rakit bambu di atas air
bawakan orang ke seberang
sakit hati jangan terlalu dipikir
tumpahkan saja agar menghilang
Kumpulan aksara sebagai jejak perjalanan menembus ruang dan waktu dalam mengeksplorasi diri dan dunia.
rakit bambu di atas air
bawakan orang ke seberang
sakit hati jangan terlalu dipikir
tumpahkan saja agar menghilang
Ya Allah, berilah aku rizqi cinta-Mu dan cinta orang yang bermanfaat buatku cintanya disisi-Mu.
Ketidakselarasan dengan kodrat bangsa dan diskriminatif telah membuat para tokoh, seperti Willem Iskander di Tapanuli Selatan, Mohammad Syafei di Sumatera Barat, dan Ki Hadjar Dewantara di Jawa berjuang agar pengajaran dan pendidikan berlangsung sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan bangsa serta dapat diperoleh rakyat luas. Mereka paham, jika pendidikan yang baik tidak didapatkan oleh sebagian besar rakyat, bangsa ini akan terus melarat.
Dirgahayu pendikan Indonesia!Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah dua organisasi mahasiswa di Indonesia yang memiliki perbedaan dalam dasar ideologis dan gerakan.
Dasar Ideologis:
1. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam):
- Ideologi: HMI didasarkan pada Islam sebagai ideologi utama. Organisasi ini menekankan pada pengembangan dan penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan mahasiswa dan masyarakat.
- Tujuan: Bertujuan untuk membentuk mahasiswa yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta berilmu pengetahuan dan berkepribadian yang baik.
2. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia):
- Ideologi: PMII juga berlandaskan Islam, namun lebih menekankan pada Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja). PMII sering kali terhubung dengan Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang juga berlandaskan Aswaja.
- Tujuan: Bertujuan untuk membentuk kader yang berakhlakul karimah, berilmu pengetahuan, serta mampu mengabdikan diri untuk umat dan bangsa berdasarkan ajaran Islam Aswaja.
Gerakan dan Aktivitas:
1. HMI:
- Gerakan: Lebih cenderung pada pendidikan dan kaderisasi mahasiswa untuk menjadi intelektual Muslim yang berperan aktif dalam pembangunan bangsa. HMI sering mengadakan diskusi, seminar, pelatihan, dan kegiatan sosial keagamaan.
- Aktivitas: Fokus pada pengembangan kepemimpinan dan pemikiran kritis di kalangan mahasiswa.
2. PMII:
- Gerakan: Memiliki fokus yang kuat pada pemberdayaan masyarakat dan advokasi sosial. PMII sering terlibat dalam gerakan sosial yang berhubungan dengan keadilan, demokrasi, dan hak asasi manusia, sesuai dengan prinsip-prinsip Aswaja.
- Aktivitas: Banyak mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan, pendidikan politik, serta diskusi mengenai isu-isu aktual yang berhubungan dengan kepentingan umat dan bangsa.
Secara umum, perbedaan mendasar antara HMI dan PMII terletak pada ideologi spesifik yang mereka anut (Islam secara umum vs. Islam Aswaja), serta fokus gerakan dan aktivitas yang mereka lakukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Enggak masalah mau baca novel, buku puisi, kumpulan cerpen, esai, buku filsafat, buku sejarah ... yang penting kita membaca.
Anak muda adalah kekuatan masa depan. Kita adalah generasi yang akan mewarisi dunia ini, dan oleh karena itu, penting bagi kita untuk peduli tentang politik. Mengapa? Karena setiap kebijakan dan keputusan yang kita rasakan sekarang adalah hasil dari politik yang ada. Biaya kuliah yang mahal, kesulitan mencari pekerjaan, harga bahan bakar yang terus naik, semuanya memiliki akar politik.
Tentu, kebijakan politik memengaruhi kehidupan sehari-hari kita lebih dari yang kita sadari. Ketika biaya kuliah melambung tinggi, itu bukan hanya masalah uang. Itu adalah tentang akses kita terhadap pendidikan, peluang untuk berkembang, dan impian masa depan. Begitu juga dengan pekerjaan; kebijakan politik memengaruhi lapangan kerja, upah minimum, dan perlindungan pekerja.
Harga bahan bakar yang terus naik? Ini bukan hanya masalah angka di pompa bensin. Itu adalah tentang biaya hidup, mobilitas kita, dan bahkan dampak lingkungan. Semua ini berhubungan dengan keputusan politik.
Maka, pertanyaannya adalah: apakah kita akan hanya menjadi penonton pasif atau akan beraksi? Anak muda perlu peduli tentang politik karena kita memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan. Kita bisa membawa agenda perubahan dan memberikan tuntutan kepada politisi yang berwenang.
Ingat, kita adalah pemilih masa depan. Suara kita memiliki pengaruh besar dalam menentukan siapa yang akan memimpin, dan oleh karena itu, kebijakan apa yang akan diimplementasikan. Kita memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang mewakili visi kita untuk masa depan yang lebih baik.
Kita juga memiliki akses ke berbagai platform dan media sosial yang memungkinkan kita untuk menyuarakan pandangan dan aspirasi kita. Dengan bersatu, kita dapat menjadi kekuatan yang tak terhentikan untuk perubahan positif.
Selain itu, politik bukan hanya tentang pemilu. Kita dapat terlibat dalam berbagai organisasi masyarakat, kelompok advokasi, dan aksi sosial yang fokus pada isu-isu yang kita pedulikan. Dengan begitu, kita dapat memberikan kontribusi nyata dalam membentuk kebijakan yang berdampak pada kehidupan kita.
Kaum muda, mari kita memahami bahwa politik bukanlah urusan orang lain. Ini adalah urusan kita semua. Mari kita peduli, terlibat, dan bergerak bersama untuk menciptakan perubahan yang kita inginkan. Kita adalah agen perubahan, dan masa depan kita tergantung pada keputusan yang kita ambil hari ini. Jadi, mari bersama-sama membawa perubahan positif untuk masa depan yang lebih baik.
Teori
politik Marxis mengacu pada pandangan politik yang berasal dari gagasan Karl
Marx dan Friedrich Engels, yang merupakan dua tokoh utama dalam gerakan Marxis.
Teori politik Marxis terkait erat dengan pandangan ekonomi Marxis dan filosofi
Marxis, yang dikenal sebagai Marxisme.
Berikut
adalah beberapa poin inti dari teori politik Marxis:
1.
Materialisme Sejarah: Marx berpendapat bahwa struktur politik suatu masyarakat
ditentukan oleh struktur ekonomi dan hubungan produksi dalam masyarakat
tersebut. Ide-ide politik dan hukum dianggap sebagai cerminan dari kepentingan
kelas dominan yang menguasai produksi.
2.
Konflik Kelas: Marx mengidentifikasi adanya konflik antara dua kelas utama
dalam masyarakat kapitalis, yaitu buruh (proletariat) dan pemilik modal
(borjuis). Konflik ini didorong oleh eksploitasi ekonomi yang dialami oleh
buruh dalam sistem kapitalis.
3.
Revolusi Proletariat: Marx percaya bahwa kapitalisme akan mencapai titik
kejenuhan dan mengalami krisis yang akhirnya akan memicu revolusi oleh buruh.
Revolusi ini akan menggulingkan sistem kapitalis dan memungkinkan proletariat
untuk membangun masyarakat sosialis di mana alat produksi dimiliki secara
kolektif.
4.
Negasi Kepemilikan Pribadi: Dalam masyarakat sosialis atau komunis yang
diharapkan, konsep kepemilikan pribadi atas alat produksi akan dihapuskan, dan
kepemilikan kolektif akan menjadi dasar untuk distribusi sumber daya.
5.
Negara sebagai Alat Kekuasaan Kelas: Menurut Marx, negara merupakan alat yang
digunakan oleh kelas borjuis untuk menegakkan dominasi mereka atas kelas
pekerja. Dalam masyarakat sosialis yang diharapkan, negara akan menyingkir
karena konflik kelas telah diatasi dan masyarakat tidak lagi terpecah menjadi
kelas-kelas yang bertentangan.
6.
Internasionalisme: Marx dan Engels menyuarakan persatuan internasional buruh
untuk mengatasi perbedaan nasional dan memperjuangkan kepentingan bersama dalam
melawan sistem kapitalis.
Meskipun
teori politik Marxis memiliki pengaruh yang besar dalam sejarah dan pemikiran
politik, banyak kritik telah diajukan terhadap implementasi praktisnya di
beberapa negara. Selain itu, ada berbagai variasi dan interpretasi teori
politik Marxis oleh para ahli dan pemikir politik, yang telah mengarah pada
beragam aliran dalam gerakan Marxis.
Keadilan dalam arti luas adalah prinsip bahwa orang menerima apa yang pantas mereka terima, dengan interpretasi tentang apa yang kemudian dianggap "layak" yang dipengaruhi oleh berbagai bidang, dengan banyak sudut pandang dan perspektif yang berbeda, termasuk konsep kebenaran moral berdasarkan etika, rasionalitas, hukum, agama, kesetaraan dan keadilan.
Plato dalam bukunya The Republic, menyampaikan dialog tentang Socrates dan ajarannya tentang jiwa seseorang yang memiliki tiga bagian – akal, roh dan keinginan.