Selasa, 20 Januari 2009

Berusaha Mencapai Keunggulan


Ada satu hal yang selalu ingin saya lakukan dalam hidup ini, yakni berusaha mencapai keunggulan. Saya berusaha dengan tekun dan terus menerus guna mencapai keunggulan dalam hidup. Saya selalu berusaha untuk menjaga pengembangan diri, yaitu dengan meningkatkan kualitas dalam aspek keimanan, akhlak, dan hubungan dengan sesama. Dari sini, berusaha mencapai keunggulan dalam hidup itu saya bagi atas 3 aspek penting, yaitu :

Pertama, saya selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan,

Kedua, saya berusaha untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan dalam bidang tertentu produktivitas, dan efektivitas dalam pekerjaan atau profesi, dan

Ketiga, saya selalu berusaha untuk meningkatkan hubungan yang positif dengan orang lain.

Saya punya keyakinan perjalanan hidup seorang manusia akan sangat terkait dengan aspek keimanan ini. jika kehidupan manusia tidak di bangun di atas aspek ini, maka kehidupannya tidak akan berarti. Tanpa aspek ini pula, manusia tidak dapat memanfaatkan segudang pengetahuan dan kepandaiannya yang dimilikinya.

Allah swt telah menggambarkan kondisi orang-orang yang tidak memenuhi kehidupannya dengan aspek keimanan ini dalam firman-Nya,

Katakanlah, “Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” merekalah orang-orang yang telah sia-sia perbuatanya dalam kehidupan dunia ini, tetapi mereka menyangka telah berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan dia, maka terhapuslah amalan-amalan dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka  pada hari Kiamat. (al- Kahfi [18] : 103-105)

Keunggulan yang saya cari itu mungkin saja terletak pada hal-hal yang besar dan terkadang pada hal-hal yang kecil. Misalnya, jika terkait dengan hal memilih spesialisasi atau bidang yang ditekuni, saya memusatkan konsentrasi pada bidang tersebut, melakukannya secara sempurna, serta kemampuan untuk mengetahui hal-hal baru.

Sedangkan yang terkait dengan hubungan-hubungan dengan sesama manusia. Ini termasuk hal terpenting dalam agama yang saya yakini, yakni Islam, bahkan ia termasuk merupakan substansi dari agama itu, sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat, “agama adalah hubungan dengan sesama”.

Pekerjaan dapat diubah atau diganti dengan pekerjaan lain, tetapi keluarga dan kerabat tentu tidaklah dapat diganti. Ada sebuah hadits Rasulullah saw yang dapat dijadikan sebagai dasar pijakan, “Bergaullah dengan manusia dengan cara yang kamu harapkan mereka juga menggunakannya ketika bergaul denganmu.”

Saya yakin bahwa substansi yang sebenarnya dari kebahagiaan terdapat pada upaya membiasakan diri dengan kebiasaan tersebut dan memfungsikannya dengan benar. Seperti yang dikatakan oleh orang-orang bijak, bahwa kebahagiaan memiliki tiga sumber yang ada dalam kehidupan manusia:

1.       Ridha Allah SWT,
2.       Melakukan pekerjaan dengan sempurna dan menyelesaikan segala urusan satu persatu,
3.    Membantu orang lain dengan cara menjaga etika dalam bergaul dengan orang lain, berbuat baik kepadanya, dan mengorbankan sebagian waktu, usaha dan harta untuk kepentingannya.

Wallahu A’lam Bi As-Shawaab..

Tidak ada komentar: