Selasa, 30 Januari 2018

Apa itu LFA, ZOPP, dan OOPP?


Ada dua istilah, yakni Logical Framework (LF atau Logframe) dan Logical Framework Approach (LFA) yang terkadang membingungkan. LogFrame adalah sebuah dokumen, Logical Framework Approach adalah metodologi perancangan proyek.

Ketiga istilah itu di atas; Pendekatan Kerangka Logika, ZOPP dan OOPP adalah istilah untuk metodologi atau proses perancangan proyek yang sama. Istilah OOPP dan ZOPP berarti masing-masing; Objectives Oriented Project Planning (Perencanaan Proyek Berorientasi Tujuan) dan dalam bahasa Jerman Ziel Orientierte Projek Planung. Ketiga istilah tersebut mengacu pada proses pertemuan terstruktur yang akan disebut sebagai LFA.

Dokumen kerangka logis adalah matriks 4 kolom dengan 4 baris. Sel-sel matriks mengandung teks yang ringkas menggambarkan fitur yang paling penting dari suatu proyek. Jika proses yang benar (LFA) digunakan untuk mengembangkan isi logframe, dokumen akan mengungkapkan kualitas desain dan membuat kekurangannya dengan mudah terlihat.
Metodologi desain adalah proses yang ketat, yang jika digunakan sebagaimana dimaksud oleh penggagas konsep ini akan menerapkan disiplin logis pada tim perancangan proyek. Jika prosesnya digunakan secara berintegritas hasilnya akan menjadi desain proyek berkualitas tinggi. Metode ini bukan tanpa keterbatasan, namun sebagian besar bisa dihindari dengan menggunakan teknik yang hati-hati. Banyak hal yang bisa salah dalam tahap implementasi sebuah proyek, namun jika desainnya cacat, implementasi dimulai dengan cacat yang parah. Diagram peta pikiran sebagaimana di atas menunjukkan langkah-langkah khas dalam proses perancangan. Beberapa langkah tersebut adalah:

·               analisis situasi
·               analisis stakeholder
·               analisis masalah

Perlu dicatat bahwa salah satu penyalahgunaan logframe yang umum adalah merancang proyek terlebih dahulu dan mencoba untuk "mengisi" matriks kerangka logis sebagai sebuah pemikiran setelahnya. Ini akan mengalahkan keseluruhan tujuan kerangka logis dan metodologi perancangan.

Dimana logikanya?

Ada hubungan logis antara sel-sel matriks. Logika yang menghubungkan sel di kolom paling kiri, disebut sebagai logika vertikal; logika yang menghubungkan tiga kolom yang tersisa disebut sebagai logika horizontal.

Logika vertikal adalah hirarki tujuan proyek.

Logika horisontal menjelaskan:
·   bagaimana pencapaian tujuan akan diukur atau diverifikasi
·   bagaimana informasi ini
· apa faktor eksternal yang dapat mencegah manajer proyek dan staf mencapai tujuan tingkat berikutnya.

Analisis Situasi

Ini adalah dokumen yang menggambarkan situasi seputar masalah. Sumbernya bisa berupa studi kelayakan, laporan pra-penilaian, atau kompilasi yang dilakukan khusus untuk lokakarya desain proyek. Biasanya dokumen tersebut menggambarkan situasi masalah secara rinci, mengidentifikasi pemangku kepentingan dan menjelaskan dampak dari masalah terhadapnya.

Analisis Pemangku Kepentingan atau Partisipasi

Tahap ini merupakan analisis terhadap orang, kelompok, atau organisasi yang mungkin mempengaruhi atau dipengaruhi oleh masalah atau solusi potensial terhadap masalah tersebut. Ini adalah langkah awal untuk memahami masalahnya. Kita bisa mengatakan, tanpa orang atau kelompok kepentingan tidak akan ada masalah. Jadi untuk memahami masalahnya, pertama kita harus mengerti para pemangku kepentingan. Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengungkapkan dan mendiskusikan kepentingan dan harapan orang dan kelompok yang penting bagi keberhasilan proyek.

Analisa masalah

Jika tidak ada kesepakatan antara peserta mengenai pernyataan masalah, tidak mungkin akan ada kesepakatan mengenai solusinya. Oleh karena itu, tahap ini berusaha mendapatkan konsensus mengenai aspek-aspek terperinci dari masalah tersebut.
Prosedur pertama dalam analisis masalah adalah brainstorming. Salah satu contoh sederhana caranya adalah: semua peserta diundang untuk menuliskan ide masalah mereka pada kartu kecil. Peserta dapat menulis sebanyak mungkin kartu sesuai keinginannya. Para peserta kemudian mengelompokkan kartu atau mencari hubungan sebab-akibat antara tema pada kartu dengan mengatur kartu untuk membentuk pohon masalah. Maka masalah akan terurai lebih rinci dan terlihat hubungannya.

Analisis Tujuan

Pada langkah ini, pernyataan masalah diubah menjadi pernyataan objektif dan jika memungkinkan ke dalam pohon yang obyektif. Sama seperti pohon masalah menunjukkan cause-effect relationships, pohon tujuan menunjukkan means-end relationships. Hubungan akhir berarti menunjukkan cara dimana proyek dapat mencapai tujuan yang diinginkan atau kondisi yang diinginkan di masa depan. Seringkali ada banyak kemungkinan wilayah yang bisa menjadi fokus sebuah "intervensi" atau proyek pembangunan.

Analisis Alternatif

Pohon tujuan biasanya menunjukkan sejumlah besar strategi atau tautan akhir yang mungkin dapat berkontribusi pada pemecahan masalah. Karena akan ada batasan untuk sumber daya yang dapat diterapkan pada proyek, maka penting untuk memeriksa alternatif ini dan memilih strategi yang paling menjanjikan. Setelah memilih kriteria keputusan, ini diterapkan untuk memilih satu atau beberapa rantai tujuan akhir untuk menjadi serangkaian tujuan yang akan membentuk strategi proyek.

Perencanaan Kegiatan

Setelah menentukan tujuan, dan menentukan bagaimana mereka akan diukur dan di mana dan bagaimana informasi tersebut akan ditemukan kita sampai pada tahap perencanaan terperinci. Kami sekarang menentukan kegiatan apa yang dibutuhkan untuk mencapai setiap tujuan.

Dari mana Memulai?

Ini sedikit seperti masalah ayam dan telur. Sangat menggoda untuk dikatakan; Selalu mulai pada tahap analisis situasi, dan dari situlah menentukan siapa pemangku kepentingan. Argumen lain adalah bahwa para pemangku kepentingan menentukan masalahnya sehingga perlu dimulai dengan mengidentifikasi pemangku kepentingan. Setiap situasi masalah akan membutuhkan pendekatan yang berbeda.

Ke mana selanjutnya?

Langkah selanjutnya adalah perencanaan dan pelaksanaan implementasi.

...

Nikmati ratusan video tutorial  dalam bidang manajemen bisnis dan internet marketing yang powerful secara online, langsung melalui laptop atau smartphone Anda. Cara belajar baru di era digital! Kunjungi link berikut http://edubisnis.net/dap/a/?a=2489


Minggu, 28 Januari 2018

Cara Pelaksanaan Diklat di RSU Permata Madina Panyabungan

Penyelenggaraan pelatihan diusahakan sebisa mungkin mengikuti dasar-dasar umum pelatihan agar dapat bermanfaat bagi peserta dan dapat mencapai tujuan secara optimal. Dale Yoder, dalam bukunya Personal Principles and Policies, menyebutkan sembilan dasar yang berlaku umum dalam kegiatan pelatihan yaitu (1) Individual differences, (2) relation to job analysis, (3) motivation, (4) active participation, (5) selection of trainees, (6) Selection of trainers, (7) trainer’s of training, (8) training method’s dan (9) principles of learning (1962:235).

1.            Persiapan peralatan dan perlengkapan diklat internal.

a.            Proposal diklat,
b.            Daftar hadir peserta,
c.             Materi dan narasumber diklat,
d.            Tempat atau ruangan diklat,
e.            Perlengkapan, Transportasi, Konsumsi, dll.

2.            Koordinasi untuk pelaksanaan diklat yang tidak bisa dilakukan dengan diklat internal RSU Permata Madina Panyabungan.

a.            Nama atau materi diklat,
b.            Jadwal pelaksanaan,
c.             Biaya diklat,
d.            Persyaratan dan jumlah peserta yang dikirim diklat.

3.            Koordinasi dengan unit/instalasi untuk peserta yang akan dikirim diklat (baik diklat internal maupun eksternal).

4.            Koordinasi dengan bagian keuangan untuk biaya diklat.





Minggu, 21 Januari 2018

Tahapan Program Pendidikan dan Pelatihan di RSU Permata Madina Panyabungan

Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh Unit Personalia dan Diklat sepanjang tahun adalah penyusunan dan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan RSU Permata Madina Panyabungan. Tahapan penyusunan dan pelaksanaan program pelatihan ini dapat dipaparkan sebagai berikut.

a.            Identifikasi Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis)

Tahapan identifikasi kebutuhan untuk perencanaan program pelatihan merupakan tahapan paling awal yang dianggap paling penting karena menjadi penentu isi dari pelatihan. Dalam proses ini, perencanaan program pendidikan dan pelatihan (diklat) karyawan RSU Permata Madina Panyabungan menuju rumah sakit dengan fasilitas dan pelayanan terbaik dilakukan dengan beberapa cara.

Penilaian kebutuhan (need assessment) pelatihan merupakan langkah yang paling penting dalam pengembangan program pelatihan. Langkah penilaian kebutuhan ini merupakan landasan yang sangat menentukan pada langkah-langkah berikutnya. Dalam penilaian kebutuhan dapat digunakan tiga tingkat analisis yaitu analisis pada tingkat organisasi, analisis pada tingkat program atau operasi dan analisis pada tingkat individu. Sedangkan teknik penilaian kebutuhan dapat digunakan analisis kinerja, analisis kemampuan, analisis tugas maupun survey kebutuhan (need survey).

Informasi analisis kebutuhan yang dilakukan di tingkat organisasi didasarkan pada pertimbangan di tingkat manajemen yang kemudian diinstruksikan kepada Kepala Unit Personalia dan Diklat untuk ditampung dalam rencana program yang disusun. Sementara untuk analisis kebutuhan pelatihan di tingkat jabatan atau posisi, semua kebutuhan diklat terpusat pada Kepala Bagian/Bidang/Unit. Kabag/Kabid/Kanit melakukan observasi sendiri terhadap tugas-tugas yang dilakukan oleh staf pelaksana. Kebutuhan tersebut seperti mengajukan kegiatan diklat tahunan sehingga tidak berbeda pada program diklat karyawan menuju rumah sakit dengan pelayanan terbaik. Analisis kebutuhan yang terakhir adalah analisis kebutuhan pelatihan individu. Untuk kebutuhan individu, ada yang berupa pengembangan karir. Ada pula yang memang dilihat berdasarkan kebutuhan individu untuk menunjang pekerjaannya.

b.            Penetapan Tujuan Pelatihan

Menurut Cut Zurnali (2004), the goal of training is for employees to master knowledge, skills, and behaviors emphasized in training programs and to apply them to their day-to-day activities. Hal ini berarti bahwa tujuan pelatihan adalah agar para pegawai dapat menguasai pengetahuan, keahlian dan perilaku yang ditekankan dalam program-program pelatihan dan untuk diterapkan dalam aktivitas sehari-hari para karyawan. Pelatihan juga mempunyai pengaruh yang besar bagi pengembangan perusahaan.

Dalam tahap penetapan tujuan pendidikan dan pelatihan ini dilakukan oleh masing-masing unit maupun koordinator diklat, pada saat yang sama dengan  mengidentifikasi kebutuhan pelatihan. Penetapan tujuan pelatihan dapat dilakukan sekaligus karena ketika menemukan suatu kebutuhan maka tujuannya dapat langsung ditentukan dari kebutuhan tersebut.

Tujuan sangat penting karena berfungsi sebagai pemandu arah dari seluruh kegiatan diklat. Dalam hal ini ditetapkan tujuan diklat baik tujuan umum maupun tujuan khusus bagi setiap pelaksanaan diklat.

c.             Pemilihan dan Perancangan Program

Pemilihan dan perancangan program pendidikan dan pelatihan langsung dilaksanakan oleh Koordinator Diklat setelah menerima kebutuhan pelatihan melalui usul dari masing-masing unit. Setelah kebutuhan pelatihan sudah Koordinator Diklat rangkum dan kumpulkan, maka Koordinator Diklat akan memfasilitasi menyampaikan atau mengajukan usulan ke manajemen RS agar pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan segera dapat disetujui untuk dilaksanakan.

Mendesain atau merancang adalah faktor terpenting dalam membuat program diklat. Perencanaan diusahakan sebaik dan setepat mungkin agar menghasilkan program diklat yang optimal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia rumah sakit.

Merancang program diklat memang seharusnya mengacu pada sebuah model untuk memberikan langkah-langkah sistematik dan spesifik untuk kegiatan pelatihannya. Sistematik berarti metode pengidentifikasian, pengembangan, dan evaluasi teratur, mengatur target strategi untuk mencapai tujuan proyek. Spesifik berarti setiap elemen dari rencana perancangan instruksional perlu dilaksanakan dengan memperhatikan rinciannya. Model-model pelatihan tersebut proses dan langkah-langkahnya disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai, masalah-masalah yang ingin dipecahkan, metode atau strategi yang ingin digunakan.

d.            Pengembangan Kriteria Evaluasi

Perancangan evaluasi dari program pelatihan dilakukan dengan melihat efek apa yang terjadi setelah dilaksanakan pelatihan-pelatihan yang telah diprogramkan ini. Salah satu bentuk konkrit evaluasi yang dilakukan pada program pelatihan ini adalah adanya transfer knowledge oleh peserta pelatihan kepada rekan sekerja.



Minggu, 14 Januari 2018

Pentingnya Rencana Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat) di RSU Permata Madina Panyabungan

RSU Permata Madina Panyabungan merupakan salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Mandailing Natal dengan visi menjadi RS dengan fasilitas dan pelayanan terbaik di daerah Tapanuli Bagian Selatan yang memiliki keunggulan dalam memberikan pelayanan yang paripurna dengan didukung oleh teknologi kesehatan terkini, SDM profesional, informatif, ramah, dan bersahabat. Dengan adanya visi ini sebagai pencapaian yang ingin diraih rumah sakit, maka SDM RSU Permata Madina Panyabungan perlu memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan karakteristik tertentu yang menunjang. Pelayanan kesehatan paripurna yang berusaha diwujudkan oleh RSU Permata Madina Panyabungan.

Berangkat dari hal tersebut maka disimpulkan ada banyak hal yang perlu dioptimalkan dalam hal pelayanan yang baik itu, dalam hal pelayanan medis maupun non-medis. Untuk itu guna meningkatkan kualitas pelayanan, manajemen RSU Permata Madina Panyabungan dipandang perlu mencari pemecahannya salah satunya dengan mengadakan pelatihan yang programnya disusun oleh Unit Personalia dan Diklat RSU Permata Madina Panyabungan. Walaupun tidak semua permasalahan di rumah sakit dapat ditangani dengan mengadakan pelatihan sebagaimana menurut Wickens (2004), tetapi pelatihan dapat dianggap sebagai suatu langkah efektif dilihat dari sisi psikologis untuk terus belajar melakukan pekerjaan pada tingkatan yang ingin dicapai. Maka dari itu, Unit Personalia dan Diklat RSU Permata Madina Panyabungan membuat rencana program pendidikan dan pelatihan (diklat) setiap tahun guna menjawab tantangan pelayanan prima sebagai rumah sakit berkelas yang ada di wilayah Tapanuli Bagian Selatan.


Minggu, 07 Januari 2018

Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Karyawan di RSU Permata Madina Panyabungan

Rumah sakit merupakan salah satu organisasi pelayanan kesehatan yang merupakan lembaga non-profit dengan 3 ciri khasnya yaitu padat modal, padat karya dan padat teknologi. Saat ini rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan masyarakat terus berlomba untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien yang datang sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Rumah sakit sebagai organisasi yang padat karya yang melibatkan tenaga kerja dalam jumlah besar harus mampu memperlakukan tenaga kerja sebagai aset dari rumah sakit. Tenaga medis maupun non-medis di rumah sakit yang bekerja dengan kompetensinya masing-masing merupakan bentuk pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Pynes dan Lombardi (2011) mengemukakan bahwa seluruh sumber daya manusia yang ada di rumah sakit merupakan lini terdepan yang membangun hubungan dengan pasien serta berperan untuk membentuk persepsi masyarakat terhadap rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal, tenaga kesehatan perlu memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang keahliannya. Kompetensi adalah karakteristik dan kualitas yang dibutuhkan oleh seseorang agar dapat berhasil dalam melaksanakan suatu pekerjaan (Pynes, 2011). Setiap bidang keahlian di rumah sakit memiliki kompetensi masing-masing yang telah disesuaikan dengan deskripsi kerja yang harus dijalankan. Salah satu wujud pengembangan kompetensi dapat dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan SDM. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mendefinisikan pelatihan kerja sebagai keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta mengembangakan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, etos kerja pada tingkat keahlian dan keterampilan tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Untuk mendukung kegiatan pengembangan kompetensi SDM, terutama pada organisasi pelayanan kesehatan, yang dalam hal ini adalah rumah sakit, diperlukan suatu sistem manajemen pelatihan dan pengembangan karyawan. Fungsi manajemen yang mengelola pelatihan dan pengembangan karyawan di RSU Permata Madina Panyabungan berada di lingkup tugas dari Unit Personalia dan Diklat  RSU Permata Madina Panyabungan.

Selasa, 02 Januari 2018

Selamat Tahun Baru 2018



Selamat menjemput tahun 2018 dengan mindset positif dan optimisme.

Semoga di tahun 2018 ini, kita semua bisa menjadi :

Be more creative
Be more resilient
Be more grateful
Be more remarkable
Be richer
Be kinder
Be happier

Amin..