Sabtu, 15 Maret 2014

Pemilu Legislatif 2014 Indonesia: Menuju Demokrasi yang Lebih Matang

Pemilu Legislatif 2014 di Indonesia telah menandai tonggak penting dalam perjalanan demokratisasi negara ini. Pemilihan umum tersebut memperkenalkan sistem proporsional terbuka yang membawa perubahan besar dalam politik Indonesia. Dalam esai ini, kita akan membahas dampak positif dari sistem ini, yang secara keseluruhan telah membawa harapan dan optimisme dalam pengembangan demokrasi di Indonesia.

1. Peningkatan Partisipasi Politik

Sistem proporsional terbuka yang diperkenalkan pada Pemilu Legislatif 2014 telah membuka pintu lebar bagi partisipasi politik warga negara. Sebelumnya, partai politik dominan mengendalikan perwakilan di parlemen, dan caleg yang independen atau dari partai kecil memiliki akses yang sangat terbatas. Dengan adanya sistem ini, setiap caleg dari partai manapun memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan kursi di parlemen. Hal ini telah mendorong banyak individu yang berbakat dan berkualitas untuk terlibat dalam politik, memperkaya perwakilan politik di Indonesia.

2. Peningkatan Diversitas dalam Parlemen

Salah satu aspek paling penting dari sistem proporsional terbuka adalah peningkatan diversitas dalam parlemen. Kehadiran perwakilan dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk perempuan, minoritas etnis, dan pemuda, telah meningkat secara signifikan. Ini menciptakan lingkungan politik yang lebih inklusif dan mewakili berbagai segmen masyarakat, yang penting dalam memperjuangkan kepentingan semua warga negara.

3. Kontrol Lebih Besar pada Partai Politik

Meskipun sistem ini memberikan kesempatan lebih besar bagi caleg independen, tetapi tetap mempertahankan kendali pada partai politik. Ini menjaga stabilitas dalam pembentukan pemerintahan dan kebijakan, sambil memberikan dorongan untuk partai-partai politik untuk memperbaiki penawaran mereka kepada pemilih. Hasilnya, partai politik harus lebih responsif terhadap aspirasi masyarakat dan berkompetisi dalam memberikan solusi terbaik untuk masalah-masalah bangsa.

4. Peningkatan Akuntabilitas dan Transparansi

Sistem proporsional terbuka juga mendorong partai politik untuk menjadi lebih akuntabel dan transparan dalam proses seleksi caleg. Mereka harus memilih caleg yang benar-benar mewakili visi dan nilai mereka. Sebagai hasilnya, pemilih memiliki akses yang lebih baik untuk menilai kualifikasi dan program dari setiap caleg, dan ini memungkinkan pemilih untuk membuat keputusan yang lebih informan dan cerdas saat memilih wakil mereka.

Pemilu Legislatif 2014 di Indonesia adalah langkah besar menuju demokrasi yang lebih matang. Sistem proporsional terbuka telah membawa dampak positif yang signifikan, termasuk peningkatan partisipasi politik, diversitas dalam parlemen, kendali yang lebih besar pada partai politik, dan peningkatan akuntabilitas serta transparansi. Meskipun ada tantangan dan masalah yang perlu diatasi, kita memiliki alasan untuk optimis tentang masa depan demokrasi di Indonesia. Dengan melanjutkan memperkuat sistem ini dan melibatkan seluruh warga negara dalam proses politik, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik dan lebih demokratis untuk Indonesia.

Kamis, 06 Maret 2014

Pikiran dan Karakter


"Seperti yang dipikirkan manusia di dalam hatinya, demikian juga dia". Jumlah pikiran kita adalah karakter kita. Karakter kita mempengaruhi kondisi dan keadaan hidupnya. Setiap tindakan muncul dari pikiran - bahkan tindakan dianggap spontan dan tidak direncanakan.

Bertindak adalah mekar pikiran, dan sukacita dan penderitaan adalah buahnya.

Hukum sebab dan akibat ada di dunia pikiran, bukan hanya alam. Karakter yang mirip Tuhan adalah hasil dari pikiran seperti Tuhan. Karakter yang bagus adalah hasil dari pikiran yang menyebalkan. Manusia dibuat atau tidak dirapikan oleh pikirannya sendiri, yang bisa menghancurkannya atau membangunnya. Manusia menjadi tuan dari "rumah tangga" pikirannya, dengan penerapan, analisis diri dan pengalaman.

Emas dan berlian hanya ditemukan dengan banyak pencarian dan penambangan. Demikian pula, seorang kita harus menggali jauh di ranjau jiwanya untuk menemukan setiap kebenaran yang berhubungan dengan keberadaannya.

Seorang kita harus mengawasi, mengendalikan dan mengubah pikirannya - melacak efeknya pada dirinya sendiri, orang lain, dan kehidupan dan keadaannya. Dengan melakukan itu, dia akan membuktikan pada dirinya sendiri bahwa dia adalah pembuat karakter, kehidupan dan takdirnya sendiri.