Di hidup ini, segala sesuatunya “datang & pergi”. Tidak kekal. Impermanence.
Kumpulan aksara sebagai jejak perjalanan menembus ruang dan waktu dalam mengeksplorasi diri dan dunia.
Sabtu, 26 Juni 2021
Impermanence
Rabu, 05 Agustus 2020
Hidup itu Tanpa Makna?
Ketika Anda bertemu lagi dengan seorang eksistensialis, tanyakan eksistensialis macam apa dia. Ada banyak jenis eksistensialisme seperti yang dikemukakan oleh para pemikir terkenal. Beberapa yang paling terkenal antara ian seperti Jean-Paul Sartre, Simone de Beauvoir, dan Albert Camus.
Albert Camus lahir di
Mondovi (sekarang Deraan), Aljazair, 7 November 1913 – meninggal di
Villeblevin, 5 Januari 1960 pada umur 46 tahun, adalah seorang penulis/filsuf
Prancis kelahiran Aljazair. Seringkali ia digolongkan sebagai seorang penulis
eksistensialis, tetapi kemungkinan ia lebih tepat disebut sebagai seorang
absurdis. Camus adalah seorang keturunan Spanyol.
Pada tahun 1957 ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Sastra. Ia teman Jean Paul Sartre, seorang sastrawan eksistensialis dan Simone de Beauvoir. Ia meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil di Villeblevin pada 5 Januari 1960.
Menurut Camus, hidup manusia itu absurd. Letak absurditasnya
adalah (1) di satu sisi manusia hidup mengarah/menuju pada masa depan sementara
(2) di sisi lain, masa depan itu makin mendekatkan manusia pada kematian.
Karena menghadapi absurditas itu, manusia sering kali melakukan
"salto", atau dengan kata lain melarikan diri, dengan (1)
menenggelamkan diri pada agama atau ideologi tertentu atau (2) bunuh diri.
Baik "salto" ke dalam agama atau ideologi maupun melakukan bunuh diri ditolak oleh Camus sebagai solusi dari absurditas hidup manusia. Solusi yang ditawarkannya adalah melakukan pemberontakan atas hidup (revolt). Maksudnya, menghadapi hidup dengan berani tanpa perlu takut pada bahaya kematian yang bisa datang setiap saat tanpa diketahui.
Pelajaran TED-Ed animasi di atas menjelaskan peristiwa sejarah dan pengalaman pribadi yang membawa Camus pada pandangan dunianya.
Selasa, 24 April 2018
Apakah Buddhisme itu Agama atau Filsafat
Buddhisme itu praktik psikologis, filosofis dan kontemplatif yang mengembangkan pikiran, semangat, jantung, moral dan niat ke arah yang mendukung kesejahteraan dari yang lain dan akhirnya diri kita sendiri karena bergantungan (keterkaitan fundamental).
Sabtu, 09 Mei 2015
Filsafat dan Aku: Merenung di Antara Kopi dan Kehidupan
Hari ini aku kembali duduk di sudut kedai kopi favoritku, menyeruput secangkir hitam pekat sambil menatap hujan yang turun perlahan. Di sela-sela kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan, aku sering bertanya pada diri sendiri: mengapa aku melakukan ini semua? Apa makna di balik rutinitas yang kadang terasa hampa?
Aku tak pernah mengira bahwa filsafat, yang dulu kupikir hanya milik para pemikir besar seperti Socrates atau Nietzsche, ternyata begitu dekat dengan kehidupanku. Filsafat, bagiku, adalah seni bertanya dan berani mencari jawaban, meskipun kadang tanpa kepastian.
Dalam kehidupan sehari-hari, filsafat mengajarkanku untuk tidak menerima segala sesuatu begitu saja. Ketika media sosial dibanjiri berita simpang siur, filsafat melatihku untuk berpikir kritis sebelum percaya. Saat menghadapi perbedaan pendapat, ia membimbingku untuk tidak asal menghakimi, tetapi mencoba memahami sudut pandang orang lain.
Lebih dari itu, filsafat memberiku ruang untuk merenung dan menemukan makna di balik setiap kejadian. Ketika merasa gagal atau tersesat, aku ingat pepatah dari filsuf Stoik, Epictetus: "Bukan kejadian yang mengganggu kita, melainkan cara kita menafsirkannya." Dengan begitu, aku belajar menerima hidup dengan lebih tenang.
Filsafat bukan sekadar teori di buku-buku tebal, melainkan
teman dalam perjalanan hidupku. Ia hadir di setiap pertanyaan sederhana—tentang
kebahagiaan, keadilan, hingga arti keberadaanku sendiri. Dan di sinilah aku
sekarang, membiarkan pikiranku mengembara di antara kopi yang mulai dingin dan
dunia yang tak pernah berhenti berputar.
Minggu, 01 Februari 2015
Menemukan Kembali Rasa Cinta
Sabtu, 14 Mei 2011
Teori-Teori Keadilan
Keadilan dalam arti luas adalah prinsip bahwa orang menerima apa yang pantas mereka terima, dengan interpretasi tentang apa yang kemudian dianggap "layak" yang dipengaruhi oleh berbagai bidang, dengan banyak sudut pandang dan perspektif yang berbeda, termasuk konsep kebenaran moral berdasarkan etika, rasionalitas, hukum, agama, kesetaraan dan keadilan.
Sabtu, 09 April 2011
Penguasa Filsuf
Plato dalam bukunya The Republic, menyampaikan dialog tentang Socrates dan ajarannya tentang jiwa seseorang yang memiliki tiga bagian – akal, roh dan keinginan.
Sabtu, 13 Maret 2010
Pengaruh dan Karya-Karya Mazhab Frankfurt
Pengaruh intelektual dan fokus teoritis generasi pertama teoritikus sekolah Frankfurt dapat diringkas sebagai berikut:
Senin, 01 Maret 2010
Metode Dialektik
The Institute juga berusaha memformulasi dialektika sebagai metode konkrit. Penggunaan metode dialektik seperti itu dapat ditelusuri kembali ke filsafat Hegel, yang mengandung dialektika sebagai kecenderungan gagasan untuk dilewatkan ke negasinya sendiri sebagai akibat konflik antara aspek-aspek kontradiktif yang melekat padanya. Bertentangan dengan mode pemikiran sebelumnya, yang melihat hal-hal dalam abstraksi, masing-masing dengan sendirinya dan seolah-olah diberkahi dengan sifat-sifat tetap, dialektika Hegelian memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan ide-ide menurut gerakan mereka dan perubahan waktu, serta menurut interelasi dan interaksi mereka.
Sabtu, 27 Februari 2010
Teori kritis dan kritik terhadap ideologi
-
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanju...
-
Ada dua istilah, yakni Logical Framework (LF atau Logframe) dan Logical Framework Approach (LFA) yang terkadang membingungkan. LogFr...
-
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tah...