Senin, 02 September 2019

Kenapa Kekuatan 3 Intangible Assets ini Begitu Dramatis dan Powerful?

https://id.pinterest.com/

Simak data yang lumayan mencengangkan ini. Pada tahun 1975, sumbangan intangible asset terhadap kesuksesan sebuah bisnis hanya 17%. Pada tahun 2015 ini? Sudah tembus 84%.

Data itu dengan segera mendedahkan sebuah fakta : betapa kekuatan intangible asset itu makin penting dalam membuat kinerja sebuah organisasi bisnis menjadi cetar membahana.

Pertanyaannya : apa itu intangible assets sebenarnya? Dan yang lebih penting : jenis kekuatan intangible assets apa yang paling dramatis dan powerful dampaknya?

Mari kita nikmati jawabannya sambil menyeduh secangkir kopi atau teh hangat.

Intangible assets adalah aset yang tak kasat mata. Atau mungkin layak juga disebut sebagai “aset ghoib”. Aset ini berbeda dengan aset kasat mata (tangible asset) seperti tanah, pabrik yang luas, mesin-mesin yang modern, atau gedung kantor yang luas.

Dulu, aset-aset tangible yang kelihatan nyata fisiknya itu acap dianggap sebagai penentuk sukses bisnis. Namun seperti yang disampaikan diatas, di era digital berbasis knowledge ini, aset intangible ternyata justru kian penting perannya.

Apple misalnya. Perusahaan ini tidak punya pabrik smartphone (karena semua iPhone dan iPad dan iMac dibikin oleh Foxtron, vendornya dari China). Namun market value Apple ternyata paling tinggi sedunia, sekitar Rp 9000 triliun (lebih dari 4 kali lipat APBN).

Nike juga tidak punya pabrik sepatu. Tidak punya aset mesin untuk bikin sepatu. Namun nilai penjualan sepatu Nike tertinggi di dunia.

Atau sebut juga Facebook misalnya. Aset fisik perusahaan ini jauh dibawah aset fisik perusahaan mobil Ford. Namun market value Facebook jauh diatas Ford yang punya aset mesin ribuan jumlahnya.

Jika memang intangible asset kian punya peran penting, maka jenis apa saja yang paling powerful? Jenis intangible assets apa saja yang punya impak dramatis dan fundamental bagi kejayaan sebauah organisasi bisnis?

Disini kita mencatat ada tiga jenis intangible asset yang layak di-stabilo.

Intangible Assets # 1 : Human Capital Asset. 

Pada akhirnya, pilar yang utama dari melegendanya sebuah organisasi bisnis adalah barisan insani atau SDM hebat yang ada di dalamnya.

First who, then what. Kembali kita di-remind kalimat magis ini oleh Jim Collins dalam masterpiecenya, Good to Great. Pertama-tama selalu harus fokus untuk mencari best people, dan yang lain akan beres dengan sendirinya.

Di tanah air, ada paradoks yang cukup muram tentang human capital asset ini. Pada satu sisi, banyak sarjana S1 yang menganggur (kini jumlahnya sekitar 600 ribu orang lulusan S1 yang jobless). Di sisi lain, makin banyak Manajer HRD yang mengeluh sulitnya mencari kandidat junior dan senior manajer yang kredible.

Faktanya, survei dari Boston Consulting Group menunjukkan dalam 10 – 20 tahun ke depan Indonesia akan makin kekurangan tenaga manajer yang andal. Padahal manajer yang andal adalah pilar human capital asset yang amat krusial.

Apa yang terjadi, saat bisnis di tanah air terus booming, dan butuh pasokan banyak manajer andal, namun pasokannya ternata langka. Sederhana : gaji manajer pelan-pelan akan naik tinggi.

Akibatnya, dalam kurun 10 – 15 tahun ke depan akan makin banyak middle manager yang punya gaji Rp 35 – 55 juta per bulan. Lumayan mahal namun ini impak dari “talent shortage”.

Dan mungkin itulah harga yang harus dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan intangible asset yang amat penting ini.

Intangible Asset # 2 : Knowledge and Creativity Asset. 

Aset ghoib kedua ini lazimnya akan menghasilkan puluhan hak paten yang amat berharga, atau juga langsung dalam wujud inovasi produk yang radikal dan amat mahal nilanya.

Kekuatan Google yang begitu melegenda itu misalnya, ditopang oleh hak patennya dalam algoritme search engine yang amat powerful. Atau kehebatan Viagra yang mak nyus itu adalah karena hasil kekuatan knowledge yang amat mendalam.

Atau juga kisah Android yang mengubah gaya hidup jutaan orang di muka bumi itu – produk amazing ini adalah wujud nyata dari kekuatan knowledge and creativity asset.

Itulah kenapa kini makin banyak perusahaan yang menekuni ilmu “knowledge management”. Inilah sebuah ilmu yang ingin mengolah semua jenis pengetahuan dan kreativitas SDM dalam sebuah organisasi menjadi kekuatan informasi yang berharga.

Knowledge management berusaha meng-ekstrak pengetahuan berharga dalam setiap otak SDM-nya yang unggul (pegawai yang dikenal sebagai expert atau manajer senior yang berpengalaman luas); dan membuat pengetahuan berharga itu menjadi mudah di-akses oleh semua pegawainya.

Intangible Asset 3 : Brand Asset. 

Setiap tahun Interbrand, sebuah lembaga konsultan brand ternama dunia, membuat peringkat brand value dari semua brand global yang legendaris. Mereka menghitung berapa sebenarnya “harga atau nilai” brand yang mereka miliki – jika diuangkan dalam satuan moneter.

Tahun ini, peringkat pertama dipegang oleh Apple. Berapa value brand Apple? Rp 1500 triliun. Peringkat 2 adalah Google dengan nilai brand yang tembus Rp 1400 triliun.

Itulah kekuatan intangible asset yang ketiga : brand asset.

Petinggi Coca Cola pernah bilang : Anda bisa menghancurkan semua pabrik Coke di seluruh dunia, dan kami akan tetap eksis, sepanjang kami punya hak paten atas merk kami.

Banyak juga brand lokal yang legendaris dan membuat bisnis pemiliknya tetap kaya raya. Bolu Meranti. Gudeg Yu Jum. Indomie. Teh Botol. Ini adalah contoh kekuatan intangible asset berupa brand yang terkenal.

Namun kekuatan intangible asset yang ketiga ini hanya akan muncul jika dua intangible asset yang pertama yakni : human capital dan knowledge asset eksis dalam sebuah perusahaan. Tanpa SDM hebat dan kreatif, hampir mustahil Anda akan bisa menciptakan brand legendaris.

DEMIKIANLAH, 3 jenis intangible assets yang layak dikenang untuk membuat kejayaan sebuah bisnis :

#1 : human capital asset
#2 : knowldedge and creativity asset
#3 : brand asset

Meski semua jenis aset diatas bersifat “ghoib”, namun pencapaiannya harus melalui kerja cerdas dan kerja keras. Bukan melalui asap dupa dan kembang tuju rupa.

Dan pada akhirnya the most important asset is your brain.

Kamis, 01 Agustus 2019

The Death of HR People?

https://www.123rf.com/

Our most important asset is our great people, begitu satu kalimat yang acap kita lihat di laporan tahunan sejumlah besar perusahaan. Sebuah kalimat yang mungkin sering jadi tergelincir menjadi klise, sebab spirit dibalik kalimat itu lebih kerap tak dijalankan. Dengan kata lain, kalimat itu lebih sering menjadi slogan belaka, yang tidak disertai dengan komitmen pengembangan sumber daya manusia yang kuat.

Pada sisi lain, kalimat mutiara itu juga merupakan tantangan bagi para pengelola SDM di setiap perusahaan, atau yang acap dikelompokkan dalam sebuah departemen SDM.

Pada kenyataannya, kini makin kencang suara yang mempertanyakan kredibilitas para pengelola SDM dalam mengembangkan mutu para karyawan dan membawa laju perusahaan kedalam bahtera kejayaan.

Di sebagian perusahaan, departemen SDM sering masih diidentikkan dengan persoalan administrasi personalia belaka, dan hanya punya peran yang marginal dalam pengendalian arah strategis masa depan perusahaan.

Para pengelola SDM dianggap tidak memahami bahasa bisnis, dan karenanya kurang dianggap sebagai mitra sejajar bagi divisi atau departemen lainnya dalam menggerakan arah perusahaan.

Harus diakui, kenyataan diatas merupakan realitas yang banyak terjadi di perusahaan di republik ini. Untuk membalikkan situasi semacam ini, setidaknya terdapat dua langkah kunci pembenahan dalam diri internal para pengelola departemen SDM yang perlu segera diusung dan dilakonkan.

Langkah yang pertama adalah ini : bahwa setiap pengelola SDM disetiap perusahaan mesti memahami dinamika industri dan bisnis dimana perusahaannya berada. Mereka mesti setidaknya mengetahui posisi perusahaannya dalam peta persaingan pasar, mesti memahami dinamika pertumbuhan industri dimana perusahaanya berkiprah, dan juga mampu membaca arah perkembangan bisnis masa mendatang.

Dalam kenyatannya, banyak para karyawan di departemen SDM yang gagap ketika ditanya mengenai pertumbuhan bisnis perusahaannya, atau juga tentang konfigurasi persaingan bisnis masa depan. Bahkan mungkin banyak diantara mereka yang tidak tahu total sales dan market share produk-produk perusahaannya. Tentu saja, ini sebuah ironi.

Sebab, bagaimana mungkin para pengelola SDM itu akan mampu mencetak future leaders jika arah perkembangan bisnis di industrinya saja tidak paham? Atau, jika mereka tidak memahami tantangan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnisnya dimasa mendatang?

Langkah berikutnya tentu saja adalah membekali diri dengan pemahaman yang solid mengenai berbagai konsep dan praktek pengelolaan SDM yang benar. Para pengelola departemen SDM mesti mampu merumuskan dan merealisasikan strategi pengembangan SDM yang integratif dengan kebutuhan bisnis perusahaannya.

Dalam hal ini, mereka mestinya juga dapat memahami dan mampu mengaplikasikan beragam metode pengembangan SDM dengan tepat sasaran. Sebab rasanya ganjil jika kita memiliki niatan untuk mendidik orang lain, namun ilmu dan metode yang kita kuasai ternyata tidak kuat. Ini ibarat mau menjadi seorang guru, namun dengan bekal ilmu yang kosong.

Jika ini yang terjadi, maka sang murid tidak akan bertambah pandai namun mungkin sebaliknya, sang murid itu justru kian bertambah pandir. Tanpa dibekali dengan ilmu manajemen SDM yang kokoh, bagaimana mungkin para pengelola SDM itu akan mampu memintarkan para karyawan perusahaannya?

Dua langkah kunci diataslah yang akan mampu membuat peran para pengelola departemen SDM menjadi lebih strategis dalam mengarahkan masa depan perusahaan. Dengan itu pula, para pengelola SDM akan benar-benar mampu mewujudkan kata-kata “our most important asset is our great people” menjadi sebuah kenyataan yang indah.

Sebaliknya tanpa proses transformasi diatas, peran para pengelola SDM akan makin terpinggirkan, dan fenomena the death of HR people bisa menjadi sebuah kenyataan pahit yang terpaksa mesti ditelan.

Jumat, 19 Juli 2019

Jalan Terjal Menuju Nirvana Kebahagiaan


Ide dasar dari prinsip Law of Attraction (Hukum Tarik Menarik) adalah apa yang Anda pikirkan akan menarik pikiran-pikiran yang serupa dan kemudian memantulkannya kembali pada Anda. Pikiran yang sedang Anda bayangkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan Anda, demikian tulis Rhonda Byrne. Apa yang paling Anda pikirkan atau fokuskan akan muncul sebagai hidup Anda. Pikiran Anda akan menjadi sesuatu.

Demikianlah, jika yang mendominasi bayangan dan pikiran kita adalah hal-hal yang negatif – kecewa, gagal, marah, selalu menyalahkan orang lain, frustasi, ragu, merasa selalu kekurangan – maka gelombang pikiran itu akan memantul ke semesta, menarik pikiran-pikiran negatif yang serupa, dan lalu mengirim balik kepada Anda. Lingkaran kelam negativisme ini perlahan namun pasti akan membuat kita terpelanting dalam kisah hidup yang penuh kepiluan.

Sebaliknya, jika pikiran kita dipenuhi dengan visualisasi yang sarat dengan energi positif – tentang semangat hidup, tentang keyakinan untuk merengkuh sejumput keberhasilan, tentang kelimpah-ruahan, tentang kegairahan optimisme yang meluap, tentang ucapan syukur yang tak pernah berhenti mengalir – maka jejak kehidupan pasti akan membawa kita lebur dalam nirvana kebahagiaan yang hakiki.

Karena itulah, para pakar motivasi senantiasa menganjurkan kita untuk selalu merawat otak dan pikiran kita agar selalu berada pada ranah yang positif. Visualisasi dan luapan energi yang positif, dengan kata lain, perlu terus digodok dan diinjeksikan kedalam segenap sel saraf otak kita. Sebab dengan itulah, sketsa indah tentang keberhasilan dan kebahagiaan bisa mulai dilukiskan dengan penuh kesempurnaan.

Sesungguhnya, ide tentang korelasi antara spirit hidup yang positif dengan level keberhasilan individu pernah dielaborasi secara ekstensif oleh para akademisi jauh sebelum buku Law of Attraction yang menggemparkan itu terbit.

Seligman adalah salah satu tokohnya. Tokoh yang acap disebut sebagai Bapak Psikologi Positif ini, melalui bukunya yang bertajuk Learned Optimism telah memberikan elaborasi yang solid tentang betapa spirit optimisme dan pola pikir positif amat berpengaruh terhadap keberhasilan hidup.

Pertanyaannya sekarang adalah : bagaimana caranya agar perjalanan hidup kita selalu diselimuti oleh energi positif dan spirit optimisme yang menghentak serta terus mengalir.

Salah satu cara yang populer adalah melalui teknik visualisasi positif (saya akan mengulas teknik ini dalam tulisan berikutnya).

Cara lain yang praktis mungkin adalah ini : tenggelamkan diri Anda dalam lingkaran pergaulan atau komunitas yang memiliki visi hidup positif.

Mungkin kita bisa memulainya dari lingkungan terdekat, keluarga.

Siramilah segenap interaksi dalam keluarga kita dengan energi positif, rajutlah komunikasi yang produktif dengan pasangan hidup kita (dan bukan membanjirinya dengan aneka keluhan seperti : Aduh Mama, kenapa lauknya asin banget? Atau : Mama gimana sih, kok celana dalam saya ndak ada yang kering?).

Lalu, limpahilah jua anak-anak kita dengan pujian dan apreasiasi (dan bukan dengan rentetan kalimat negatif seperti : kenapa rapormu jelek, kenapa nilai matematika si Andi lebih baik dari kamu, dst).

Lalu, bangun pula persahabatan dengan insan-insan yang selalu mampu menebarkan nyala kegigihan dalam setiap jejak langkahnya.

Tebarkan interaksi dengan mereka yang selalu bisa memekarkan keyakinan untuk merengkuh keberhasilan; dan bukan dengan pribadi yang hanya bisa meletupkan energi negatif.

Dan bentangkan sayap pergaulan kita dengan mereka yang selalu melihat masalah sebagai sebuah tantangan yang pasti bisa dituntaskan – dan tidak dengan orang-orang yang hanya menabur komplain, saling-menyalahkan dan mengeluarkan sembilu keluhan tanpa ujung.

Pada sisi lain, mungkin ada baiknya juga jika kita melimpahi hidup dengan bacaan dan pengetahuan yang inspiratif, menyegarkan serta mampu membawa pencerahan.

Bacaan itu bisa kita gali dari buku-buku, majalah atau blog-blog bermutu. Pengetahun yang inspiratif ini barangkali dapat menopang dan membantu kita dalam merajut etos hidup yang dilimpahi oleh energi positif.

Pada akhirnya mesti dikatakan bahwa jalan menuju nirvana kebahagiaan sungguh merupakan jalan yang terjal nan berliku. Namun selalu hadapilah jalan yang panjang itu dengan sikap hidup positif, dengan spirit optimisme, dengan keyakinan yang menggumpal, dan dengan limpahan rasa syukur yang mengalir tanpa henti.

Juga dengan lantunan doa yang khusyu’ tanpa henti pada Sang Ilahi. Percayalah, seribu malaikat pasti akan selalu mendengar doa yang Anda bisikkan siang dan malam itu……..
__________________________________________________

Dapatkan Panduan Strategis Bisnis yang Powerful untuk Mendongkrak Bisnis Anda. Kunjungi link berikut http://edubisnis.net/dap/a/?a=2489&p=http://edubisnis.net/business-strategy-masterclass/

Sabtu, 08 Juni 2019

Minggu, 19 Mei 2019

Pikiran Seperti Air (Mind Like Water)


Ada satu konsep menarik tentang pikiran, yakni gagasan untuk mencapai keadaan "Pikiran Seperti Air (Mind Like Water)". Saya memang bukan orang yang pernah mencapai kemampuan seperti ini. Tapi hal ini menarik untuk dipelajari.

Ada kutipan menarik dari Bruce Lee terkait hal ini: “Kosongkan pikiran Anda, jadilah tanpa bentuk. Tak berbentuk, seperti air. Jika Anda memasukkan air ke dalam cangkir, itu menjadi cangkirnya. Anda memasukkan air ke dalam botol dan itu menjadi botol. Anda memasukkannya ke dalam teko, itu menjadi teko. Sekarang, air bisa mengalir atau bisa pecah. Jadilah air temanku.”

Apa yang menarik disini adalah ketenangan dan kedamaian yang ingin dicapai. Memiliki segala sesuatu pada tempatnya, dan mengkosongkan pikiran dari berbagai kesibukan dan omkng kosong. Maka kita akan siap untuk apa pun yang menghadang. 

Ah, jauh sih.. menempuh perjalanan jauh menuju Mind Like Water.

Minggu, 12 Mei 2019

7 Tahap Pengembangan dan Pertumbuhan Diri




Sadarilah  tahapan perkembangan pribadi sangat penting untuk pertumbuhan diri Anda lebih lanjut jika Anda ingin berkembang sebagai pribadi dan mencapai kesuksesan.

Banyak orang ingin mencapai lebih banyak hal dalam hidup mereka, namun hanya sedikit dari mereka yang tahu bahwa ada beberapa tahap perkembangan pribadi dan dibutuhkan banyak kerja dan waktu untuk terus tumbuh.

Terkait dengan pertumbuhan diri, orang sering berpikir tentang mencapai tujuan jangka pendek sementara itu adalah proses seumur hidup yang tidak pernah berakhir. Semakin banyak Anda tahu, semakin baik, dan prinsip inti dari pertumbuhan diri adalah untuk mendapatkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan melangkah keluar dari zona nyaman . Jadi, itu hal yang sulit dilakukan tapi dapat dilakukan.

Meskipun Anda memiliki berbagai alasan untuk pertumbuhan diri, yang paling penting adalah bahwa pengembangan diri dapat mengubah hidup Anda menjadi lebih baik. Pengembangan pribadi membutuhkan banyak waktu dan upaya, tetapi dapat dilakukan jika Anda adalah orang yang bertekad kuat yang terus berupaya menjadi lebih baik hari demi hari.

Pertumbuhan diri adalah proses panjang yang terdiri dari tahap-tahap perkembangan pribadi tertentu , dan mengetahui tahap mana Anda berada sangat penting jika Anda ingin mengambil langkah lain dan pindah ke tingkat berikutnya.

Tahap # 1: Pengetahuan Mandiri

Ini adalah tahap pertama di mana Anda mulai berpikir tentang kekuatan dan kelemahan Anda , menganalisis diri sendiri. Pengetahuan diri membantu Anda memahami diri sendiri dengan lebih baik, belajar lebih banyak tentang kebutuhan Anda, dan membuat keputusan apakah Anda ingin mencapai lebih banyak atau tidak.

Pengembangan pribadi tidak mungkin dilakukan tanpa pengetahuan diri karena Anda perlu tahu ke mana Anda akan pindah untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan Anda.

Tahap # 2: Perbandingan

Begitu Anda mengenal diri sendiri, Anda ingin mengenal orang lain, terutama mereka yang tampaknya lebih baik dari Anda. Meskipun kita semua tahu bahwa membandingkan diri sendiri dengan orang lain itu buruk, itu adalah titik awal jika Anda ingin menjadi diri Anda yang lebih baik .
Sebagian besar dari kita merasa cemburu ketika kita melihat kesuksesan seseorang. Ketika Anda ingin mengetahui rahasia mereka, perbandingan dimulai. Walaupun semua orang berbeda, dan kami mendapatkan peluang yang berbeda dalam seumur hidup, kita semua tahu bahwa ada beberapa soft skill yang membantu kita mencapai kesuksesan lebih cepat.

Jika Anda dapat belajar dari orang lain dan mulai mengerjakan keterampilan baru, itu hebat! Tapi :
Kunci kesuksesan adalah membandingkan diri Anda dengan diri Anda sendiri untuk menganalisis kemenangan dan kekalahan. Ketika Anda tahu kelemahan Anda , Anda bisa mengatasinya dan menjadi orang yang lebih baik.

Tahap # 3: Modifikasi

Disini Anda mulai mengembangkan keterampilan Anda, Anda berada di tahap ketiga dari pengembangan pribadi. Ketika Anda mulai berpikir tentang mengubah hidup Anda menjadi lebih baik dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pandangan Anda, modifikasi dimulai.
Tidak masalah apa alasan perubahan itu. Baik itu inspirasi dari miliarder top atau berjuang untuk kehidupan yang lebih baik, tahap modifikasi memungkinkan Anda untuk mencoba mengembangkan, dan itu merupakan langkah penting menuju pertumbuhan.

Tahap # 4: Penerimaan

Sekarang Anda tahu apa yang ingin Anda capai dalam hidup Anda, dan Anda mungkin tahu berapa banyak usaha dan waktu yang dibutuhkan untuk mulai berubah menjadi lebih baik.
Anda tahu kelemahan Anda, dan Anda siap menerimanya. Bagaimanapun, tidak ada yang sempurna, dan tidak perlu menyalahkan diri sendiri untuk siapa Anda . Penerimaan diri membantu Anda menghargai diri sendiri meskipun Anda bisa mengkritik diri sendiri.
Jika Anda tahu apa yang ingin Anda tingkatkan, gulung lengan baju Anda.

Tahap # 5: Perencanaan

Apakah Anda ingin belajar bahasa asing? Atau Anda ingin mulai melukis? Apa pun pilihan Anda, prioritaskan tujuan Anda dan rencanakan pertumbuhannya.

·         Tetapkan tujuan jangka pendek dan panjang Anda

·         Tulis sebuah rencana

·         Letakkan prestasi Anda

Perencanaan penting dalam pertumbuhan diri Anda karena perencanaan membantu Anda bergerak ke arah yang benar dan menganalisis pencapaian Anda.

Tahap # 6: Mencapai Potensi Anda

Pertumbuhan diri membutuhkan kerja keras dan berjuang melawan keraguan dan ketakutan Anda. Ketika Anda keluar dari zona nyaman Anda, Anda mencapai potensi Anda.
Untuk tumbuh setiap hari, kenali nilai dan harga diri Anda . Cobalah semua hal yang menarik minat Anda, bahkan jika Anda takut gagal. Anda tidak dapat mengetahui bakat Anda sampai Anda mencobanya. Namun, Anda perlu mengembangkan kesabaran karena tumbuh sebagai seseorang tidak mungkin ketika Anda terdesak waktu.

Tahap # 7: Pertumbuhan Diri

Jika Anda telah bergerak melalui semua tahap pengembangan pribadi, Anda mulai tumbuh sebagai pribadi ketika Anda memiliki tujuan, rencana, dan keinginan untuk terus berkembang.

Tahap ini berlangsung lama, karena pertumbuhan pribadi tidak memiliki kerangka waktu . Seperti yang dikatakan, langit adalah batasnya, dan Anda tidak akan pernah bisa mencapainya serta mengetahui segalanya dengan pasti.

Jika pertumbuhan diri tinggi dalam daftar Anda, jangan pernah menyerah dan terus mencapai lebih dan lebih. Bagaimanapun, pengembangan pribadi adalah proses abadi yang membantu Anda menjaga keseimbangan kehidupan kerja dan tetap menjadi orang yang bahagia , apa pun hambatan yang Anda hadapi.

"Ketika Anda fokus untuk menjadi orang terbaik yang Anda bisa, Anda menggambar kehidupan, cinta, dan peluang terbaik untuk Anda."
- Jerman Kent

Jadi, tahapan perkembangan pribadi mana yang lebih baik menggambarkan Anda?

Sumber: https://www.learning-mind.com/stages-of-personal-development/


Rabu, 17 April 2019

Jenis Perilaku Memilih

Perilaku pemilih seringkali dipengaruhi oleh loyalitas pemilih. Ada campuran kepuasan dan bagaimana masalah ditangani oleh partai. Ada korelasi antara bagaimana pemilih menemukan kepuasan atas apa yang telah dicapai partai dan menghadapi suatu situasi, dan kemudian niat memilih partai yang sama lagi. Informasi penting untuk dibahas ketika berbicara tentang pemungutan suara secara umum. Informasi yang diberikan kepada pemilih, tidak hanya mempengaruhi siapa yang akan memilih, tetapi apakah mereka berniat untuk memilih atau tidak.

Palfrey dan Poole (1987) pernah membahas hal ini dalam makalah mereka tentang informasi dan perilaku memilih. Elemen-elemen ini memiliki efek langsung di mana letak identifikasi partai seseorang. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kemampuan untuk memiliki agenda partai yang tersedia dan meningkatkan pemahaman dan pengenalan topik yang sedang ditangani. Ini jika dikombinasikan dengan pendapat Schofield dan Reeves (2014) berarti bahwa kemajuan identifikasi berasal dari pengakuan dan loyalitas diikuti jika mereka menemukan kepuasan dalam kinerja partai, maka kemungkinan suara yang terjadi kembali dalam pemilihan berikutnya tinggi.

Ketika berbicara tentang perilaku memilih dalam kaitannya dengan perbedaan pilihan, ada beberapa faktor yang menarik untuk dilihat. Tiga faktor pemungutan suara yang menjadi fokus dalam penelitian adalah kelas, jenis kelamin dan agama (Brooks, C., Nieuwbeerta, P., dan Manza, J. 2006). Pertama, agama seringkali menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan partai seseorang. Faktor kedua yang berpengaruh adalah kelas. Jika seseorang berada dalam apa yang dianggap sebagai kelas pekerja, mereka biasanya lebih cenderung memilih partai di sisi kanan skala politik, sedangkan pemilih kelas menengah lebih cenderung mengidentifikasi dengan partai di sisi kiri skala politik. Terakhir, pengaruh gender. Perempuan lebih cenderung mendukung partai-partai berhaluan kiri. Salah satu penjelasan untuk ini adalah pekerjaan, karena perempuan lebih cenderung bekerja di sektor publik.

Partai-partai di kiri cenderung mendukung negara kesejahteraan yang lebih terlibat dan lebih banyak pendanaan untuk pekerjaan sektor publik, dan orang-orang yang bergantung pada pekerjaan di sektor yang digerakkan oleh pemerintah akan mendapat manfaat dari agenda politik partai kiri. Banyak perilaku voting berbasis cleavage saling berhubungan dan seringkali saling membangun. Faktor-faktor ini juga cenderung memiliki tingkat bobot yang berbeda tergantung pada negara yang bersangkutan. Tidak ada penjelasan universal untuk perpecahan pemungutan suara, dan tidak ada jawaban umum yang menjelaskan perpecahan semua negara demokratis. Setiap faktor akan memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang berbeda pada suara seseorang tergantung pada negara tempat dia memilih.

Individu menggunakan kriteria yang berbeda ketika kita memilih, berdasarkan jenis pemilihannya. Oleh karena itu, perilaku memilih juga tergantung pada pemilihan yang diselenggarakan. Berbagai faktor berperan dalam pemilihan nasional vs. pemilihan daerah berdasarkan hasil pilihan pemilih. Untuk setiap individu, urutan kepentingan faktor-faktor seperti loyalitas, kepuasan, pekerjaan, jenis kelamin, agama dan kelas mungkin terlihat sangat berbeda dalam pemilihan nasional atau daerah, bahkan ketika pemilihan terjadi dengan kandidat, masalah dan kerangka waktu yang relatif sama. Misalnya, agama mungkin memainkan peran yang lebih besar dalam pemilihan nasional daripada di daerah, atau sebaliknya.

Literatur yang ada tidak memberikan klasifikasi eksplisit jenis perilaku memilih. Namun, penelitian yang pernah dilakukan setelah referendum di Siprus tahun 2004 mengidentifikasi empat perilaku memilih yang berbeda tergantung pada jenis pemilihannya. Warga negara menggunakan kriteria keputusan yang berbeda jika mereka dipanggil untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan presiden, legislatif, lokal atau dalam referendum menurut Andreadis, Ioannis; Chadjipadelis, Th (2006). Dalam pemilihan nasional biasanya merupakan norma bagi orang untuk memilih berdasarkan keyakinan politik mereka. Dalam pilkada dan pilkada, masyarakat cenderung memilih mereka yang terlihat lebih mampu berkontribusi di daerahnya. Referendum mengikuti logika lain karena orang secara khusus diminta untuk memilih atau menentang kebijakan yang ditentukan dengan jelas.

Pemungutan suara partisan juga merupakan motif penting di balik pemilihan individu dan dapat mempengaruhi perilaku memilih sampai batas tertentu. Pada tahun 2000, sebuah studi penelitian tentang voting partisan di AS menemukan bukti bahwa voting partisan memiliki pengaruh yang besar. Namun, pemungutan suara partisan memiliki efek yang lebih besar pada pemilihan nasional, seperti pemilihan presiden, daripada pada pemilihan kongres. Selain itu, ada juga perbedaan perilaku memilih partisan relatif terhadap usia dan pendidikan pemilih. Mereka yang berusia di atas 50 tahun dan mereka yang tidak memiliki ijazah sekolah menengah lebih cenderung memilih berdasarkan loyalitas partisan. Penelitian ini didasarkan pada AS dan belum dikonfirmasi untuk secara akurat memprediksi pola pemungutan suara di negara demokrasi lain.

Sebuah studi tahun 1960 tentang Jepang pascaperang menemukan bahwa warga kota lebih cenderung mendukung partai sosialis atau progresif, sementara warga pedesaan mendukung partai konservatif. Terlepas dari preferensi politik, ini adalah diferensiasi menarik yang dapat dikaitkan dengan pengaruh yang efektif.

Para pemilih juga terlihat terpengaruh oleh politik koalisi dan aliansi , baik koalisi tersebut terbentuk sebelum atau sesudah pemilu. Dalam kasus ini, pemilih dapat terombang-ambing oleh perasaan mitra koalisi ketika mempertimbangkan perasaan mereka terhadap partai pilihan mereka.

Michael Brute dan Sarah Harrison mengenalkan konsep ergonomi elektoral, yang mendefinisikannya sebagai antarmuka antara pengaturan dan organisasi elektoral dan psikologi pemilih. Dengan kata lain, mengkaji bagaimana struktur suatu pemilihan atau proses pemungutan suara mempengaruhi psikologi pemilih dalam suatu pemilihan tertentu.

Penting untuk mempertimbangkan bagaimana pengaturan pemilu mempengaruhi emosi pemilih dan oleh karena itu perilaku pemilu mereka. Dalam minggu menjelang pemilihan, 20 hingga 30% pemilih memutuskan siapa yang akan mereka pilih atau mengubah keputusan awal mereka, dengan sekitar setengahnya pada hari pemilihan.

Sumber bacaan: 

https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/EJM-08-2014-0524/full/html

https://www.jstor.org/stable/2111281

Kamis, 04 April 2019

Bebaskan Pikiranmu

Wahai diriku..

Ketika hidupmu terlalu terlalu kaku, banyak peluang akan menjadi tertutup.

Sebaliknya, jika engkau keluar dari situasimu, engkau akan membebaskan pikiranmu untuk menghadapi perubahan hidup yang tidak terduga.

Ciptakan ruangmu untuk belajar dan bertumbuh.

Belajarlah dari kesalahanmu dan orang lain.

Perhatikan duniamu tanpa bias.

Maka engkau akan melangkah maju dengan lebih tenang.

Sabtu, 09 Maret 2019

Semangat Cinta


”Kau akan menyadari ketika meneliti kembali hidupmu, bahwa saat–saat dimana kau benar- benar hidup adalah saat–saat ketika kau melakukan segala sesuatu dengan semangat cinta” (Henry Drummond)

Ketika terwujudnya kebaikan untuk orang yg kita cintai merupakan salah satu impian terbesar dalam kehidupan kita, maka cukuplah cinta itu sebagai bahan bakar untuk melanjutkan perkara kehidupan, yg dalam setiap harinya kita tak perlu khawatir atas ketersediaan amunisi semangat, karena semangat itu akan terus bertumpuk dalam jiwa.

Jumat, 01 Maret 2019

Sekilas tentang Komunikasi Politik

Komunikasi politik adalah subbidang komunikasi dan ilmu politik yang berkaitan dengan bagaimana informasi menyebar dan mempengaruhi politik, pembuat kebijakan, media berita, dan warga negara. Sejak munculnya World Wide Web, jumlah data untuk dianalisis telah meledak dan peneliti beralih ke metode komputasi untuk mempelajari dinamika komunikasi politik. Dalam beberapa tahun terakhir, pembelajaran mesin, pemrosesan bahasa alami, dan analisis jaringan telah menjadi alat utama di dalam subbidang disiplin ilmu ini. Ini berkaitan dengan produksi, penyebaran, prosesi dan efek informasi, baik melalui media massa dan interpersonal, dalam konteks politik. Ini termasuk studi tentang media, analisis pidato oleh politisi, orang-orang yang mencoba mempengaruhi proses politik, dan percakapan formal dan informal di antara anggota masyarakat. Media berperan sebagai jembatan antara pemerintah dan publik. Komunikasi politik dapat didefinisikan sebagai hubungan antara politik dan warga negara dan mode interaksi yang menghubungkan kelompok-kelompok ini satu sama lain. Apakah hubungan itu dibentuk oleh mode persuasi, maupun Pathos, Ethos atau Logos.

Sabtu, 09 Februari 2019

"Lebih Baik Malu daripada Mati"


Mr. Sandwich adalah seorang milyuner Thailand yang jatuh miskin saat krisis ekonomi Asia tahun 1997, lalu ia menjadi penjaja sandwich jalanan.
Sirivat Voravetvuthikun, nama asli Mr. Sandwich, tadinya hidup super mewah sebagai pengembang properti dan pemain saham.
Ia biasa berjudi, dan pernah menghabiskan Rp. 2 milyar dalam semalam.
Saat krisis, bank menyita seluruh propertinya, namun Sirivat masih berhutang Rp. 180 milyar.
Ia sempat depresi,
tetapi tidak bunuh diri seperti beberapa pengusaha lain yang bangkrut saat itu.
Sirivat menyalahkan dirinya karena terlalu rakus berhutang untuk bisnis.
Tetapi ia menerima kenyataan lalu memutuskan untuk berjualan sandwich di pinggir jalan dengan sebuah kardus yang dikalungkan di lehernya.
Hari pertama, ia harus menahan malu mendengar orang bertanya, Anda kan multi milyuner, mengapa berjualan sandwich?
Ia menjual 40 sandwich hari itu.
Ia pernah dikejar-kejar polisi karena berjualan di pinggir jalan.
Kini usaha sandwich-nya bernilai lebih dari Rp. 45 milyar, meluas menjadi usaha restoran dan minuman kaleng.
Ia berencana membuka warabala serta mendaftarkan bisnisnya di bursa saham.
Walaupun sangat sulit,
Mr. Sandwich menerima hidup apa adanya.
Ia berkisah, ada seorang pengusaha menembak diri gara-gara bangkrut, tetapi ia tidak meninggal justru lumpuh!
Motto Mr. Sandwich, “Lebih baik bangkrut daripada mati.”
Keberhasilannya ini didukung oleh kemampuannya mengelola emosi negatif (malu, menyesal, depresi, dll).
Ia tidak berandai-andai (“Coba waktu itu saya...”), karena ini tidak akan menyelesaikan masalah.
Fokus pada kegagalan justru akan membuat seseorang bertambah gagal.
Fokuslah pada masa depan.
Kata Nelson Mandela: "Jangan nilai aku dengan kesuksesanku, tetapi dari berapa kali aku jatuh dan bangkit kembali.”
SUATU SAAT KEHIDUPAN MEMBERIKU SEBUAH KOTAK PENUH KEGELAPAN.
BUTUH BERTAHUN-TAHUN BAGIKU UNTUK MENGERTI, BAHWA INIPUN SEBUAH HADIAH (Mary Oliver, adapted)
Life once gave me a box full of darkness.
It took me years to understand that this, too, was a gift.
(Mary Oliver, adapted)
Tetap Semangat ... Dreamchaser !!!

Kamis, 10 Januari 2019

Shalawatan

Pada malam Jum'at

Saatnya yang tepat

Tuk bermesra dengan dawai cinta shalawat

Kepada sang kekasih Nabi Muhammad

Semoga diterima berdekat-dekat

Pada safaat dari sang Rahmat




Kebut dan Wujudkan Mimpi 2019!



Bagaimana kabar di awal tahun baru?
Tahun sudah berganti. Target pencapaian tahun ini sudah berganti atau masih banyak dream tahun lalu yang belum terwujud?
Untuk kamu yang belum selesai dengan target tahun lalu, kebut dream tahun lalu dan wujudkan segala cita tahun ini yuk. Pembelajar bisa mengawalinya dengan menulis atau memvisualisasi dreams yang belum dan yang ingin dicapai. 
Kalau sudah kaya gitu, apa hasilnya? 
NIHIL.
Ya, nihil alias nol. Bila tidak disertai doa yang terus diulang-ulang.
Doa yang direpetisi.
Doa yang dibawa ke sujud panjang saat shalat.
Sertai juga dengan melakukan ikhtiar yang terbaik untuk mewujudkannya.   
Nah, kamu sudah menuliskan, memvisualisasi dreams?

Salam!