Sabtu, 12 Maret 2011

Segalanya Bagiku

Kamu adalah cintaku, hidupku,
Udara yang kuhirup. 

Kamu adalah jiwaku, kebahagiaanku,
Semua yang kubutuhkan.

Kau adalah cahayaku, kegelapanku,
Bintang-bintang di langit.

Kau adalah kekuatanku, kelemahanku,
Kamu adalah hatiku, detak jantungku

Kamu adalah air mataku, sukacitaku,
Kamu adalah duniaku, galaksiku, 

Kamu adalah segalanya bagiku.

Sabtu, 05 Maret 2011

Dekadensi dan Revolusi

Penyelewengan terus-menerus menyebabkan dekadensi. Kadang-kadang, dekadensi yang berpuluh-puluh tahun lamanya, menyebabkan mengamuknya suatu revolusi baru.

(Sukarno, dalam “Manipol” hlm. 53)

Rabu, 09 Februari 2011

Kusambut Datangnya Petang..

kusambut datangnya petang.. 

sembari menatap senja mendamba rindu..

dan kurasakan gelombang.. 

getarnya lembut indah di dalam kalbu..

Sabtu, 05 Februari 2011

Ketika Pertama Kumelihatmu

Aku masih ingat..

Hari pertama aku melihat wajahmu.. 

Aku ingat jelas senyummu, penuh keindahan dan keanggunan.. 

Aku tidak menyangka.. kau akan menyentuh hidupku begitu dalam..

Aku tidak tahu apakah memiliki ruang hati yang cukup untuk cintaku tumbuh..

Aku ingin mencintaimu lebih besar, tapi betapa sedikit yang kutau harus bagaimana..

Sabtu, 22 Januari 2011

Kekosongan yang Membinasakan

Menganggur

Tanpa kerja
Tanpa kegiatan
Tanpa kesibukan

hanya ada sedih melanda
hanya gundah menerpa
hanya cemas menimpa

pikiran kosong yang ada
menerawang kemana-mana
mengkhayalkan entah apa

masa lalu betapa gelapnya 
masa kini betapa sesalnya
betapa depan betapa suramnya

Sungguh kekosongan yang membinasakan

Minggu, 09 Januari 2011

Cerminan Diri


Kudengar ia bicara cinta..

Ketika yang dicinta jadi cerminan diri..

Menerima apa adanya yang dicinta..

Ibarat sang tercinta itu diri sendiri..

Cinta menuntut 'tuk menerima..

Keadaan sang tercinta sepenuh hati..

Kalaulah demikian ia adanya ..

Adakah cinta itu penyerahan diri..?



Minggu, 10 Oktober 2010

Hubungan Hukum dengan Moralitas dan Keadilan


Definisi hukum seringkali menimbulkan pertanyaan sejauh mana hukum berkaitan dengan moralitas. Ajaran utilitarian John Austin mengatakan bahwa hukum adalah yang perintah yang didukung oleh ancaman sanksi dari yang berdaulat, kepada siapa orang yang harus taat. Di sisi lain, Jean-Jacques Rousseau berpendapat bahwa hukum pada dasarnya mencerminkan hukum alam yang mengandung moral dan tidak dapat diubah.

Konsep "hukum kodrat" muncul dalam filsafat Yunani kuno secara bersamaan dan dalam hubungannya dengan gagasan keadilan dan masuk ke arus utama budaya Barat melalui tulisan-tulisan Thomas Aquinas, terutama karyanya Risalah tentang Hukum. Hugo Grotius, pendiri sistem hukum kodrat yang murni rasionalistik, berpendapat bahwa hukum muncul dari dorongan sosial — seperti yang ditunjukkan Aristoteles — dan alasan.

Immanuel Kant percaya bahwa keharusan moral mensyaratkan hukum "dipilih seolah-olah hukum itu harus dipegang sebagai hukum universal alam". Jeremy Bentham dan muridnya Austin, mengikuti David Hume, percaya bahwa ini menggabungkan masalah "adalah" dan apa "seharusnya". Bentham dan Austin memperjuangkan positivisme hukum; bahwa hukum yang nyata sepenuhnya terpisah dari "moralitas". Kant juga dikritik oleh Friedrich Nietzsche, yang menolak prinsip kesetaraan, dan percaya bahwa hukum berasal dari keinginan untuk berkuasa, dan tidak dapat diberi label sebagai "moral" atau "tidak bermoral".

Pada tahun 1934, filsuf Austria Hans Kelsen melanjutkan tradisi positivis dalam bukunya The Pure Theory of Law. Kelsen percaya bahwa meskipun hukum terpisah dari moralitas, ia diberkahi dengan "normativitas", yang berarti kita harus mematuhinya. Sementara hukum positif adalah peraturan (misalnya denda untuk membalik di jalan raya adalah Rp. 5.000.000); hukum memberi tahu kita apa yang "harus" kita lakukan. Dengan demikian, setiap sistem hukum dapat dihipotesiskan memiliki norma dasar (Grundnorm) yang memerintahkan kita untuk patuh. Lawan utama Kelsen, Carl Schmitt, menolak positivisme dan gagasan negara hokum karena ia tidak menerima keunggulan prinsip normatif abstrak atas posisi dan keputusan politik yang konkret.  Oleh karena itu, Schmitt menganjurkan yurisprudensi pengecualian (keadaan darurat), yang menyangkal bahwa norma hukum dapat mencakup semua pengalaman politik.

Kemudian di abad ke-20, HLA Hart menyerang Austin karena penyederhanaannya dan Kelsen karena fiksinya dalam The Concept of Law. Hart berpendapat hukum adalah sistem aturan, dibagi menjadi primer (aturan perilaku) dan yang sekunder (aturan yang ditujukan kepada pejabat untuk mengelola aturan primer). Aturan sekunder selanjutnya dibagi menjadi aturan ajudikasi (untuk menyelesaikan perselisihan hukum), aturan perubahan (memperbolehkan undang-undang untuk diubah) dan aturan pengakuan (memungkinkan undang-undang diidentifikasi sebagai valid). Dua mahasiswa Hart melanjutkan debat: Dalam bukunya Law's Empire, Ronald Dworkin menyerang Hart dan para positivis karena menolak memperlakukan hukum sebagai masalah moral. Dworkin berpendapat bahwa hukum adalah "konsep interpretatif ", yang mengharuskan hakim untuk menemukan solusi yang paling tepat dan paling adil untuk suatu sengketa hukum, mengingat tradisi konstitusional mereka. Joseph Raz, di sisi lain, membela pandangan positivis dan mengkritik pendekatan" tesis sosial lunak "Hart dalam The Authority of Law. Raz berpendapat bahwa hukum adalah otoritas, dapat diidentifikasi murni melalui sumber-sumber sosial dan tanpa mengacu pada penalaran moral. Dalam pandangannya, kategorisasi aturan di luar peran mereka sebagai instrumen otoritatif dalam mediasi sebaiknya diserahkan kepada sosiologi bukan yurisprudensi.

Jumat, 01 Oktober 2010

Bukan Kura-Kura Dalam Perahu

bukan kura-kura dalam perahu..
perahu di dayung membawa kelapa..
bukan pura-pura tidak tahu..
dakulah yang bingung tuk berkata apa..

bukan hanya kelapa kiranya..
perahu juga membawa beras..
bukan sekali dua kali sudah ditanya..
karena ada yang belum jelas..

pendayung rehat melepas lelah..
rentangkan badan di atas beras..
sungguh akulah yang bersalah..
karena tak mampu buat memperjelas..

Rabu, 29 September 2010

Tangis Mon-monon

sian kotanopan lalu tu pastap
oban silua baen lehenon
saputangan baya madung tap-tap
patunda ni tangis marcapur mon-mon

(Tangis ni namarun do daon, mancit ulu sampe marilu, marcampur mon mon muse.. ngada baen nasedih sanga mangua koum..)

Senin, 30 Agustus 2010

Saludang Madabu tu Aek Mata

Madabu mada saludang.
Namadabu tu aek mata.
Ulang mada anggi marsianyang.
Hara ni hodo ippol ni mata.

Molo lindot ko dipau.
Tolong gargari garang gariang.
Molo giotko anggi di au.
Tolong sapai damang dainang.

Aek su ulak ulak
Na marmuara tu Gunung barani
Anso ro pe hami mar ulak ulak
Nagiot iado sapahan nami.

Hodong naso hindot.
Rere ho tumalpok pau.
Hodo anggi naso giot.
Kehe ho tinggalkon au

Sopo gopak-gopak.
Pasaran ni tampua.
Padiar ona dopak.
Asal dapot boru ni katua

Sabtu, 14 Agustus 2010

Pemborosan Uang Rakyat Lagi?

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan  berencana mengirimkan sekitar 450 ribu kartu ucapan selamat Lebaran tahun ini. Distribusi kartu itu, dilakukan dengan menggunakan perangko Prisma (yang bergambar Ahmad Heryawan) Rp 1500. Sehingga jika ditotal kocek yang harus dikeluarkan untuk membayar mencapai Rp 675 juta.

Contoh Kebijakan Pemborosan dan Tidak Pro Rakyat..?!

Sabtu, 10 Juli 2010

Kalaulah Laut Sudah Meluap

kalaulah laut sudah meluap
itulah sebab dalamnya kali
kalaulah rindu sudah meluap
itulah sebab karamnya hati

kalau papan salah terpaku
cabut paku memakai linggis
kalau dinda rindu padaku
sebut namaku jangan menangis

janganlah lupa membawa linggis
taruh di peti dalam perahu
janganlah lagi dinda menangis
rindumu berat kanda dah tahu

kalau air sudahlah pasang
janganlah adik mandi di kali
biar pun abang lama tak datang
jangan ragu adik tetap di hati

betapa indah kerang tertata
di bwah laut ditemani ikan
betapa abang dah sungguh berkata
tegalah adik menertawakan

banyaklah bertemu pohon kelapa
pabila berjalan ke tanjung balai
kalaulah lama tidak berjumpa
tak mestilah kasih terbengkalai

(4 TYS)

Sabtu, 03 Juli 2010

Selasa, 22 Juni 2010

Tegar dan Sabar

Melekat dalam diriku..

Dua tabiat, tegar dan sabar..

walaupun beban begitu berat..

Dan kepedihan begitu menghimpit..

Keduanya tetap melekat erat..

Tak kan hilang, tak kan melayang..

Kesetiaanku tak kenal lelah dan batasan..

Ia bertahan dan bertahan..

Harga diriku tak pernah lekang oleh jaman..

----

(Ibn Hazm Al Andalusy, dalam Kitab Thauq Al-Hamaamah)


Sering kita merasakan sedih, duka dan kecewa ketika hati sedang ditimpa berbagai masalah. Beranggapan kenapa harus aku yang mendapatkan semua ini..

Semua nya pasti akan merasakan itu tidak ada manusia yang tidak memiliki masalah ,mereka juga pasti pernah merasakan apa yang kamu rasakan.

“Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”(Qs.Al-baqarah :286)

Jangan lemah! Tunjukan kekutan mu.. Walaupun kita lemah berpura-pura lah untuk kuat.

Jangan sedih! Tunjukan kemampuanmu.. Walaupun perih nya hati ini tetap lah berpura-pura karena kesedihanmu siapa yang tau..?

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati. Padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Qs.Ali-imraan :139)

Wahai diriku. Jika masalah dan ujian itu terus menerus menghampirimu maka renungkanlah agar perih nya ujian akan menjadi ringan tanpa beban,, ketahuilah wahai saudaraku Allah memberikan ujian kepadamu itu pertanda bahwa Allah sangat mayayangimu dan itu juga pertanda bahwa Allah sedang mengujimu, menguji kesabaran, keikhlasan bahkan menguji hatimu apakah engkau mampu bertahan dalam kelemahan,  kesedihan dan ketakutan.

Sabtu, 12 Juni 2010

Seperti Garam di Lautan

Tahukah engkau.

Cintaku padamu seperti garam di lautan. 

Meski garam tidak terlihat, tapi rasa asinnya ada di sepanjang samudera.

Begitu juga cintaku.

Meski tak terlihat. Tapi rasa cinta dan sayangku dapat kaurasakan selamanya.

Kamis, 27 Mei 2010

Kelakar yang Menyemak

bagai semak belukar
yang menyemak
di dalam taman

begitu kudengar
mereka berteriak
sesama insan

adakah sesuai
semak di dalam taman?

oh, bukankah
taman yang indah
mestinya ia
ditumbuhi oleh bunga saja

semak itu tak salah
malah ia menjadi indah
pabila ia berada
ada di dalam rimba

semuanya 'kan tepat
pabila sesuai di tempat
maka 'kan didapat
ia memberi manfaat

moga suara suara
tak kan disia-sia
jadilah ia
peneduh jiwa

Bandung, 27 Mei 2010


Jumat, 21 Mei 2010

Mazhab Ekonomi Pancasila kemana?

 "... Kita butuh sebuah negara yang aktif dan demokratis seperti tuntutan konstitusi UUD 1945 serta mazhab ekonomi yang lebih bertanggung jawab tidak hanya terciptanya stabilitas makro ekonomi, tapi terutama relasi terhadap terciptanya kesejahteraan dan keadilan sosial." (Didin SD, MI, 20/05/2010). 

Lalu.. Mazhab Ekonomi Pancasila itu kemana? Gagal atau tidak diamalkan?

Sabtu, 15 Mei 2010

Seperti terbang ke Angkasa

Rasanya seperti terbang ke angkasa ketika kau melihatku..

Andai angin mau menyampaikannya padamu betapa aku mencintaimu..

Sabtu, 08 Mei 2010

Di Kala Sore Hujan Lebat

Dentuman guruh terasa dekat..
Iringi hujan di kala sore menjelang..
Kuteguk kopi hitam pekat..
Kenangan lama kembali terbayang..

Di kala sore hujan lebat.. 
Awan gelap pun memekat.. 
Bayang-bayangmu berkelebat.. 
Saat bersama kembali teringat..

Dinaungi gumpalan gelap awan.. 
Kuberlari menembus hujan.. 
Rasa dingin coba kutahan.. 
Kebasahan sepanjang jalan.. 

Hujan mengguyur seluruh badan.. 
Dan kenangan pun menggenangi fikiran.. 
Wajahmu muncul dalam angan.. 
Bersamamu hanya dalam impian..

Senin, 05 April 2010

Ilham dan Kesadaran


Ketika kamu terilhami oleh suatu tujuan yang mulia, suatu proyek yang luar biasa, pikiranmu akan menerjang berbagai pembatasnya. Pikiranmu akan menembus keterbatasan; kesadaranmu akan meluas ke segala arah, dan kamu menemukan dirimu berada di dunia yang baru, yang luar biasa dan mengagumkan.

(Yoga Sutra dari Patanjali)

Sabtu, 03 April 2010

Hal Spesial dalam Hidup

Hal spesial yang kulakukan dalam hidup adalah saat aku memberikan hatiku kepadamu..

Orang spesial untukku..

Sabtu, 13 Maret 2010

Pengaruh dan Karya-Karya Mazhab Frankfurt


Pengaruh intelektual dan fokus teoritis generasi pertama teoritikus sekolah Frankfurt dapat diringkas sebagai berikut:

Konteks historis

Transisi dari kapitalisme wirausaha skala kecil ke monopoli kapitalisme dan imperialisme ; gerakan buruh sosialis tumbuh, berubah menjadi reformis ; munculnya negara kesejahteraan ; Revolusi Rusia dan kebangkitan Komunisme ; periode neoteknik ; munculnya media massa dan budaya massa , seni "modern" ; bangkitnya Nazisme . 

Teori Weberian

 Analisis historis komparatif rasionalisme Barat dalam kapitalisme, negara modern, rasionalitas ilmiah sekuler, budaya, dan agama; analisis bentuk-bentuk dominasi secara umum dan dominasi birokrasi rasional-hukum modern pada khususnya; artikulasi metode hermeneutik ilmu sosial yang khas. 

Teori Freudian

Kritik terhadap struktur represif dari " prinsip realitas " peradaban maju dan neurosis normal kehidupan sehari-hari; penemuan pikiran bawah sadar , proses primer, dan dampak kompleks Oedipus dan kecemasan pada kehidupan psikis; analisis basis psikis otoritarianisme dan perilaku sosial irasional. 

Kritik positivisme

Kritik positivisme sebagai filsafat, sebagai metodologi ilmiah , sebagai ideologi politik dan konformitas sehari-hari; rehabilitasi - negatif - dialektika , kembali ke Hegel; perampasan unsur-unsur kritis dalam fenomenologi, historisisme, eksistensialisme, kritik atas kecenderungan idealis dan ahistoris mereka; kritik positivisme logis dan pragmatisme . 

Modernisme estetis

Kritik terhadap pengalaman "salah" dan direifikasi dengan menerobos bentuk dan bahasa tradisionalnya; proyeksi mode alternatif eksistensi dan pengalaman; pembebasan ketidaksadaran; kesadaran akan situasi unik dan modern; perampasan Kafka , Proust , Schoenberg , Breton ; kritik terhadap industri budaya dan budaya "afirmatif"; utopia estetik. 

Teori Marxis

Kritik terhadap ideologi borjuis ; kritik terhadap tenaga kerja yang terasing ; materialisme historis ; sejarah sebagai perjuangan kelas dan eksploitasi tenaga kerja dalam berbagai cara produksi ; analisis sistem kapitalisme sebagai ekstraksi tenaga kerja surplus melalui tenaga kerja bebas di pasar bebas; Uraian Akumulasi Modal / teori Krisis ; kesatuan teori dan praktik; analisis demi revolusi, demokrasi sosialis , masyarakat tanpa kelas.

Teori budaya

Kritik budaya massa sebagai penindasan dan penyerapan negasi, sebagai integrasi ke dalam status quo ; kritik terhadap budaya Barat sebagai budaya dominasi, baik dari sifat eksternal dan internal; diferensiasi dialektik dari dimensi-dimensi emansipatif dan represif dari budaya elit ; Kierkegaard kritik terhadap usia sekarang , transvaluasi Nietzsche , dan pendidikan estetika Schiller . 

Menanggapi intensifikasi alienasi dan irasionalitas dalam masyarakat kapitalis maju , teori kritis adalah badan teori-kritis yang komprehensif dan kritis secara historis yang bertujuan secara simultan untuk menjelaskan dominasi dan menunjuk pada kemungkinan-kemungkinan mewujudkan sesuatu yang rasional, manusiawi, dan masyarakat bebas. Ahli teori kritis Sekolah Frankfurt mengembangkan banyak teori tentang struktur dominasi ekonomi, politik, budaya, dan psikologis peradaban industri maju.

The Institute membuat kontribusi besar dalam dua bidang yang berkaitan dengan kemungkinan subyek manusia menjadi rasional, yaitu individu yang dapat bertindak secara rasional untuk mengambil alih masyarakat mereka sendiri dan sejarah mereka sendiri. Yang pertama terdiri dari fenomena sosial yang sebelumnya dianggap dalam Marxisme sebagai bagian dari " suprastruktur " atau sebagai ideologi : kepribadian , keluarga dan struktur otoritas (salah satu karya paling awal yang diterbitkan melahirkan judul Studi Otoritas dan Keluarga ), dan bidang estetika dan budaya massa. Studi-studi melihat keprihatinan bersama di sini dalam kemampuan kapitalisme untuk menghancurkan prakondisi dari kesadaran politik revolusioner yang kritis. Ini berarti tiba pada kesadaran yang canggih tentang dimensi mendalam di mana penindasan sosial menopang dirinya sendiri. Ini juga berarti awal pengakuan teori kritis terhadap ideologi sebagai bagian dari fondasi struktur sosial.

Senin, 01 Maret 2010

Metode Dialektik



The Institute juga berusaha memformulasi dialektika sebagai metode konkrit. Penggunaan metode dialektik seperti itu dapat ditelusuri kembali ke filsafat Hegel, yang mengandung dialektika sebagai kecenderungan gagasan untuk dilewatkan ke negasinya sendiri sebagai akibat konflik antara aspek-aspek kontradiktif yang melekat padanya. Bertentangan dengan mode pemikiran sebelumnya, yang melihat hal-hal dalam abstraksi, masing-masing dengan sendirinya dan seolah-olah diberkahi dengan sifat-sifat tetap, dialektika Hegelian memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan ide-ide menurut gerakan mereka dan perubahan waktu, serta menurut interelasi dan interaksi mereka.

Sejarah, menurut Hegel, berkembang dan berkembang dengan cara dialektik: masa kini mewujudkan sublasi rasional, atau "sintesis", kontradiksi masa lalu. Dengan demikian, sejarah dapat dilihat sebagai proses yang dapat dipahami (yang disebut Hegel sebagai Weltgeist ), yang bergerak menuju kondisi tertentu — realisasi rasional kebebasan manusia. Namun, pertimbangan tentang masa depan tidak menarik bagi Hegel, yang filsafatnya tidak dapat diresepkan karena hanya memahami di belakang. Oleh karena itu, studi tentang sejarah terbatas pada deskripsi realitas masa lalu dan sekarang. Oleh karena itu bagi Hegel dan penerusnya , dialektika pasti mengarah pada persetujuan status quo '' - memang, filsafat Hegel berfungsi sebagai pembenaran bagi teologi Kristen dan negara Prusia .

Ini dikecam keras oleh Marx dan kaum Hegel Muda , yang berpendapat bahwa Hegel telah bertindak terlalu jauh dalam mempertahankan konsep abstraknya tentang "Alasan Absolut" dan telah gagal memperhatikan kondisi "nyata" - yaitu yang tidak diinginkan dan tidak rasional - dari kelas buruh . Dengan memutar dialektika idealis Hegel secara terbalik, Marx memajukan teorinya tentang materialisme dialektik , dengan alasan bahwa "bukan kesadaran manusia yang menentukan keberadaan mereka, tetapi, sebaliknya, makhluk sosial mereka yang menentukan kesadaran mereka." Teori Marx mengikuti konsep materialis tentang sejarah dan ruang, di mana pengembangan kekuatan produktif dilihat sebagai kekuatan motif utama untuk perubahan historis, dan menurut yang kontradiksi sosial dan material yang melekat pada kapitalisme pasti mengarah ke negasinya — dengan demikian menggantikan kapitalisme dengan bentuk masyarakat rasional yang baru: komunisme .

Marx dengan demikian secara luas bergantung pada suatu bentuk analisis dialektik. Metode ini — untuk mengetahui kebenaran dengan mengungkap kontradiksi-kontradiksi di dalam gagasan-gagasan yang saat ini dominan dan, dengan perluasan, dalam hubungan-hubungan sosial di mana mereka terkait — memperlihatkan pergulatan yang mendasar di antara kekuatan-kekuatan yang berseberangan. Bagi Marx, hanya dengan menyadari adanya dialektika ( yaitu kesadaran kelas ) dari kekuatan-kekuatan yang berlawanan, dalam perebutan kekuasaan, bahwa individu dapat membebaskan diri mereka sendiri dan mengubah tatanan sosial yang ada.

Untuk bagian mereka, teoretikus Sekolah Frankfurt dengan cepat menyadari bahwa metode dialektik hanya bisa diadopsi jika itu bisa diterapkan pada dirinya sendiri — maksudnya, jika mereka mengadopsi metode koreksi diri — metode dialektik yang akan memungkinkan mereka untuk memperbaiki interpretasi dialektik palsu sebelumnya. Dengan demikian, teori kritis menolak historisisme dan materialisme dari Marxisme ortodoks. Sesungguhnya, ketegangan material dan perjuangan kelas di mana Marx berbicara tidak lagi dilihat oleh para teoritisi Sekolah Frankfurt sebagai memiliki potensi revolusioner yang sama dalam masyarakat Barat kontemporer — sebuah pengamatan yang menunjukkan bahwa interpretasi dialektis dan prediksi Marx tidak lengkap atau salah.

Bertolak belakang dengan praksis Marxis ortodoks, yang semata-mata berusaha menerapkan gagasan "komunisme" yang tidak dapat diubah dan sempit dalam praktik, para ahli teori kritis berpendapat bahwa praksis dan teori, mengikuti metode dialektik, harus saling bergantung dan harus saling mempengaruhi satu sama lain. Ketika Marx secara terkenal menyatakan dalam Theses- nya tentang Feuerbach bahwa "para filsuf hanya menafsirkan dunia dalam berbagai cara; intinya adalah untuk mengubahnya", gagasannya yang sebenarnya adalah bahwa validitas satu-satunya filosofi adalah bagaimana ia menginformasikan tindakan. Teoretisi Sekolah Frankfurt akan memperbaiki ini dengan menyatakan bahwa ketika tindakan gagal, maka teori membimbingnya harus ditinjau. Singkatnya, pemikiran filosofis sosialis harus diberi kemampuan untuk mengkritik dirinya sendiri dan "mengatasi" kesalahannya sendiri. Sementara teori harus menginformasikan praxis , praksis juga harus memiliki kesempatan untuk menginformasikan teori.