Wahai diriku, Alangkah
seringnya ketika nasehat-nasehat diperdengarkan kepadamu, seringkali muncul
dalam dirimu suatu kesadaran spontan, namun beberapa waktu kemudian hatimu
kembali mengeras dan membatu.
Wahai diriku,
Imam ibnu Al Jauzy berkata, nasehat itu laksana cemeti, ketika seseorang habis
dipukuli dengan cemeti itu, ia seringkali tak merasa sakit. Ketika mendengar
nasehat, adakalanya Ia sedang berada dalam kondisi jiwa dan pikiran yang baik.
Ia diam dan menghadirkan hatinya. Akan tetapi, tatkala kembali disibukkan
dengan urusan dunia, penyakit lamanya kambuh kembali.
Wahai diriku,
milikilah kesadaran tinggi untuk bisa mengatasi hal itu. Milikilah tekad yang
kuat untuk kokoh berpegang pada prinsip yang sudah engkau yakini, lalu berjalanlah
tanpa menoleh-noleh lagi.
Wahai diriku,
janganlah engkau selalu terseret-seret oleh kelalaian akibat pengaruh tabiat
dirimu, padahal nasehat-nasehat itu masih mempengaruhi dirimu untuk beramal. Tetapi
janganlah pula laksana cabang pohon yang goyah diterpa hembusan angin. Ia tak
terpengaruh apa-apa, hanya sekadar mendengar, laksana batu-batu yang diam.