Sabtu, 03 Juli 2021

Jejak Pertemuan Awal

Hari itu seperti biasa saya menjalankan tugas sebagai staf personalia di perusahaan. Langit pagi cerah, dengan angin sepoi-sepoi yang menghembuskan hawa segar. Saya sedang berada di depan pos security, memeriksa beberapa dokumen masuk ketika dia muncul. Wanita itu, dengan langkah mantap dan senyum yang hangat, datang membawa sebuah amplop cokelat berisi surat lamaran pekerjaan.

Penampilannya sederhana namun memikat. Dia mengenakan pakaian sopan dan bersih, memberi kesan rapi dan profesional. Matanya menatap langsung dengan kepercayaan diri, tapi ada kelembutan yang tersirat di sana. Ketika dia menyapa, suaranya terdengar ramah namun tegas, memecah keheningan pagi dengan nada yang menyenangkan.

“Selamat pagi, Pak. Saya ingin menyerahkan surat lamaran pekerjaan,” katanya sambil mengulurkan amplop tersebut.

Saya menerima amplop itu dengan hati-hati, memastikan untuk tidak mengabaikan setiap detail kecil. Sambil mencatat namanya dan nomor kontaknya di buku log, saya melirik sekilas ke arahnya. Ada sesuatu yang berbeda tentangnya. Entah bagaimana, aura yang dia bawa membuat saya merasa bahwa ini bukan sekadar pertemuan biasa.

“Terima kasih, Mbak. Kami akan menghubungi Anda dalam beberapa hari untuk wawancara,” ujar saya dengan nada formal.

Dia mengangguk dan tersenyum, lalu berlalu pergi. Tapi entah kenapa, langkahnya meninggalkan jejak di pikiran saya. Saya terdiam sejenak, memandangi amplop yang baru saja dia serahkan. Nama yang tertulis di sudutnya terasa begitu asing namun mengundang rasa penasaran.

Saat itu, saya tidak bisa memungkiri adanya perasaan yang perlahan muncul — ketertarikan yang belum bisa saya definisikan. Apakah ini hanya kebetulan belaka? Atau mungkin semesta sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar dari apa yang bisa saya bayangkan?

Amplop itu menjadi lebih dari sekadar dokumen. Itu adalah awal dari sebuah cerita, sebuah jendela kecil menuju kemungkinan yang belum terungkap. Saya tidak tahu bagaimana semua ini akan berjalan, tapi satu hal yang pasti: hari ini, saya telah bertemu seseorang yang, entah bagaimana, menggetarkan hati saya.

Sabtu, 26 Juni 2021

Impermanence


Di hidup ini, segala sesuatunya “datang & pergi”. Tidak kekal. Impermanence.

Nyenengin-nyebelin. Ramai-sepi. Bertemu-berpisah. Gembira-sedih. Tertawa-menangis. Muda-tua. Sehat-sakit. Hidup-mati.

Saya tidak menolak impermanence, karena semakin ditolak semakin kita menderita nanti jadinya. Ku hanya bisa belajar menerimanya meskipun itu tidak mudah.

Jumat, 11 Juni 2021

Bondar ngada Gadu


Bondar baya ngada gadu
Naisuan di rodang-rodang
Pala bonggal baya ngada lalu
Ngada tartontang mata ni dongan..

Bondar baya ngada gadu
Panyiborangan ni siri-siri
Pala bonggal baya ngada lalu
Tudia doma au mambuang diri..

Rabu, 14 April 2021

Diklat Emergency Neonatus


Unit Personalia dan Diklat RSU Permata Madina Panyabungan mengadakan Diklat Internal Emergency Neonatus yang diselenggarakan pada hari Selasa-Rabu13-14 April 2021 di Aula Saung RSU Permata Madina Panyabungan dengan Pemateri dr. Bambang Herianto, MM.

Senin, 29 Maret 2021

Kebahagiaan Dimulai Dari Pikiran

 


Kebahagiaan tidak dimulai dari hubungan, liburan, pekerjaan… atau pilihan. Ia dimulai dengan pikiran kita dan apa yang kita katakan pada diri kita hari ini. Ingatlah tentang kebenaran ini. Dan ingatkan diri bahwa pelajaran terbaik mutlak yang kita pelajari dalam hidup adalah pelajaran yang kita pelajari berulang kali. Pikiran manusia membutuhkan banyak pengingat proaktif untuk beroperasi secara efektif.

Selasa, 09 Maret 2021

Milad

Ulang Tahun selalu mengingatkan pada kematian dan kegembiran yang dipaksakan...

Selasa, 16 Februari 2021

Adamu Bahagia Buatku


Terkadang secangkir kopi suka menggodaku utk mengungkapkan isi hati yg bergejolak dan menyeruak keluar menyingkap gelap dan suramnya malam..


Tahukah engkau betapa pentingnya engkau ada..

Aku bagaikan kegelapan malam..

Betapa engkau laksana bulan yang ada utk meneranginya..

Aku bagaikan api yang membara..

Betapa engkau laksana air yang mendinginkannya

Aku bagaikan siang yang menyibukkan..

Betapa engkau laksana malam yg menenangkan..

Adamu adalah bahagia buatku..

Dan tiadamu hanya akan menjadi duka bagiku..


Sabtu, 16 Januari 2021

Belajar dari Kekecewaan

Ntah sudah berapa kali mengalami rasa kecewa di masa lalu. Kadang rasanya usaha kita seperti tidak dihargai oleh orang-orang tertentu di sekitar kita. Namun, bagiku bukan berarti tidak ada  kesadaran dan pelajaran yang bisa diambil dari  pengalaman itu.

Rasa kecewa adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan. Saat kita merenung tentang berapa kali kita telah mengalami rasa kecewa di masa lalu, mungkin kita merasa terbebani oleh perasaan tersebut. Kadang-kadang, usaha dan dedikasi kita tampaknya tidak mendapatkan penghargaan atau pengakuan dari orang-orang di sekitar kita. Namun, meskipun terasa sulit, penting untuk diingat bahwa setiap pengalaman membawa pelajaran berharga.

Ketika usaha kita tampaknya tidak dihargai oleh orang lain, ini bisa menjadi panggilan untuk merefleksikan tujuan kita dan alasan mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan. Mungkin kita telah terlalu fokus pada pengakuan eksternal, sedangkan penghargaan terbesar seharusnya datang dari dalam diri kita sendiri. Kekecewaan ini bisa menjadi titik awal untuk lebih menghargai pencapaian pribadi kita, terlepas dari apakah orang lain mengakui atau tidak.

Di balik rasa kecewa, terdapat pelajaran berharga tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita. Kita bisa mempertanyakan apa yang dapat kita pelajari dari situasi tersebut: apakah ada kesalahan yang bisa diperbaiki, apakah ada cara untuk meningkatkan komunikasi, atau apakah kita perlu mengevaluasi harapan kita? Kekecewaan mengajarkan kita tentang daya tahan, ketekunan, dan kemampuan untuk beradaptasi dalam menghadapi tantangan.

Selain itu, pengalaman kecewa juga dapat membantu kita untuk lebih empati terhadap orang lain. Kita menjadi lebih peka terhadap perasaan mereka dan bisa memberikan dukungan yang lebih besar kepada mereka yang mengalami kesulitan serupa. Ketika kita merasakan sendiri betapa tidak menyenangkan dan menghancurkannya rasa kecewa, kita cenderung lebih berusaha untuk mencegah orang lain mengalami hal serupa.

Dalam menghadapi kekecewaan, penting untuk menjaga sikap positif dan terbuka terhadap pertumbuhan. Meskipun saat itu terasa sulit, ada banyak hikmah yang bisa diambil dari pengalaman-pengalaman tersebut. Jika kita mampu melihat jauh melampaui rasa kecewa, kita akan menemukan bahwa pengalaman itu adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan menuju pertumbuhan dan kedewasaan.

Akhirnya, setiap kali kita merenungi tentang berapa kali kita telah mengalami rasa kecewa di masa lalu, kita harus mengingat bahwa kehidupan adalah perjalanan yang penuh dengan puncak dan lembah. Kekecewaan adalah bagian alami dari proses tersebut, dan kita memiliki kekuatan untuk tumbuh dan belajar dari setiap pengalaman. Dengan sikap yang positif dan tekad untuk meraih pelajaran berharga, kita bisa mengubah kekecewaan menjadi batu loncatan menuju kesuksesan dan kesejahteraan yang lebih besar.

Minggu, 20 Desember 2020

Musikalisasi Puisi | Angin - A.A Widarta | Dinda Putri Dinata


Kadang hidup lebih seperti angin..

Datang dari belakang, membantumu melaju. 

Kadang dari depan, menghentikan langkahmu. 

Kadang dari samping, sekedar ingin menggoyahkan. 

Kadang dari atas ketika ingin buatmu tetap di tanah. 

Entah dingin ataupun hangat, entah kering ataupun lembab.
.
Seperti angin yang kau hadapi, jika ringan coba tuk dinikmati. 

Jika terlalu kencang, menepi sejenak. 

Sesekali dalam hidup membuat rencana ulang itu tak masalah.
.
@a.a.widarta

Jumat, 11 Desember 2020

Pilkada Usai, Kembali Urus Pandemi


Tahapan paling penting sekaligus paling ditunggu dalam Pilkada Serentak 2020, yakni pemungutan suara telah berlangsung. Kita patut bersyukur, tahapan itu terlaksana dengan lancar dan aman di tengah pandemi covid-19.

Kepada yang kalah, terima kekalahan dengan lapang dada. Tak perlu ada protes secara berlebihan, tak perlu melakukan unjuk rasa yang hanya akan membuka peluang tersebarnya virus korona. Kompetisi pilkada sudah selesai, saatnya kita semua kembali bersinergi menghadapi krisis multidimensi akibat pandemi.

Sabtu, 05 Desember 2020

Tak Sekadar Asa



Mengapa harus membayangkan sesuatu..

Jikalau asa hanya akan sekadar asa..

Ketika harap hanya tinggal harap..

Dan bermimpi hanya untuk sakit ketika tersadar..

Yang penting adalah menjadi..

Sejauh mana upaya berlaku..

Sebesar apa pengorbanan diri..

Agar mimpi berwujud nyata..

Jumat, 04 Desember 2020

Tawa dalam Kesempitan

"Manusia tertawa jika dia terjepit dalam situasi antara logika dan kenyataan yang berbenturan tanpa dia dapat menguasainya."

(Romo Mangun)

Ya. Hanya itu yang dapat dilakukan jika terjebak di antara dua keadaan kontras tanpa tahu harus berbuat apa untuk mengatasinya. Tertawa. Menertawakan diri dan keadaan. Sekadar penyembuhan diri dari kepeningan yang timbul atau ekspresi keputus-asaan karena tidak mampu mencarikan solusi penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.


Selasa, 01 Desember 2020

Musikalisasi Puisi | Penantian di Beranda Hati - Khairul F. Sean


PENANTIAN DI BERANDA HATI

 

Siang ini

Kulihat dirimu

Melintas di depan mataku

Menembus hantaran surya

Nan redup terhalang mendung

Aih...!

Selarik cahya membias di wajahmu

Menyeruak ke relung hatiku

Seketika kehangatan menjalari tubuh

Tetapi itu hanya sekilas

Selebihnya sungguh membuatku terpesona

Kala kerling bola matamu membias indah di benakku

Lantas engkaupun berlalu

Setelah menuliskan cerita cinta di hatiku

Sayup-sayup

kudengar suara dari balik gempita sukma

Tunggu aku

Di beranda hatimu

Begitu katamu

 

By

Khairul F. Sean Nasution

Panyabungan, 26 September 2020


Kamis, 26 November 2020

Pembusukan Moral Negara


Pembusukan moral negara ini akan sempurna bilamana para pejabat dan institusi kenegaraan menyalahgunakan fungsinya dalam rangka melayani kepentingan para sindikat partikelir. Sekitar setengah abad lalu, Bung Hatta mewanti-wanti agar negara ini tidak jatuh ke tangan sindikalisme yang akan membuat republikanisme ini tersungkur di bawah kendali mafioso. Malangnya, drama demi drama yang dipertontonkan para pejabat publik dalam kaitan dengan masalah korupsi akhir-akhir ini mendekati kekhawatiran "bapak bangsa" itu, bahwa republik ini terjerembap oleh karena "merajalelanya sindikalisme". (Yudi Latif, Perspektif, Gatra Nomor 25 Beredar Kamis, 29 April 2010)

Senin, 16 November 2020

Melihat Cara Pandang Kelompok Pendukung Calon Bupati


Terkait dengan masa kampanye pilkada Madina, saya melihat pendukung petahana dan pendukung perubahan masih belum lepas dari kungkungan sudut pandang atau kacamata yg sama.. 

Masih sama-sama memiliki cara pandang yang mengutamakan kepentingan kelompok, bukan masyarakat secara luas..

Tidak adakah paradigma lain..?

Minggu, 15 November 2020

Pilih yang Terbaik di antara yang Baik


Saya membaca sebuah postingan seorang sahabat di media sosial berupa himbauan atu seruan terkait dengan Pilkada Madina. Sahabat ini menyeru agar masyarakat jangan memilih kandidat yang akan merusak Madina ke depan.

Pernyataan seperti tidak salah. Wajar saja mengingatkan masyarakat agar sadar bahayanya apabila salah pilih. 

Namun, pernyataan seperti itu juga dapat dinilai tendensius karena mengarahkan pikiran kita kepada pilihan-pilihan yg tersedia itu ada yg buruk dan bersifat merusak. Apakah benar kita berada dlm situasi seperti itu? Bukankah kita seharusnya saat ini sedang dalam keadaan harus memilih pilihan-pilihan yg merupakan para putra-putri terbaik di daerah?

Sabtu, 14 November 2020

Musikalisasi Puisi | Corona - Nur Hayati


Berikan aku sedikit ruang

Aku ingin bernafas

Atau Aku akan terdiam kaku sendiri

Jangan sekarang

Aku ingin menikmatinya lebih lama

Sedikit saja

Dua atau empat puluh tahun lagi

Sini Aku akan menggandengmu

Kau yang mampu memisahkan tangan yang selama ini terulur erat

dan mengabaikan pelukan-pelukan hangat

Sekarang?

Aku bahkan tidak bisa mencium baunya keringatku ini

Karena kau telah datang

Kusambut dengan riang

Aku akan tetap berjuang

Agar kau hilang

Corona


- Nur Hayati - 


Sabtu, 07 November 2020

Perang Pendukung Pragmatis

Bagaimana masyarakat bisa mempelajari dan memilih kandidat yg layak jika para pendukungnya lebih sibuk saling menyerang. Bukan dalam hal substansial yg berkaitan dengan visi dan program pula yg diperdebatkan, tapi malah saling menuding dengan berorientasi proyek. 

Apakah pertimbangan kita utk memilih hanya didasarkan pada keuntungan pragmatis kelompok semata?

Kamis, 05 November 2020

Indonesia Pulih dari Pandemi Covid-19 Tahun 2022?

Dari berbagai media massa baik cetak dan online beberapa hari lalu ada berita atau kabar yang cukup viral mengenai pandemi Covid-19, yakni Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla yang memperkirakan, butuh waktu hingga 2022 agar Indonesia pulih dari pandemi Covid-19.

Perkiraan kalkulatif Wakil Presiden RI dua Presiden itu didasarkan pada ketersediaan vaksin sekitar pertengahan 2021. Untuk keperluan vaksinasi, diperlukan waktu sekitar satu tahun untuk 70 persen populasi.

Mudah-mudah penyediaan vaksin ini berjalan lancar tanpa kendala apa pun. Agar kita segera pulih dari keadaan yang serba terbatas dan tak normal ini. 

Selasa, 03 November 2020

Toleransi yang Tidak Mudah

Dari luar negeri, dunia dibuat ramai karena pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron terkait kartun Nabi Muhammad SAW. 

Indonesia turut mengecam pernyataan Presiden Perancis yang melukai perasaan lebih dari dua miliar umat Islam di seluruh dunia.

Kebebasan berpikir dan kebebasan kultural memang adalah satu hal yang harus dijunjung dengan sikap saling menghargai, toleransi dan damai.

Namun, mengharapkan kebebasan berpikir dan kebebasan kultural berjalan seiring dengan sikap saling menghargai, toleransi dan damai, tampaknya bukan hal mudah di Perancis yang mengagung-agungkan sekularisme (laicite).

Fakta bahwa peristiwa ini berulang adalah bukti ketidakmudahan itu dan dunia dipaksa menerima akibatnya.

Selasa, 20 Oktober 2020

Kedamaian dalam Secarik Kertas

 


Entah mengapa kalau sedang iseng ingin corat-coret kertas, saya atau pun mungkin orang lain juga cenderung melukis suasana desa yang mencakup sawah, sungai, gunung, pepohonan rindang, dan udara sejuk permai? Apa mungkin karena pemandangan semacam itu memiliki daya tarik estetika yang kuat dan memberikan rasa kedamaian serta ketenangan bagi banyak orang?

Lukisan suasana desa memang biasanya mencerminkan keindahan alam dan sederhananya kehidupan pedesaan. Ini bisa menjadi pelarian dari kehidupan perkotaan yang sibuk dan stres. Selain itu, lukisan semacam itu juga sering kali mengingatkan orang pada kenangan indah atau menghadirkan perasaan nostalgia akan masa lalu atau pengalaman pribadi mereka yang menyenangkan.

Lukisan memang dapat menggambarkan suasana hati pelukisnya. Seni lukis sering kali menjadi bentuk ekspresi diri bagi pelukisnya. Saat melukis suasana desa atau pemandangan alam lainnya, pelukis dapat memindahkan perasaan dan emosi mereka ke dalam karya seni mereka. Perasaan gembira, kesedihan, ketenangan, atau bahkan kegelisahan dapat tercermin dalam pemilihan warna, goresan kuas, dan penggunaan elemen visual lainnya dalam lukisan. Sebaliknya, jika mereka memiliki suasana hati yang sedih atau cemas, mungkin karya seni mereka akan mencerminkan perasaan tersebut dengan menggunakan warna-warna yang lebih gelap atau elemen visual yang lebih dramatis.

Namun demikian, tidak selalu setiap lukisan mencerminkan secara langsung suasana hati pelukisnya. Beberapa lukisan mungkin dibuat dengan tujuan artistik tertentu, menggambarkan konsep atau ide tertentu, atau mungkin mencoba mengkomunikasikan perasaan atau pesan kepada penonton tanpa benar-benar mencerminkan perasaan pelukisnya. Atau.. hanya iseng aja sih.

Rabu, 14 Oktober 2020

Melipat Masa Lalu



jika masa lalu kerap diingat
itu bisa membunuh semangat
kegagalan yang pernah menyendat
itu bisa memutuskan tekad

berkas masa lalu hanya patut dilipat
disimpan dan ditutup rapat
ikat dengan tali yang kuat
Usah lagi diganggu gugat 

jangan menyimpan dendam kesumat
jangan biarkan ia berkarat
semuanya harus dibabat
walau terasa sulit dan berat

jangan hidup dalam mimpi buruk yang lewat
jangan berada dalam payung gelap, suram, dan pekat
ingat alam ini berhukum sebab akibat
siapa berbuat dia akan mendapat

jaga pikiran jernih dengan penuh niat
moga semua laku memberi manfaat
sadar diri akan hakikat
mendapat bahagia sepanjang hayat

Panyabungan, 13 Oktober 2020

Sabtu, 10 Oktober 2020

Pengesahan UU Cipta Kerja Mengejutkan

Pengesahan UU Cipta Kerja pada 5 Oktober tengah malam (midnight enactment) mengejutkan publik. Tidak saja karena dalam sejarah ketatanegaraan "pekerjaan politik" tengah malam selalu dekat dengan penyimpangan, tetapi juga pengesahan tengah malam UU Cipta Kerja menjungkir-balikan perspektif publik terhadap gambaran kinerja DPR dan Pemerintah dalam pembentukan undang-undang. Biasanya DPR dan Pemerintah lamban dalam membuat undang-undang. Bahkan undang-undang yang jelas-jelas dibutuhkan rakyat malah ditunda pembahasannya. Kenapa UU Cipta Kerja yang prosedur pembentukan dan materi pasal-pasalnya banyak bermasalah terburu-buru disahkan sampai menyita waktu istirahat anggota dewan dan menteri-menteri yang terhormat.

Begitu banyak telaah ilmiah yang mengeritik kehadiran UU Cipta Kerja tapi pembuat UU bergeming. Lalu dianggap apa sesungguhnya partisipasi publik yang diharuskan menurut Pasal 96 UU No. 12 Tahun 2011 jo UU No. 15 Tahun 2019 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Segitunya tidak ingin mendengar publik berperan. Untuk siapa UU Cipta Kerja ini kalau rakyat sendiri tidak didengarkan.

UU Cipta Kerja ini dahsyat sekali bahkan nilai-nilai konstitusional yang diatur UUD 1945 juga diabaikan. Kata Pasal 18 ayat (5) UUD 1945 menyatakan bahwa pemerintah daerah dijalankan dengan otonomi seluas-luasnya kecuali terhadap kewenangan yang ditentukan sebagai kewenangan pusat. Ternyata UU Cipta Kerja menarik semuanya ke pusat dengan ratusan Peraturan Pemerintah yang menjadi turunan UU Omnibus Law ini. Peran pemerintahan daerah dikerdilkan. Bahkan pendapatan asli daerah bisa berkurang sebab UU inisiatif Presiden Jokowi ini.

Berbagai kalangan juga melihat Hak-hak buruh pun diambil alih dengan menyerahkan melalui Peraturan Perusahaan. Bagaimana relasi buruh dan perusahaan bisa adil jika buruh diwajibkan mematuhi aturan perusahaan yang dibentuk oleh pebisnisnya. Jangankan hak manusia, hak lingkungan hidup pun diabaikan. Itu namanya makan tebu dengan akarnya. Habis semua manis hidup berepublik dihisap pembuat UU Cipta Kerja.

Hatta: Tanggung Jawab Moril Kaum Intelegensia “...karena semua dipandang mudah dengan semangat avonturir mengalahkan rasa tanggung jawab, timbullah anarki dalam politik dan ekonomi serta penghidupan sosial. Dengan akibatnya yang tidak dapat dielakkan: korupsi dan demoralisasi.”

Senin, 05 Oktober 2020

Resesi dan Cara Menghadapinya

 


Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu memastikan Indonesia masuk ke jurang resesi tahun ini.

Resesi ekonomi 2020 menjadi momok menakutkan bagi dunia. Resesi menjadi ancaman besar yang sulit dihindari Indonesia imbas dari pandemi virus covid-19.

Apa itu resesi?

Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi sering diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau, kebalikannya, meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi. Resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut depresi ekonomi. Penurunan drastis tingkat ekonomi (biasanya akibat depresi parah, atau akibat hiperinflasi) disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).

 Apa yang harus dilakukan?

Dikutip dari laman Liputan6.com dan dari berbagai sumber, inilah hal yang harus dilakukan saat resesi melanda, apa saja ya?

Singkirkan utang

Bagian utama dari melindungi diri jika terjadi resesi adalah melunasi utang. Jika memungkinkan, segera lunasi semua utang. Namun jika tida, lunasi sebanyak yang Anda bisa. Utang tersebut di antaranya berupa kartu kredit, pinjaman, hutang medis atau jenis pembiayaan lainnya.

Saat resesi, tidak menutup kemungkinan akan kehilangan pekerjaan dan nilai investasi yang turun. Tentu Anda akan disibukan dengan pengelolaan keuang jika terjadi penurunan pendapatan. Oleh karenanya, tanggungan utang saat resesi bisa memperburuk kondisi keuangan Anda.

Pantau pengeluaran dan kencangkan anggaran

Langkah yang perlu dilakukan selanjutnya adalah memisahkan kebutuhan dari keinginan. Dengan cara ini, Anda akan lebih mudah menghemat uang untuk hal yang tidak penting. Mereka yang memiliki kesempatan untuk memotong pengeluaran akan lebih mampu menghindari kemunduran selama masa sulit.

Siapkan dana darurat berupa uang tunai

Saat resesi terjadi, mungkin akan lebih sulit mencari pekerjaan baru untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga. Sehingga dana darurat perlu disiapkan untuk meghadapi segala kemungkinan.

Dana darurat berbentuk uang tunai penting dipersiapkan guna mencegah masalah keuangan. Pentingnya dana darurat ini akan terasa apabila terjadi kejadian yang tidak diinginkan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Jadi mulailah untuk menjual barang yang sudah tidak digunakan. Serta berhenti membeli barang atau berlangganan layanan yang dirasa tidak terlalu dibutuhkan. Alihkan uang tersebut untuk dana darurat Anda.

Terus membangun jaringan

Untuk memastikan Anda terlindungi jika ekonomi turun, maka jangan lupa untuk terus membuat koneksi profesional baru. Misalnya, suatu ketika Anda datang ke sebuah acara dan memberi kartu nama ke seseorang. Bisa jadi orang itulah yang bisa membantu Anda terkait pekerjaan saat masa resesi. Bukankah kita tidak pernah tau siapa dan darimana bantuan akan datang? Oleh karenanya, teruslah membangun jaringan baru dengan orang lain.

Bisnis sampingan

Bisnis sampingan baik online maupun offline bisa membantu Anda untuk mendapat penghasilan tambahan atau bahkan tabungan. Kelebihan lainnya, pemasukan dari bisnis sampingan tersebut akan sangat membantu jika sewaktu-waktu harus kehilangan pekerjaan.

Mulai berinvestasi

Investasi merupakan tabungan jangka panjang. Investasi ini sama pentingnya dengan dana darurat. Jika dana darurat nantinya tidak bisa menutup kekurangan keuangan, tabungan investasi bisa digunakan. Daripada harus menjual barang-barang saat membutuhkan biaya, baiknya mulai alihkan uang tunai Anda untuk berinvestasi.

Anda tidak perlu panik ketika pasar saham mulai turun. Sebaliknya mengambil beberapa saham lagi dengan harga yang lebih rendah untuk mendapatkan keuntungan ketika segala sesuatunya mulai membaik lagi. Namun ingat, perhatikan terlebih dahulu kabar ekonomi terkini dan lakukan riset sederhana saat hendak memutuskan untuk berinvestasi.

Membangun aset intelektual

Selain mengelola keuangan, aset intelektual ini juga sangat berguna saat terjadi resesi. Saat Anda memiliki kemampuan lebih, baik dibidang yang sedang digeluti saat ini atau dibidang yang berbeda, akan sangat menguntungkan diri sendiri nantinya. Anda bisa memperoleh beragam kemampuan lebih dengan mengikuti kursus, pelatihan atau seminar.

Jumat, 25 September 2020

Kuyakin Kebahagiaanku Sendiri

Aku memang tidak bisa banyak bicara..

Tapi kuyakin diam dan refleksi diri adalah sumber pencerahan batin.. 

Aku memang tidak punya kecerdasan dan kepintaran lebih..

Tapi kuyakin kemauan utk belajar teruslah yg akan akan meningkatkan level hidup.. 

Aku memang bukan orang berada..

Tapi kuyakin kemauan berbagi dan memberi sesuai kemampuan akan membawa rasa tenang di hati.. 

Aku memang bukan orang tanpa kesedihan..

Tapi aku tapi kuyakin dengan tertawa ku bisa mencipta kebahagiaanku sendiri.. 

Aku memang bukanlah penyair dan orang bijak..

Tapi kuyakin dengan dengan mengabaikan omong kosong org lain kubisa hidup tenang dan damai..


Malamun Lasiak Rata



malamun lasiak rata..

naioban tu parjagalanan..

malungun manyiak do ulala..

Patunda ni dongan saparmayaman..

Kamis, 10 September 2020

Vaksin Lokal Covid-19 Diproduksi Massal Pertengahan 2021


Indonesia mengembangkan vaksin yang diprediksi akan tersedia pada 2021 nanti. Saat ini terdapat beberapa jenis calon vaksin virus Corona (Covid-19) yang mulai diujikan kepada manusia.

“Dari 15 tahapan yang harus dipenuhi, saat ini calon vaksinasi Indonesia telah berhasil melalui delapan tahapan. Akan menuju ke tujuh langkah berikutnya, dimana proses yang berikut ini membutuhkan waktu yang lebih lama,” kata Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro, di BNPB Jakarta, Selasa (7/7/2020).

Menurut Reisa, setidaknya ada beberapa vaksin dalam tahap uji klinis pada saat ini.

Selengkapnya : https://bit.ly/3fbFQ1s


Rabu, 09 September 2020

Kisruh APD Tenaga Kesehatan


KISRUH pengadaan alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan terjadi sejak awal pandemi. Sebanyak 2 juta alat pelindung menumpuk dan tak tersalurkan ke berbagai daerah. Di tengah kebutuhan yang mendesak, Kementerian Kesehatan malah menunjuk perusahaan yang tak punya pengalaman memproduksi peralatan itu. Disebut-sebut ikut menyebabkan tumbangnya tenaga kesehatan.

Minggu, 06 September 2020

New Normal tanpa Protokol


Satu per satu kantor pemerintahan ditutup karena karyawannya terpapar COVID-19. Hal ini dinilai ironis karena pemerintah mempromosikan new normal yang intinya adalah penerapan protokol.

Sabtu, 05 September 2020

Sense of Crisis, Pandemi Covid, Pilkada 2020


Selandia baru tunda pemilu. Lantaran ada lonjakan 49 kasus baru. Padahal, jumlah kasus di negeri ini relatif kecil: total 1782 kasus dan kematian 24 orang. Di Indonesia berapa kasus dan kematian, kok nekat Pilkada?

Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Presiden telah mengingatkan segenap jajaran pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 melalui tiga klaster, yakni klaster perkantoran, klaster keluarga, dan klaster Pilkada.

Pilkada serentak tidak boleh menjadi cluster baru penyebaran Covid-19. Protokol kesehatan hrs diterapkan dengan ketat di setiap tahapan pilkada. Panitia harus mengintensifkan koordinasi dg paslon, penegak hukum dan masyarakat. Semua pihak harus mentaati demi keselamatan bersama.

Mengapa Pilkada di tengah bencana harus ditunda? Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan rakyat hrs fokus, butuh anggaran besar & sudah banyak yg berguguran. Doa untuk mereka yg sdh mendahului kita.