Minggu, 30 Agustus 2020

Selasa, 25 Agustus 2020

Gedung Terbakar, Habis Perkara?


Gedung utama Kejaksaan Agung hangus terbakar ketika Korps Adhyaksa tengah menangani perkara besar, termasuk kasus dugaan suap Joko Tjandra untuk sejumlah jaksa. Spekulasi tentang nasib berkas perkara tetap mencuat, meski Kejaksaan menjamin keamanannya.

Senin, 24 Agustus 2020

Secangkir Kopi Menanti Senja

 


Sore ini terasa begitu damai. Duduk di antara hamparan tanaman hijau, aroma tanah bercampur daun-daunan menyatu dengan angin yang lembut. Di hadapanku, secangkir kopi hitam mengepul, hangatnya melawan dinginnya udara yang mulai terasa.

Aku memandang sekitar. Tanaman-tanaman ini, tumbuh dengan subur di dalam polybag yang berbaris rapi. Mereka adalah simbol dari kesederhanaan dan harapan. Kehidupan tumbuh dari tangan-tangan yang penuh cinta. Aku pun teringat bagaimana semuanya dimulai, dari benih kecil yang kemudian menjadi ladang hijau yang hidup ini.

Di kejauhan, matahari mulai turun perlahan, semburat jingga mulai menghiasi langit. Aku menikmati setiap tegukan kopi, membiarkan rasa pahit manisnya menyatu dengan suasana hati yang tenang. Sesekali, angin bertiup, membelai dedaunan dan rambutku. Rasanya, seperti dunia ingin memberiku jeda sejenak dari segala hiruk-pikuk.

Aku bertelanjang kaki di atas tanah, merasakan dinginnya yang menembus. Di bawah sinar senja, semuanya terasa begitu sederhana, begitu dekat dengan alam. Tidak ada suara bising kendaraan, tidak ada dering telepon, hanya ada suara alam dan detak jantungku yang tenang.

Secangkir kopi ini bukan sekadar minuman. Ia adalah teman dalam perenungan, medium untuk mengingat apa yang penting dalam hidup. Aku memikirkan perjalanan, usaha, dan segala yang telah aku lewati. Dalam diam, aku bersyukur.

Senja mulai tenggelam, membawa serta keindahan hari ini. Aku tahu, esok akan datang dengan cerita baru. Namun, sore ini, secangkir kopi dan keheningan alam adalah pengingat bahwa kebahagiaan sejati sering kali terletak pada hal-hal yang sederhana.

Minggu, 23 Agustus 2020

Target Ambisius Ekonomi 2021


PEMERINTAH mempertahankan kebijakan defisit anggaran di atas 3 persen dari produk domestik bruto pada 2021 sebagai kelanjutan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional. Belanja digenjot untuk mendorong target pertumbuhan ekonomi yang dipatok di kisaran 4,5-5,5 persen. 

Apakah target ini tidak terlalu ambisiu di tengah masih lesunya konsumsi masyarakat, investasi, dan belanja negara saat ini?

Jumat, 14 Agustus 2020

Bantuan Subsidi untuk Pekerja Swasta

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan menapis data 15,72 juta pegawai swasta bergaji di bawah Rp 5 juta yang bakal menerima bantuan pemerintah. Tanpa data akurat, subsidi Rp 600 ribu per bulan untuk meningkatkan daya beli - agar mengungkit perekonomian nasional yang tengah lesu - itu berpotensi salah sasaran.

Selasa, 11 Agustus 2020

Pembelajaran Jarak Jauh yang tidak Efektif



Program pembelajaran jarak jauh secara daring (online) yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak berjalan efektif. Para murid, orang tua, dan guru di banyak daerah kelimpungan menjalaninya karena minimnya akses Internet, ketiadaan gawai, hingga harga paket data yang tak terjangkau. Bagaimana pemerintah mengatasi persoalan ini agar kegiatan pendidikan bisa terus berjalan di tengah pandemi?

Senin, 10 Agustus 2020

Riset dan Inovasi yang tertinggal


Indonesia masih tertinggal dalam urusan riset dan inovasi. Dibanding negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia, keberpihakan pemerintah berupa anggaran riset dan inovasi nasional terbilang kecil. Pemerintah juga belum terbiasa mendasarkan kebijakannya pada kajian lembaga penelitian. Melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional, pemerintah mencoba menyatukan kekuatan dengan dunia akademik dan industri serta membentuk ekosistem pengetahuan.

Rabu, 05 Agustus 2020

Hidup itu Tanpa Makna?


Ketika Anda bertemu lagi dengan seorang eksistensialis, tanyakan eksistensialis macam apa dia. Ada banyak jenis eksistensialisme seperti yang dikemukakan oleh para pemikir terkenal. Beberapa yang paling terkenal antara ian seperti Jean-Paul Sartre, Simone de Beauvoir, dan Albert Camus. 

Albert Camus lahir di Mondovi (sekarang Deraan), Aljazair, 7 November 1913 – meninggal di Villeblevin, 5 Januari 1960 pada umur 46 tahun, adalah seorang penulis/filsuf Prancis kelahiran Aljazair. Seringkali ia digolongkan sebagai seorang penulis eksistensialis, tetapi kemungkinan ia lebih tepat disebut sebagai seorang absurdis. Camus adalah seorang keturunan Spanyol.

Pada tahun 1957 ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Sastra. Ia teman Jean Paul Sartre, seorang sastrawan eksistensialis dan Simone de Beauvoir. Ia meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil di Villeblevin pada 5 Januari 1960.

Menurut Camus, hidup manusia itu absurd. Letak absurditasnya adalah (1) di satu sisi manusia hidup mengarah/menuju pada masa depan sementara (2) di sisi lain, masa depan itu makin mendekatkan manusia pada kematian. Karena menghadapi absurditas itu, manusia sering kali melakukan "salto", atau dengan kata lain melarikan diri, dengan (1) menenggelamkan diri pada agama atau ideologi tertentu atau (2) bunuh diri.

Baik "salto" ke dalam agama atau ideologi maupun melakukan bunuh diri ditolak oleh Camus sebagai solusi dari absurditas hidup manusia. Solusi yang ditawarkannya adalah melakukan pemberontakan atas hidup (revolt). Maksudnya, menghadapi hidup dengan berani tanpa perlu takut pada bahaya kematian yang bisa datang setiap saat tanpa diketahui.

Pelajaran TED-Ed animasi di atas menjelaskan peristiwa sejarah dan pengalaman pribadi yang membawa Camus pada pandangan dunianya.


Sabtu, 01 Agustus 2020

12 Ilmu Penting Dalam Kehidupan

Dalam kehidupan kita, banyak hal-hal penting yang perlu kita pelajari. video ini menjelaskan 12 ilmu penting dalam kehidupan menurut Tung Desem Waringin.

Simak dan share video ini untuk keluarga dan kerabat Anda!




#TungDesemWaringin #TDW


Senin, 27 Juli 2020

Selamatkan PLN atau Regulasi Listrik Nasional?



Bukan sekadar PLN yg perlu diselamatkan tapi regulasi listrik nasional. bagaimana misalnya jika dihapus monopoli PLN, biarkan swasta dan asing masuk agar tercipta persaingan yg sehat sehingga konsumen diuntungkan karena bisa memilih yg paling baik dan paling murah? Apakah itu mungkin?

https://kumparan.com/kumparanbisnis/nasib-pln-utang-menggunung-dan-terancam-kolaps-1tsS2HG1fCf?utm_source=kumDesktop&utm_medium=copy-to-clipboard&utm_campaign=share&shareID=OPMn4B1xB8JZ

Jumat, 17 Juli 2020

Lelah Merangkai Kata



Kadang merangkai kata itu memang capeknya melebihi aktifitas fisik.. mungkin karena kata kata bukanlah produk si jasad fisik saja.. tapi juga tubuh ruhani.. jd double capeknya. Tubuh ruhani capek konsepnya.. tubuh jasad capek ngeluarin wujud formalnya..

Jumat, 10 Juli 2020

Musim Pilkada (Lagi)



Tiba lagi musim pilkada. Di medsos mulai riuh tetang pencalonan-pencalonan. Aku teringat pertanyaan seorang kawan di medsos beberapa tahun lalu. Kalau ga salah menjelang Pilkada kab. Madina 2010 lalu. Seringkali ia bertanya mengapa ada banyak tokoh yang ingin turun lamgsung ikut berkompetisi dalam pilkada. Apa yang menjadi alas an mereka harus ikut jadi calon bupati katanya. Apa rupanya yang sudah mereka berikan pada daerah ini? Dan modal apa yang mereka miliki untuk mencalon? Aku mencoba menjawab seperti berikut.


1. Mengenai alasan utk menjadi calon bupati,

Menurut pendapat saya adalah karena ada suatu visi tertentu yg ada dalam diri si calon tersebut yg berhubungan dengan peran, tugas, dan tanggung jawab yg dapat diberikan oleh seorang yg mengemban tugas sebagai bupati di suatu kabupaten.

Sebagai kepala daerah seorang bupati akan memiliki kewenangan-kewenangan tertentu terkait dengan segala aspek pemerintahan di daerah. dengan kewenangan-kewenangan itu seorang bupati tentu dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam mengelola daerahnya. dan hal itu akan menyentuh aspek-aspek tertentu dalam masyarakat (barangkali aspek-aspek tertentu inilah yg ingin dimajukan, dibangun, atau  disejahterakan menurut cita-citanya itu. 

Apabila visi atau cita-cita itu adalah menurutnya terkait dengan peran, tugas, dan wewenang sebagai bupati, atau sederhananya tugas itu hanya bisa dijalankan apabila menjabat sebagai bupati, maka seseorang yg mempunyai visi tertentu dan merasa mampu utk memajukan masyarakat di daerahnya itu (mudah-mudahan demikian) tentu lebih dapat mewujudkan visinya itu apabila ia berperan sebagai bupati. itulah sebabnya ia mau dan berusaha utk memperoleh peran tersebut. 

2. Mengenai apa yg sudah diberikan,

Apabila kita telah mengetahui suatu latar belakang calon tertentu, track record, pengalaman, dan apa-apa yg sudah dilakukan utk masyarakat dan daerah, tentu kita lebih mudah utk memutuskan apakah calon tersebut memang layak dan pantas utk diamanahi dalam jabatan tertentu.

Namun, saya jg berpikiran bahwa seseorang itu tidaklah mutlak harus diketahui dulu apa yg sudah diberikannya baru kemudian ia berhak mencalonkan diri utk jabatan tertentu. sepanjang ia merasa mampu dan didasari niat yg benar serta maka sah-sah saja ia berusaha utk itu. dan barangkali dan semoga ketika ia berperan dalam posisi atau jabatan itulah ia dapat memberikan apa yg dapat ia berikan itu utk masyarakat atau daerahnya.

Bukankah masyarakat bisa melihat pada visi, misi, dan program yg ditawarkan oleh calon tersebut. apabila program-program itu menurut masyarakat cukup relevan, memadai, sesuai dengan apa yg dibutuhkan, dan mampu dilaksanakan tentu masyarakat akan memilih. semoga memang demikian. Meskipun ada juga yg beranggapan dalam masyarakat bahwa calon-calon tersebut hanya menawarkan mimpi-mimpi dan tak akan terwujud. tugas masyarakatlah utk turut berpartisipasi, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan pemerintahan daerah itu.

3. Mengenai modal yg dimiliki,

Modal itu tentu adalah visi, cita-cita, semangat, dan harapan yg dimiliki oleh calon tersebut, serta kemauan dan kemampuan dan dukungan utk menjalankannya. tanpa suatu cita-cita tertentu lalu apa yg akan disampaikannya kepada masyarakat, tanpa kemampuan tertentu lalu bagaimana ia akan melaksanakannya, dan tanpa dukungan tertentu lalu bagaimana ia bisa mengusahakannya sendiri.

Wallahu a'lam

Selasa, 07 Juli 2020

Mencintai Kopi



"Maaf yaa.. Aku bukan pecinta kopi." Begitu katamu ketika kuajak ngopi di kafe teduh di sudut kota yang biasa kita kunjungi..
Ya. Aku juga tak sedang merayumu untuk mencintai secangkir kopi itu.. namun jika dirimu mau memahaminya itu pun sudah memberi bahagia padanya.. sebahagia org yang meminumnya meskipun pahit namun tak sepahit derita kehidupan.. meskipun hitam tapi tak sekelam hati yg dirundung pilu..

Senin, 15 Juni 2020

Ikan Cucut di Kayu Laut


Keta dik e manjalai ikan cucut..

Manjalaina sampe tu kayulaut..

Ulang be adik dabo buncut..

Bope baut tai nida les imut..

 

Pala kehe tu kayulaut..

Mangan ita dot ingkayu nairepus..

Ulang ho adik be buncut..

Takok usibit jolo upulos marpelus..

 

Aso aso dapot di kayulaut..

Ima ibaen jadi pangaronca..

Aso pe antong ho angkon nabuncut..

Na so do iba ison mambaca baca..

 

Nga uboto sayurmatinggi..

Tu sidimpuan ido boluson..

Nga mangua be anggi i..

Buncut maho abiskon sabornginon..

 

Bope anggi naso marbaut..

Padati i totop do marroda..

Bope songon ikan cucut..

Les totop doho imut uida..

 

(Panyabungan, 14/06/20 22.29)

Selasa, 09 Juni 2020

Mau jadi Apa?


Nanti sepuluh tahun lagi, Aku jadi apa ya?” Begitu pertanyaanmu malam itu..

Tak ada yang tahu kita seperti apa kedepannya.. Aku juga tak punya kemampuan meramal.. Aku hanya ingat beberapa ajaran yang pernah kubaca atau kudengar:

Menurut  keyakinan  Tao : biarkan hidupmu mengalir. Hidup ini seperti aliran air atau sungai. Ikuti saja arusnya kemana membawamu pergi.

Menurut  keyakinan Buddha : hiduplah sepenuhnya di momen detik ini. Tak perlu khawatir dgn momen lalu dan momen akan datang.

Menurut keyakinan Barat : aktualisasikan dirimu sebagaimana yg kau inginkan. Dream it. Kejar. Raih.

Menurut keyakinan Timur : engkau hanya bagian kecil dr alam semesta. Pelajari peranmu sebegai apa. Penuhi peranmu sebagaimana seharusnya.

Menurut Darma/Karma/Reinkarnasi : kikis terus, hapus terus, sampai habis karmamu di kehidupan sebelumnya. Agar semakin sempurna dan suci dirimu di kehidupan lebih lanjut. Kehidupan sekarang adalah saat ujiannya, jadi hari demi hari haruslebih baik dr hari sebelumnya.

Menurut para Sufi : naiklah terus, tahap demi tahap, maqom demi maqom, stingkat lebih tinggi dari sebelumnya sampai makrifat mengenal siapa kamu dan siapa Tuhanmu.

Jadi.. 10 tahun lg jd apa? Kamu hanya harus memenuhi peranmu yg seharusnya dgn lebih baik.

Jd pribadi yg baik. Profesional yg hebat. Insan yg meraih mimpinya. Sesuai apa yang bisa diraih dalam rentang waktu itu.

(Panyabungan, 08/06/20 20.33)

Kamis, 04 Juni 2020

Gubuk di tengah Gerimis


“Yaahh hujan ya..!” Kataku begitu merasakan gerimis mulai melanda di sore kemarin itu..

“Disini ngga bang..” Jawabmu.. mengherankan aku.

“Lho.. tapi deras ini lho. Emang kamu dimana?” tanyaku lagi penuh penasaran. Kok bisa ga ada hujan disitu pikirku.

“Di hati abang kan..?” Jawabmu lagi dengan lembut.

Duhh, aku jadi kelepek-klepek mendengarnya. Tapi aku lagi kehujanan ini. Aku khawatir hatiku juga turut  kehujanan (halah). Bagaimana kamu bisa ada disitu klo disitu juga hujan (heuheu).

Ah, biar kupersilakan saja “Hehe tentu saja.. Bisakah dikau berteduh disitu.. Di hatiku yang dilanda gerimis.. Bersabarlah.. Mungkin  sebentar lagi akan reda.. Maaf hanya ada gubuk lama yang sedikit reot dan goyah tempat untukmu berteduh disitu.. Moga hujan segera berhenti.”

“No problem. Everything will be better.” Jawabmu. Ucapan yang segera meredakan hujan dan menumbuhkan bunga-bunga indah semerbak di taman hatiku..

(Panyabungan, 03/06/20 17.36)

Momen


“Bagaimana kamu bersikap terhadap peristiwa-peristiwa sebelumnya? Apa yang kamu pikirkan sekarang?" Tanyamu padaku siang yang terik ini sambil menikmati jus segar di kantin

Ya, terkadang peristiwa pahit yang dialami memang membuat kita merasa berat dan ragu-ragu untuk melangkah. Rasanya hidup ini tidak adil, terlalu banyak peristiwa mengecewakan yang datang silih berganti.

"Aku coba lepaskan semua beban, hati, dan pikiran agar menjadi ringan untuk menikmati setiap jengkal kehidupan. Aku puas menjalani hidup dan menerima kondisi apapun yang terjadi." Jawabku.

“Kamu selalu menghargai setiap momen ya?” Tanyamu lagi..

"Ya. Kucoba bersyukur dengan apapun yang menimpa kita selama ini, menikmati setiap momen dengan ketulusan ini." Jawabku lagi sambil teringat dengan konsep momen.

Ada satu cara pandang terhadap momen yang menarik dalam salah satu ajaran. Lihatlah tiap detik hidupmu sebagai momen momen katanya. Hidup itu adalah momen-momen. Setiap momen berdiri sendiri. Momen detik ini adalah sekarang ini. Bukan momen yang telah berlalu. Bukan momen yg akan datang. Kita diciptakan untuk mengisi tiap momen dengan sepenuhnya. Tanpa harus terikat momen lalu dan terbebani momen akan datang. Hiduplah di momen yang sedang kamu jalani. Momen lalu biar berlalu. Momen akan datang bila tiba masanya.

(Panyabungan, 03/06/20 12.08)

Rabu, 03 Juni 2020

Ulang Dokon Sisa-Sisa

Ulok anggi marbisa..

Namonjap di rawa rawa..

Ulang dok anggi sisa sisa..

Na ondope torbit baya di roa..

 

Pala kehe amu tu poken donok..

Tabusi abit baen parompa..

Ulang paingot be au naonok..

Arana i madung do au lupa..

 

Mardalan anggi motor tu rao..

Naipalaluna tu pakan baru..

Mardalan ma au tujolo..

Manjalai hangoluan nabaru..

 

(Panyabungan, 27/05/20 12.15)

Sebait Puisi Menunggu Kantuk

"Kenapa berpuisi lagi? Tidurlah. Istirahat." Begitu komentarmu melihat postinganku malam tadi.

"Iya. Ga pa2. Sebentar lagi ku akan tidur." kubalas pesanmu singkat sembari pikiranku terus berputar, mengkhayal, bergoncang ingin membuncahkan isinya.

Kutulis sebait puisi untuk menunggu kantuk..

Menguras kata kata keluar dari bak pikiranku yg sudah melimpah menggenangi akal..

Mengosongkan pikiran barangkali meringankan beban akal..

Agar ku terlelap dengan isi pikiran yang baru..

Bak pikiran akan kuisi dengan tetesan air akal yang segar..

bagai telaga berisi mimpi dan angan masa depan yang lebih baik..


(Panyabungan, 02/06/20 00.12)

Sabtu, 30 Mei 2020

Mikimmu Mambaen Au Pingsan

Hum tu hutabangun dope bolusonku..

Madung sosak ulala tu sidimpuan..

Hum mikim pe ho dosar taroktokku..

Mur ma tata ho aropku aupe pingsan..


(Panyabungan, 30/05/20 08.02)

Minggu, 24 Mei 2020

Lebaran, Cinta, dan Kata-Kata



Ada hal yang paling aku suka dari lebaran, seperti saat ini, yakni kata-kata yang tiba-tiba jatuh cinta pada setiap orang. Dan, tidak pula bertepuk sebelah tangan. Orang-orang pun mencintai kata-kata.

Aku pun pengen mengucapkan kata-kata ini:

Selamat hari raya Idul Fitri 1441 H. Mohon maaf lahir dan Batin.


Sabtu, 23 Mei 2020

Kopi, Musik, dan Desiran Angin

Dari tadi antri menunggu giliran potong rambut.Ditemani secangkir kopi. Dan musik tapsel madina yg sungguh menggugah hati. Thanks kopi dan musik, serta desiran angin malam yg membantuku menyingkap malam dengan seuntai dua untai kata kata..

(Panyabungan, 22/05/20 21.56)

Puisi MENGGAPAI TAJALLI oleh: Khairul F.Sean

Negara, Rakyat, dan Korona


Satu-satunya langkah paling nyata yang kita lakukan untuk menyelesaikan masalah korona adalah dengan berpendapat.

Rakyat berpendapat pemerintah gagal menangani korona, dan pemerintah berpendapat rakyat belum memiliki kesadaran pribadi untuk menghentikan laju penyebaran korona.

Jumat, 22 Mei 2020

Memandang Masalah

Ketika mendebatkan suatu masalah. Aku berusaha untuk meletakkannya sesuai porsinya. Aku ceritakan sebagai situasi/keadaan, yg sedang terjadi. Kemudian cara pandangku. Bukan pembelaanku atau seranganku. Dan memberikan kesempatan pada org lain yg mendengar utk memberi penilaiannya sendiri. Baik utk disimpan sendiri atau utk disampaikan kembali padaku.

(Panyabungan, 20/05/20 00.58)

Kamis, 21 Mei 2020

Walau Berat tapi Hadapi

Sebenarnya berat sekali. Rasa "berat" nya ada di berbagai sisi dan lini. Kasus berat. Tapi kucoba meletakkannya sebagai fakta/realita yg memang sedang terjadi dan hrs dihadapi secara logis. Bisa saja "rasanya" memalukan karena ini terjadi, tapi kadang terpikir jg ini memang hrs terjadi.


(Panyabungan, 20/05/20 00.51)

Selasa, 12 Mei 2020

Definisi itu sempit

Mengapa dikau memaksakanku mendefinisikannya.. sungguh definisi itu amat terbatas dan distortif. Amat jauh keluasan yg terkandung di dalam konsep tersebut mestinya sebelum didefinisikan. Tapi akibat definisi itu ia tersempitkan..

11/05/20 23.52 

Sabtu, 02 Mei 2020

Pendidikan Dasar untuk Semua

Negara wajib menyediakan pendidikan dasar buat semua warganya. Apakah negara sudahsanggup melakukannya? Belum. Jauh. Kelompok masyarakat serta ormaslah yang telah membantu negara menjalankan kewajibannya, juga guru-guru non-PNS yang bayarannya tak seberapa. Dan negara sering lupa terhadap mereka. 

Selamat Hari Pendidikan!