisa tenang hati yang selalu penuh gairah kerinduan dan kerisauan..

Wahai Tuhan, jika ada jalan keluar untukku..

Anugerahkanlah kepadaku selama hidup ini tersisa..


(Ibn Jawzy, "Bahr Al Dumu")

Rabu, 17 Juli 2013

Bangkitlah!


Wahai diriku,

Mengapa engkau mengantuk.. padahal engkau terjaga..

Mengapa ragu.. padahal engkau melihat..

Mengapa lalai.. padahal engkau telah bersaksi..

Mengapa linglung.. padahal engkau sadar..

Mengapa diam.. padahal engkau dituntut..

Mengapa meratap.. padahal pasti kan pergi..

Bukankah sudah tiba waktunya bagi para petidur untuk bangun..

Bukankah telah tiba saatnya bagi petidur untuk berguna..

Bukankah telah tiba saatnya bagi pelalai untuk mengambil pelajaran..


Minggu, 14 Juli 2013

Dasar Hukum Karang Taruna



Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.

Demikian disebutkan dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Sosial No. 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna (“Permensos 77/2010”) yang kami akses dari laman resmi Mahkamah Konstitusi.

Dari sini kita bisa lihat bahwa karang taruna berada di wilayah desa/kelurahan, seperti halnya Anda yang bekerja pada karang taruna di wilayah desa. Hal ini kembali ditegaskan dalam Pasal 4 Permensos 77/2010:

“Karang Taruna berkedudukan di desa/kelurahan di dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Perlu diketahui bahwa karang taruna termasuk sebagai Lembaga Kemasyarakatan. BerdasarkanPasal 1 angka 14 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan (“Permendagri 5/2007”), karang taruna adalah Lembaga Kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial, yang secara fungsional dibina dan dikembangkan oleh Departemen Sosial.

Sebelum membahas mengenai fungsi karang taruna, terlebih dahulu kita mengetahui tugas pokokkarang taruna, yaitu secara bersama-sama dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta masyarakat lainnya menyelenggarakan pembinaan generasi muda dan kesejahteraan sosial (Pasal 5 Permensos 77/2010).

Untuk menjalankan tugas pokok di atas, karang taruna mempunyai fungsi (Pasal 6 Permensos 77/2010):

a. mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial, khususnya generasi muda;
b. menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi, perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan diklat setiap anggota masyarakat terutama generasi muda;
c. meningkatkan Usaha Ekonomi Produktif;
d. menumbuhkan, memperkuat dan memelihara kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap anggota masyarakat terutama generasi muda untuk berperan secara aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
e. menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan lokal; dan
f. memelihara dan memperkuat semangat kebangsaan, Bhineka Tunggal Ika dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sementara berdasarkan Pasal 17 Permendagri 5/2007, ada tambahan fungsi karang taruna, yaitu:

a. pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja; dan
b. penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilitatif dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja.
Melihat dari fungsi-fungsi karang taruna di atas, dapat diketahui bahwa fokus/target dibentuknya karang taruna di desa/kelurahan adalah generasi muda, khususnya dalam masalah perlindungan dan kesejahteraan sosialnya.

Selanjutnya mengenai wewenang karang taruna, pada dasarnya, pada Permensos 77/2010 tidak menyebutkan mengenai wewenang karang taruna. Adapun yang diatur dalam peraturan tersebut adalah wewenang beberapa pihak dalam menyelenggarakan program karang taruna. Pihak-pihak yang bertanggung jawab dan berwenang dalam penyelenggaraan program karang taruna adalah Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, yang mana tanggung jawab dan wewenang tersebut dilaksanakan oleh Menteri Sosial, Gubernur, dan Bupati/Walikota (lihat Pasal 21 Permensos 77/2010).

Berikut diuraikan tanggung jawab dan wewenang masing-masing pihak tersebut dalam penyelenggaraan program karang taruna menurut Dasar Hukum (Permensos 77/2010).

Tanggung Jawab dan Wewenang Menteri Sosial:
a.    menetapkan Pedoman Umum Karang Taruna;
b.    menetapkan standar dan indikator secara nasional;
c.    melakukan program percontohan;
d.    memberikan stimulasi;
e.    memberikan penghargaan;
f.     melakukan sosialisasi;
g.    melakukan monitoring;
h.    melaksanakan koordinasi; dan
i.      memantapkan Sumber Daya Manusia.

Tanggung Jawab dan Wewenang Gubernur:
a.    melaksanakan tugas desentralisasi bidang Pemberdayaan Karang Taruna;
b.    melaksanakan tugas dekonsentrasi bidang Pemberdayaan Karang Taruna;
c.    melakukan program pengembangan;
d.    melakukan pembinaan kemitraan dengan Forum Pengurus Karang Taruna;
e.    memberikan penghargaan;
f.     melakukan sosialisasi;
g.    melakukan monitoring; dan
h.    melaksanakan koordinasi.

Tanggung Jawab dan Wewenang Bupati/walikota  
a.    melaksanakan tugas pembantuan;
b.    melakukan penumbuhan Karang Taruna;
c.    melakukan pemutakhiran data Karang Taruna;
d.    melaksanakan pembinaan lanjutan;
e.    melakukan pembinaan kemitraan dengan Forum Pengurus Karang Taruna;
f.     memberikan penghargaan;
g.    melakukan sosialisasi;
h.    melakukan monitoring; dan
i.      melaksanakan koordinasi.

Dasar hukum:

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
2. Peraturan Menteri Sosial No. 77/HUK/2010 Tentang Pedoman Dasar Karang Taruna;
3. Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 8 tahun 2012 tentang Karang Taruna;
4. Keputusan Kepala Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Nomor : 411.4/17/2010 tentang Pengukuhan Pengurus Karang Taruna Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Masa Bhakti 2009 – 2012.

Referensi:

Kamis, 11 Juli 2013

Buku "Energi di atas Catatan Harian"

Atas partisipasi dan support dari berbagai kalangan :
Telah terbit buku

        ENERGI DI ATAS CATATAN HARIAN

                                    Penulis  : Khairul F Sean Nasution
                                    Ukuran  : 21 cm x 14 cm
                                                Tebal     : 270 halaman
                                                Penerbit : Wahana Ide Pro
                                                E- mail   : wahanaku@rocketmail.com


Buku ini mengungkap hubungan antara energi diri dengan kegiatan  menulis catatan harian (diary) Selama ini banyak orang yang beranggapan menulis catatan harian adalah pekerjaan iseng atau hanya sekedar pengisi waktu belaka. Ternyata setelah diperhatikan dan diteliti selama bertahun-tahun, catatan harian atau yang lebih dikenal dengan istilah diary memiliki fungsi dan manfaat selain sebagai potret perjalanan diri pribadi dan menjadi semacam jurnal yang merekam berbagai macam interaksi, aktifitas, rutinitas serta kesibukan-kesibukan lainnya juga berguna sebagai pengundang energi yang menuntun penulisnya mewujudkan impian dan meraih kesuksesan hidup.

Buku ini secara gamblang dan transparan memaparkan bagaimana cara mengundang energi masuk ke pikiran serta meneliti dan menelaah catatan harian agar tuntunan barupa petunjuk, ilham, pikiran bawah sadar dapat diketahui dan terbaca lewat catatan harian tersebut. Selain itu juga menjelaskan kiat mengatasi masalah dengan mengandalkan catatan harian.

Dapatkan segera buku ini dengan menghubungi wahanaku@rocketmail.com, ech.wip@gmail.com, http://energicatatanharian.blogspot.com, atau  https://www.facebook.com/EnergiDiAtasCatatanHarian

Sabtu, 15 Juni 2013

Buluh Perindu ditiup Angin

Dari pulau menjala ikan
Dapat pari dibuat pindang
Hati risau tiada tertahan
Mabuk menanti adik seorang

Buluh perindu buluh ternama
Banyak sudah disebut orang
Hatiku rindu sudahlah lama
Tunggulah dik dijemput abang

Buluh perindu nama diberi
Ditiup angin bergoyang-goyang
Mari bersama tuan puteri
Naik onthel bersama abang

Sabtu, 02 Maret 2013

Menguatkan Solidaritas Pemuda melalui Peran Karang Taruna

Solidaritas antar pemuda memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam upaya ini, peran Karang Taruna sebagai wadah sosial memiliki potensi besar untuk mengikat rasa solidaritas di kalangan pemuda. Artikel ini akan mengulas bagaimana Karang Taruna dapat memainkan peran kunci dalam memperkuat solidaritas antar pemuda.

Peran Karang Taruna dalam Membangun Solidaritas:

1. Ruang Kolaborasi: Karang Taruna menciptakan ruang di mana pemuda dari berbagai latar belakang dapat berkumpul, berinteraksi, dan berkolaborasi dalam berbagai kegiatan. Melalui kerja sama dalam proyek-proyek sosial, budaya, dan pendidikan, pemuda dapat belajar untuk saling menghargai dan memahami perbedaan-perbedaan mereka.

2. Pemberdayaan Pemuda: Karang Taruna memberikan peluang kepada pemuda untuk mengembangkan kemampuan dan potensi mereka melalui berbagai pelatihan dan workshop. Ini mendorong rasa kebersamaan, di mana pemuda saling mendukung untuk tumbuh dan berkontribusi lebih banyak pada masyarakat.

3. Aktivitas Sosial: Kegiatan sosial yang diadakan oleh Karang Taruna, seperti program bakti sosial, kampanye lingkungan, atau kegiatan amal, menciptakan kesempatan bagi pemuda untuk bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Ini membantu mereka merasakan pentingnya kontribusi kolektif terhadap kesejahteraan masyarakat.

4. Menciptakan Identitas Bersama: Karang Taruna membantu membangun identitas bersama di kalangan pemuda dengan mengakui peran dan tanggung jawab mereka dalam membentuk masa depan masyarakat. Ini menguatkan rasa memiliki dan kebanggaan terhadap kelompok mereka.

5. Penyadaran Sosial: Karang Taruna juga dapat menjadi wadah untuk menyadarkan pemuda akan isu-isu sosial, politik, dan lingkungan. Dengan menyadari pentingnya berpartisipasi dalam perubahan positif, pemuda merasa lebih terhubung satu sama lain dan berbagi tujuan yang sama.

Karang Taruna memiliki peran penting dalam mengikat rasa solidaritas sesama pemuda. Melalui kolaborasi, pemberdayaan, aktivitas sosial, penciptaan identitas bersama, dan penyadaran sosial, pemuda dapat merasakan hubungan yang kuat dan saling mendukung. Dengan terus memperkuat peran Karang Taruna dalam membangun solidaritas, generasi muda dapat menjadi kekuatan positif dalam menciptakan masyarakat yang lebih bersatu dan berkelanjutan.

Jumat, 01 Februari 2013

Peran Organisasi Pemuda dalam Mengatasi Pengangguran di Desa: Membangun Masa Depan yang Sejahtera

Pengangguran adalah salah satu tantangan sosial yang sering dihadapi oleh masyarakat, termasuk di desa. Masalah ini tidak hanya berdampak pada individu yang menganggur tetapi juga menghambat pertumbuhan dan perkembangan desa secara keseluruhan. Namun, ada harapan cerah dalam mengatasi masalah pengangguran di desa melalui peran strategis organisasi pemuda. Organisasi pemuda dapat berperan sebagai agen perubahan yang mampu memberikan pelatihan, akses modal, dan bantuan usaha untuk para pemuda yang menganggur, sehingga menciptakan kesempatan bagi mereka untuk meraih masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.

1. Identifikasi Potensi dan Keterampilan Pemuda

Organisasi pemuda di desa memiliki akses yang lebih baik untuk mengidentifikasi potensi dan keterampilan yang dimiliki oleh pemuda setempat. Melalui program pendekatan langsung, organisasi pemuda dapat melakukan survei untuk mengetahui minat dan keahlian khusus yang dimiliki oleh pemuda yang menganggur. Informasi ini akan membantu dalam merancang program pelatihan yang sesuai dan dapat meningkatkan daya saing pemuda dalam mencari pekerjaan.

2. Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi

Organisasi pemuda dapat berperan sebagai penyelenggara pelatihan dan kegiatan pengembangan keterampilan. Berdasarkan hasil identifikasi potensi, program pelatihan dapat mencakup berbagai keterampilan, seperti keterampilan teknis (seperti pertanian modern, pengolahan makanan, kerajinan, dan teknologi informasi) maupun keterampilan soft skills (seperti kepemimpinan, kreativitas, dan keterampilan komunikasi). Dengan keterampilan yang ditingkatkan, para pemuda akan lebih siap dan percaya diri dalam mencari pekerjaan atau memulai usaha mereka sendiri.

3. Mendorong Kewirausahaan

Organisasi pemuda dapat memainkan peran penting dalam mendorong kewirausahaan di desa. Mereka dapat menyediakan pelatihan khusus untuk calon wirausaha, membantu pemuda dalam menyusun rencana bisnis, serta memberikan bimbingan dan dukungan selama proses pendirian usaha. Selain itu, organisasi pemuda juga dapat bekerja sama dengan pemerintah, perusahaan swasta, atau lembaga keuangan untuk menciptakan akses modal bagi pemuda yang berminat memulai usaha.

4. Menghubungkan dengan Pihak Eksternal

Organisasi pemuda dapat berfungsi sebagai penghubung antara pemuda desa dengan pihak eksternal, seperti lembaga pelatihan, perusahaan, dan lembaga keuangan. Kolaborasi dengan pihak eksternal akan memperluas peluang dan akses pemuda desa terhadap berbagai program pelatihan dan kesempatan kerja. Selain itu, organisasi pemuda juga dapat mengundang pemateri atau narasumber dari luar desa untuk memberikan wawasan baru kepada pemuda tentang berbagai peluang dan tantangan di dunia kerja.

5. Program Pemberdayaan Komunitas

Organisasi pemuda juga dapat melibatkan pemuda yang menganggur dalam program pemberdayaan komunitas secara lebih luas. Misalnya, melalui program-program kreatif seperti penguatan seni dan budaya lokal, pariwisata berkelanjutan, dan upaya pelestarian lingkungan. Program ini dapat menciptakan lapangan kerja alternatif, mempromosikan kearifan lokal, dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa secara keseluruhan.

Kesimpulan

Organisasi pemuda memiliki peran strategis dalam mengatasi pengangguran di desa dan menciptakan masa depan yang lebih sejahtera. Melalui pendekatan yang holistik, organisasi pemuda dapat memberikan pelatihan, akses modal, dan bantuan usaha bagi para pemuda yang menganggur, sehingga meningkatkan kesempatan mereka untuk memperoleh pekerjaan, memulai usaha, dan mendukung kemajuan desa secara keseluruhan. Dengan kerja sama yang erat antara organisasi pemuda, pemerintah, dan berbagai pihak terkait, kita dapat menciptakan desa yang makmur dan berdaya saing, di mana pemuda menjadi agen perubahan yang berkontribusi secara positif bagi masyarakat dan bangsa.

Rabu, 30 Januari 2013

NU dan Sejarah Berdirinya


Nahdlatul 'Ulama (Kebangkitan 'Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Awalnya adalah akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan "Kebangkitan Nasional". Semangat kebangkitan terus menyebar - setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan.

Merespon kebangkitan nasional tersebut, Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) dibentuk pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar).

Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

Berangkat dari munculnya berbagai macam komite dan organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, karena tidak terakomodir kyai dari kalangan tradisional untuk mengikuti konperensi Islam Dunia yang ada di Indonesia dan Timur Tengah akhirnya muncul kesepakatan dari para ulama pesantren untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926) di Kota Surabaya. Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasjim Asy'ari sebagai Rais Akbar.

K.H. Hasyim Asyhari, Rais Akbar(ketua) pertama NU

Ada banyak faktor yang melatar belakangi berdirinya NU. Di antara faktor itu adalah perkembangan dan pembaharuan pemikiran Islam yang menghendaki pelarangan segala bentuk amaliah kaum Sunni. Sebuah pemikiran agar umat Islam kembali pada ajaran Islam "murni", yaitu dengan cara umat islam melepaskan diri dari sistem bermadzhab. Bagi para kiai pesantren, pembaruan pemikiran keagamaan sejatinya tetap merupakan suatu keniscayaan, namun tetap tidak dengan meninggalkan tradisi keilmuan para ulama terdahulu yang masih relevan. Untuk itu, Jam'iyah Nahdlatul Ulama cukup mendesak untuk segera didirikan.


Untuk menegaskan prinsip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasjim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.

Minggu, 06 Januari 2013

Sekilas Karang Taruna


Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa/Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak di bidang kesejahteraan sosial. 

Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan generasi muda dalam upaya mengembangkan kegiatan Pelayanan Kesejahteraan Sosial dan usaha ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia di lingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. 

Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) di mana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa/Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud daripada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Karang Taruna beranggotakan seluruh Generasi Muda mulai dari usia 13 - 45 tahun yang  disebut sebagai Warga Karang Taruna (WKT) dan batasan sebagai Pengurus Karang Taruna adalah yang berusia 17 - 45 tahun.

Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para generasi muda, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian.

Sabtu, 29 Desember 2012

Wahai Diriku, Jangan Malas!

Wahai diriku, jangan malas. Mungkin kamu punya sifatalami yang malas, jangan turuti itu! Semua bakat dan kreativitas yang kamupunya akan sia-sia kalau kamu malas.. Muhasabah dan evaluasi dirilah.. Mengapa rencanatahun lalu ada yang tidak tercapai. Jangan ulangi lagi tahun depan. Kali ini, kamu harus memastikan kalau resolusimu harus tercapai. Bukan sekadarangan-angan saja..

Sabtu, 03 November 2012

Dimana Negeri Tercantik?

Sang terkasih bertanya kepada pemujanya,

"Wahai pemuda, telah kau jelajahi berbagai negeri,
yang manakah yang paling cantik?"
Sang pemuda menjawab,
"negeri tempat buah-hatiku berada."

Dimana saja karpet kehormatan tergelar
bagi Sang Raja, di situ padang luas-membentang,
walaupun tempatnya sesempit lubang-jarum.

Dimana pun adanya seorang seperti Yusuf,
yang wajahnya cemerlang bagai cahaya rembulan,
maka, disitulah Surga,
walaupun letaknya di dasar sumur.


(Rumi, "Surga Di dasar Sumur", Matsnavi III: 3808 - 3811)

Senin, 01 Oktober 2012

Teori Kritis sebagai Alternatif

Teori kritis menyediakan alternatif yang lebih berguna dan relevan secara politik daripada teori poststrukturalis dan postmodernis. Kemajuan konsepsi teori kritis dan normatif berkomitmen untuk emansipasi dari segala bentuk penindasan, serta kebebasan, kebahagiaan, dan rasionalitas masyarakat. Berbeda dengan wacana yg sering hypertheoretical dan apolitis dr teori postmodern, teori kritis berusaha terkoneksi dengan analisis empiris dari dunia sosial dan gerakan kontemporer yang sedang berusaha untuk mengubah masyarakat dengan cara-cara progresif.

Sabtu, 01 September 2012

Penyebab Kehancuran Dunia

 Tidak ada yang lebih cepat menyebabkan kehancuran dunia dan kemerosotan hati nurani manusia selain ketidakadilan.


Al-Mawardi

Rabu, 01 Agustus 2012

Pengantar Filsafat Politik: Memahami Dasar-dasar Pemikiran Politik

Pendahuluan

Filsafat politik adalah cabang dari filsafat yang membahas berbagai aspek terkait dengan pemerintahan, kekuasaan, masyarakat, dan politik dalam masyarakat manusia. Ini adalah bidang penelitian yang sangat penting, karena memberikan landasan teoritis untuk pemahaman kita tentang bagaimana kebijakan, kekuasaan, dan pengambilan keputusan politik memengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Artikel ini akan memberikan pengantar singkat tentang filsafat politik, menguraikan konsep-konsep dasar yang berkaitan dengan subjek ini.


Apa itu Filsafat Politik?

Filsafat politik adalah upaya intelektual untuk memahami dasar-dasar pemikiran politik. Ini mencakup analisis dan evaluasi teori-teori politik, ideologi-ideologi, tindakan politik, dan konsep-konsep yang mempengaruhi tata kelola politik suatu negara atau masyarakat. Filsafat politik juga mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti: "Apa itu keadilan?" "Apa itu kebebasan?" "Apa itu hak asasi manusia?" dan "Apa tujuan sebenarnya dari pemerintahan?" 


Tokoh-tokoh Filsafat Politik Terkenal

Ada banyak filsuf terkenal yang telah memberikan kontribusi besar dalam perkembangan filsafat politik. Beberapa di antaranya adalah:

1. Plato 

Plato, seorang filsuf Yunani kuno, adalah penulis dari karya monumentalnya "Republik." Dalam karya ini, dia membahas tentang gagasan negara ideal yang diperintah oleh filosof-raja.

2. Aristoteles

Aristoteles adalah murid Plato dan penulis "Politik." Dia mengembangkan konsep negara berdasarkan hukum dan menciptakan teori tentang berbagai bentuk pemerintahan, termasuk monarki, aristokrasi, dan demokrasi.

3. Thomas Hobbes

Hobbes dikenal karena konsep "kontrak sosial" dalam bukunya "Leviathan." Dia berpendapat bahwa manusia alami adalah egois dan pemerintah diperlukan untuk menjaga ketertiban sosial.

4. John Locke

Locke adalah salah satu pemikir awal dalam konsep hak asasi manusia dan pemerintahan berdasarkan kontrak sosial. Ide-idenya memengaruhi pembentukan negara demokratis modern.

5. Jean-Jacques RousseauRousseau menulis "Pemikiran tentang Asal Mula dan Dasar Ketidaksetaraan di Antara Manusia" yang membahas konsep kontrak sosial dan pentingnya kedaulatan rakyat.


**Konsep-Konsep Kunci dalam Filsafat Politik**


Beberapa konsep kunci dalam filsafat politik meliputi:

1. Keadilan

Pertanyaan tentang apa yang adil dan bagaimana mendefinisikannya adalah inti dari filsafat politik. Berbagai pandangan tentang keadilan termasuk keadilan distributif (bagaimana sumber daya dibagi), keadilan restorsif (bagaimana individu yang melanggar aturan dihukum), dan keadilan retributif (bagaimana menghukum pelaku tindakan kriminal).

2. Kekuasaan

Filsafat politik mempertimbangkan sifat, batasan, dan konsekuensi kekuasaan. Kekuasaan dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang baik atau jahat, dan filsuf politik berusaha memahami cara mengendalikan dan membatasi kekuasaan.

3. Demokrasi

Konsep demokrasi melibatkan partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan politik. Filsuf politik membahas berbagai bentuk demokrasi, mekanisme pemilihan, dan tantangan yang dihadapi oleh sistem demokratis.

4. Hak Asasi Manusia

Filsafat politik juga mencakup hak asasi manusia, yaitu hak-hak fundamental yang dimiliki setiap individu, seperti hak atas kehidupan, kebebasan berpendapat, dan hak atas perlindungan hukum.

5. Ideologi

Filsafat politik memeriksa berbagai ideologi politik seperti liberalisme, konservatisme, sosialisme, dan feminisme, serta dampaknya dalam membentuk masyarakat dan pemerintahan.


Kesimpulan

Filsafat politik adalah bidang yang luas dan penting dalam studi manusia dan masyarakat. Ini membantu kita memahami landasan pemikiran politik yang mendasari sistem-sistem pemerintahan, kebijakan publik, dan tindakan politik. Melalui pemahaman konsep-konsep kunci dalam filsafat politik, kita dapat lebih baik memahami tantangan dan peluang dalam tatanan politik dunia saat ini, serta berkontribusi dalam pembentukan masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.

Minggu, 01 Juli 2012

Negara dan Alat Produksi

Sosialisme bukanlah kata yang saya gunakan. Saya katakan 'sosial demokrasi' karena saya pikir pemerintah tidak perlu memiliki semua alat produksi. 

David Cunliffe

Sabtu, 02 Juni 2012

Murka adalah Motor Sejarah

Waktu (sejarah) tercipta lewat murka Allah yang mengusir manusia dari keabadian (Firdaus). Sejak itu, sejarah juga berisi revolusi-revolusi besar dan kecil dan akan berakhir dengan murka Allah yang meluap pada hari kiamat. Murka adalah motor sejarah yang sesungguhnya. Murka yang oleh agama-agama monoteistis dilambungkan sampai ke langit-langit teologis ini hanya dapat dipadamkan lewat cinta kasih dan pengampunan yang mencapai akar-akar spiritualitas manusia.

(Sloterdijk, Zorn und Zeit, 2006)

Senin, 07 Mei 2012

Sakit Hati Jangan TerLalu Dipikir

rakit bambu di atas air

bawakan orang ke seberang

sakit hati jangan terlalu dipikir

tumpahkan saja agar menghilang

Kamis, 03 Mei 2012

Rizki Cinta

 Ya Allah, berilah aku rizqi cinta-Mu dan cinta orang yang bermanfaat buatku cintanya disisi-Mu.

Ya Allah, segala yang engkau rizqikan untukku di antara yang aku cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau cintai.
Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan di antara sesuatu yang aku cintai, jadikan itu kebebasan untukku dalam segala hal yang Engkau cintai.

(H.R. Tirmidzi)

Selasa, 01 Mei 2012

Pendidikan untuk Kodrat Bangsa

Ketidakselarasan dengan kodrat bangsa dan diskriminatif telah membuat para tokoh, seperti Willem Iskander di Tapanuli Selatan, Mohammad Syafei di Sumatera Barat, dan Ki Hadjar Dewantara di Jawa berjuang agar pengajaran dan pendidikan berlangsung sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan bangsa serta dapat diperoleh rakyat luas. Mereka paham, jika pendidikan yang baik tidak didapatkan oleh sebagian besar rakyat, bangsa ini akan terus melarat.

Dirgahayu pendikan Indonesia!

(Mohammad Abduhzen, Kompas, 1 Mei 2012)

Senin, 09 April 2012

Perbedaan Dasar Ideologis, Gerakan, dan Aktivitas HMI dan PMII

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah dua organisasi mahasiswa di Indonesia yang memiliki perbedaan dalam dasar ideologis dan gerakan.

Dasar Ideologis:

1. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam):

   - Ideologi: HMI didasarkan pada Islam sebagai ideologi utama. Organisasi ini menekankan pada pengembangan dan penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan mahasiswa dan masyarakat.

   - Tujuan: Bertujuan untuk membentuk mahasiswa yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berilmu pengetahuan dan berkepribadian yang baik. 

2. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia):

   - Ideologi: PMII juga berlandaskan Islam, namun lebih menekankan pada Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja). PMII sering kali terhubung dengan Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang juga berlandaskan Aswaja.

   - Tujuan: Bertujuan untuk membentuk kader yang berakhlakul karimah, berilmu pengetahuan, serta mampu mengabdikan diri untuk umat dan bangsa berdasarkan ajaran Islam Aswaja.

Gerakan dan Aktivitas:

1. HMI:

   - Gerakan: Lebih cenderung pada pendidikan dan kaderisasi mahasiswa untuk menjadi intelektual Muslim yang berperan aktif dalam pembangunan bangsa. HMI sering mengadakan diskusi, seminar, pelatihan, dan kegiatan sosial keagamaan.

   - Aktivitas: Fokus pada pengembangan kepemimpinan dan pemikiran kritis di kalangan mahasiswa.

2. PMII:

   - Gerakan: Memiliki fokus yang kuat pada pemberdayaan masyarakat dan advokasi sosial. PMII sering terlibat dalam gerakan sosial yang berhubungan dengan keadilan, demokrasi, dan hak asasi manusia, sesuai dengan prinsip-prinsip Aswaja.

   - Aktivitas: Banyak mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan, pendidikan politik, serta diskusi mengenai isu-isu aktual yang berhubungan dengan kepentingan umat dan bangsa.

Secara umum, perbedaan mendasar antara HMI dan PMII terletak pada ideologi spesifik yang mereka anut (Islam secara umum vs. Islam Aswaja), serta fokus gerakan dan aktivitas yang mereka lakukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Minggu, 01 April 2012

Kemajuan dimulai dalam Pikiran


Setiap pencapaian hebat dimulai dengan benih gagasan di dalam pikiran yang hebat, kemudian dibentuk untuk kegunaan praktis dan akhirnya berubah menjadi kenyataan. Kita harus menjadikan pikiran sebagai landasan subur untuk gagasan melalui pembelajaran yang konstan dan dikondisikan melalui latihan yang terus-menerus mendisiplinkan diri untuk menindaklanjuti gagasan itu. 

Konsep paling cemerlang di dunia ini hanyalah mimpi kecuali jika kita mengambil tindakan. Bahkan ide yang biasa-biasa saja yang dipraktikkan jauh lebih berharga daripada kilau kejeniusan yang merana dalam pikiran yang tidak beralasan dan tidak disiplin. Begitulah kata Napoleon Hill..

Sabtu, 17 Maret 2012

Membaca

Enggak masalah mau baca novel, buku puisi, kumpulan cerpen, esai, buku filsafat, buku sejarah ... yang penting kita membaca.

Sekecil apapun, selalu ada hal baru yang kita dapatkan dari sebuah bacaan. 

Kamis, 01 Maret 2012

Doa

pada malam aku sampaikan

semua harapan yang terangkai

semoga doa terkabulkan

hilang rintang segera tercapai


Sabtu, 18 Februari 2012

Peran Kita, Pemuda, dalam Perubahan Politik

Anak muda adalah kekuatan masa depan. Kita adalah generasi yang akan mewarisi dunia ini, dan oleh karena itu, penting bagi kita untuk peduli tentang politik. Mengapa? Karena setiap kebijakan dan keputusan yang kita rasakan sekarang adalah hasil dari politik yang ada. Biaya kuliah yang mahal, kesulitan mencari pekerjaan, harga bahan bakar yang terus naik, semuanya memiliki akar politik.

Tentu, kebijakan politik memengaruhi kehidupan sehari-hari kita lebih dari yang kita sadari. Ketika biaya kuliah melambung tinggi, itu bukan hanya masalah uang. Itu adalah tentang akses kita terhadap pendidikan, peluang untuk berkembang, dan impian masa depan. Begitu juga dengan pekerjaan; kebijakan politik memengaruhi lapangan kerja, upah minimum, dan perlindungan pekerja.

Harga bahan bakar yang terus naik? Ini bukan hanya masalah angka di pompa bensin. Itu adalah tentang biaya hidup, mobilitas kita, dan bahkan dampak lingkungan. Semua ini berhubungan dengan keputusan politik.

Maka, pertanyaannya adalah: apakah kita akan hanya menjadi penonton pasif atau akan beraksi? Anak muda perlu peduli tentang politik karena kita memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan. Kita bisa membawa agenda perubahan dan memberikan tuntutan kepada politisi yang berwenang.

Ingat, kita adalah pemilih masa depan. Suara kita memiliki pengaruh besar dalam menentukan siapa yang akan memimpin, dan oleh karena itu, kebijakan apa yang akan diimplementasikan. Kita memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang mewakili visi kita untuk masa depan yang lebih baik.

Kita juga memiliki akses ke berbagai platform dan media sosial yang memungkinkan kita untuk menyuarakan pandangan dan aspirasi kita. Dengan bersatu, kita dapat menjadi kekuatan yang tak terhentikan untuk perubahan positif.

Selain itu, politik bukan hanya tentang pemilu. Kita dapat terlibat dalam berbagai organisasi masyarakat, kelompok advokasi, dan aksi sosial yang fokus pada isu-isu yang kita pedulikan. Dengan begitu, kita dapat memberikan kontribusi nyata dalam membentuk kebijakan yang berdampak pada kehidupan kita.

Kaum muda, mari kita memahami bahwa politik bukanlah urusan orang lain. Ini adalah urusan kita semua. Mari kita peduli, terlibat, dan bergerak bersama untuk menciptakan perubahan yang kita inginkan. Kita adalah agen perubahan, dan masa depan kita tergantung pada keputusan yang kita ambil hari ini. Jadi, mari bersama-sama membawa perubahan positif untuk masa depan yang lebih baik.

Minggu, 05 Februari 2012

Fungsionaris Pemerintahan Tradisional Mandailing


Pada masa dahulu di Mandailing terdapat suatu bentuk pemerintahan tradisional yang memiliki banyak fungsionaris. Masing-masing fungsionaris itu menjalankan tugasnya untuk memelihara dan membina masyarakat yang rukun, aman, tenteram, arif, bijaksana, dan sejahtera lahir dan batin.

Adapun fungsionaris-fungsionaris pemerintahan tradisional tersebut adalah sebagai berikut.

1. Raja Panusunan Bulung (kepala adat, kepala pemerintahan),
2. Imbang Raja (wakil Raja Panusunan Bulung),
3. Jombeng Raja (sepadan Mangkubumi kalau di Jawa),
4. Pangkalbiri (sekretaris),
5. Mutia Raja (bendahara),
6. Suhut Raja (juru bicara),
7. Martua Raja (panglima perang),
8. Orang Kaya Bayo-Bayo (penanggung jawab urusan generasi muda),
9. Malim Maulana (datu pangubati, tabib),
10. Manjuang Kato (wartawan),
11. Tungkot Raja (ajudan raja),
12. Goruk-Goruk Hapinis (penjaga dan pemelihara ketertiban),
13. Imbang Lelo (penasihat),
14. Barita Raja (penyiasat, intelijen),
15. Tongku Imom (penanggung jawab urusan keagamaan),
16. Panto Raja (ahli sejarah, sastera, parturi),
17. Sialang Raja (jaksa),
18. Khotib Maraja (juru penerang),
19. Manyusun Dagang (pengawas, pembina penduduk pendatang)
20. Gading Raja (penanggung jawab urusan luar kampung)
21. Gading Na Poso (wakil gading raja),
22. Paima Raja (ketua delegasi, juru runding),
23. Mangkampi Raja (hakim ketua),
24. Kahanggi Ni Raja (pengawas kelompok masyarakat),
25. Satia Raja (golongan hulubalang).

Sumber: Greget Tuanku Rao, Basyral Hamidy Harahap (2007).

Minggu, 08 Januari 2012

Di antara Reformasi Sosial dan Revolusi

Di antara reformasi sosial dan revolusi, ada demokrasi sosial yang tidak dapat dipisahkan. Perjuangan untuk reformasi adalah caranya; revolusi sosial, tujuannya. 

Rosa Luxemburg

Minggu, 01 Januari 2012

Tiap Bangsa Pasti Bangkit

Diberi hak-hak atau tidak diberi hak-hak; diberi pegangan atau tidak diberi pegangan; diberi penguat atau tidak diberi penguat, – tiap-tiap makhluk, tiap-tiap umat, tiap-tiap bangsa tidak boleh tidak, pasti akhirnya berbangkit. Pasti akhirnya bangun, pasti akhirnya menggerakkan tenaganya, kalau ia sudah terlalu sekali merasakan celakanya diri teraniaya oleh suatu daya angkara murka! Jangan lagi manusia, jangan lagi bangsa, walaupun cacingpun tentu bergerak berkeluget-keluget kalau merasakan sakit! 

(Sukarno, dalam “Indonesia Menggugat” hlm. 68)

Minggu, 25 Desember 2011

MAT II KMMN Bandung

Silaturahim dan Musyawarah Anggota Tahunan (MAT) II Keluarga Mahasiswa Mandailing Natal - Bandung (KMMN Bandung) 2011 telah dilaksanakan pada hari Ahad tanggal 25 Desember 2011. 

Semoga KMMN Bandung senantiasa semakin baik ke depannya.. Salam Persahabatan!